7. Mati Lampu

18.7K 1.8K 35
                                    

"Ma, jangan pergi, ma! Ma, bawa aku juga ma!" Gery Adiwijaya saat itu berumur tujuh tahun. Anak kecil yang berlari mengejar ibunya yang mendorong koper berisi baju.

Grace menghentikan langkah saat merasakan bajunya datarik-tarik oleh Gery. Wanita itu menunduk, mendapati sosok anaknya yang terlihat menyedihkan, memohon dengan air mata yang berlinang.

"Maafkan mama, nak..." Grace berjongkok, menghapus air mata sang anak dengan pelan. "Mama tidak bisa mendapatkan hak asuh kamu di pengadilan. Antonio berhasil mendapatkanmu... Maafkan mama..."

"Ma, aku mohon jangan tinggalin aku ma." Gery terus merengek dengan air mata yang berjatuhan. "Bawa aku pergi... Aku ga mau ada di rumah ini—"

Gery berteriak saat tubuhnya diangkat paksa oleh Antonio. "LEPAS, PA! LEPAS! AKU MAU PERGI SAMA MAMA!"

Antonio dan Grace berdiri berhadapan, saling melemparkan tatapan tajam. Grace mengepalkan tangannya. "Antonio... Aku benar-benar akan bersumpah... Merebut hak asuh Gery dari tanganmu!"

Antonio tak menanggapi. Dengan wajah dinginnya dia membawa Gery pergi dari hadapan Grace. Gery terus memberontak dan memukul sang ayah, namun naas, itu semua sia-sia.

Ibunya pergi meninggalkannya. Di rumah yang terasa seperti kastil kutukan.

***

"Bagaimana keadaanmu?"

Gery tak menatap ke arah Grace. Pria itu lebih tertarik dengan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang. Mereka memutuskan untuk berbicara di sebuah kedai kopi yang dekat dengan halte.

"... Baik, ma."

Gery menunduk, menatap kopinya yang mulai mendingin. Sesuai ingatan Gery Adiwijaya, Grace adalah orang yang membantu Gery mengurus surat pernikahan dengan Jena. Bahkan wanita itu menawarkan untuk tinggal bersamanya, tapi Gery menolak.

Gery menolak karena tidak ingin menyusahkan ibu, dan berkata kalau dia ketahuan oleh sang ayah berada di rumah Grace, maka Antonio akan membuat hidup Grace lebih hancur lagi. Bisa saja Grace akan dibawa ke pengadilan lagi karena merebut paksa Gery dari Antonio, sedangkan hak asuh masih ada di tangan Antonio.

Grace tidak punya pilihan selain menghormati permintaan putranya. Setelah bertahun-tahun lamanya tidak bertemu, ternyata Grace baru tahu alasan pernikahan Jena dan Gery. Mereka sama-sama dikurung dan diperlakukan seperti aset berharga di dalam keluarga.

Mereka bertemu di pertemuan bisnis kedua keluarga dan mulai jatuh cinta. Mereka untuk pertama kalinya memikirkan untuk memberontak dan kabur dari rumah. Jena adalah harapan Gery untuk bisa kabur dari rumah, begitu juga sebaliknya. Kedua keluarga menentang pernikahan mereka, tetapi Gery dan Jena dengan lantang mengatakan untuk memutus hubungan darah dengan mereka.

Disaat mereka berhasil membentuk keluarga kecil dan memiliki dua putra, rasanya Grace senang bukan main. Tapi dia harus bertindak hati-hati karena jika Antonio mengetahui bahwa dia masih berhubungan dengan Gery, bisa saja Gery kembali diseret ke rumah itu dan dikurung di rumah yang sialnya terlihat seperti kastil kutukan.

Tapi sayang seribu sayang, masalah di keluarga itu adalah keuangan. Grace sudah menawarkan untuk memberikan beberapa bantuan, tapi Gery terus menolak karena Antonio memiliki akses keuangannya. Uang siapa saja yang dia gunakan. Jika tahu uang itu berasal dari sang ibu, pasti Antonio murka.

Gery juga ingin menerima bantuan sang ibu, tapi dia yakin sampai saat ini Gery terus diamati oleh keluarga Adiwijaya. Semua pergerakannya pasti dipantau dari jauh. Bahkan Gery dan Grace saling menghubungi menggunakan nomor asing agar tidak bisa diakses oleh keluarga Adiwijaya.

Papi Gaul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang