17.00

18.4K 1.3K 43
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Matahari perlahan-lahan muncul menyinari seluruh penjuru alam semesta, membangun kan sepasang suami istri yang masih senantiasa menutup mata mereka dengan nyaman. Pertama kali yang membuka mata adalah Laksana, bukannya langsung pergi ke kamar mandi. Laksana malah terus memandangi wajah cantik kaluna yang tertidur pulas sambil memeluk tubuh nya, Laksana terkekeh pelan saat menyadari ada sungai mengalir dari mulut kaluna.

Namun bukannya jijik, Laksana malah mengelap liur kaluna dengan tangan nya sendiri. Lalu mencuri kecupan-kecupan singkat dari bibir kaluna yang terbuka.

Karena terusik kaluna perlahan-lahan membuka kedua mata cantik nya, pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Laksana yang sedang menatap nya lekat. Melihat itu Kaluna berusaha menghindar dari tatapan Laksana yang memang terus menatap nya intens, pipinya sudah merah merona seperti apel matang.

"Cantik, istriku selalu cantik"ujar Laksana sambil terus menatap lekat kaluna.

Mendengar ucapan Laksana barusan, membuat kedua pipi kaluna tampak sangat merah dari yang sebelumnya. Boleh kah ia jujur, kaluna sudah menaruhkan hati nya pada Laksana. Sikap Laksana yang perhatian, penyayang,dan juga mencintai nya secara ugal-ugalan seperti sekarang. Membuat hati beku kaluna perlahan-lahan mencair dengan sendirinya, dirinya tidak bisa menepis perasaan nya sendiri.

"Aku ingin mandi"ujar kaluna mencari alasan untuk bisa pergi dari tatapan Laksana.

"Mandi bersama"ujar Laksana jenaka.

"Tidak!!"

"Kenapa?lagi pula Aku sudah sering melihat seluruh tubuh mu,Aku janji tidak akan lebih dari sekedar mandi"ujar Laksana frontal.

"Tidak!! A-aku ingin mandi sendiri "ujar kaluna berlari terbirit-birit masuk kamar mandi.

Laksana yang melihat tingkah mengemaskan kaluna hanya bisa terkekeh renyah, ternyata berdamai se menyenangkan ini. Dulu hatinya tertutup oleh kabut penuh dendam pada kaluna,tanpa melihat sisi baik lainnya.

Laksana berjalan keluar dari kamar untuk mandi di kamar kaluna, dirinya tak ingin kaluna bertambah malu saat melihat nya nanti.

Setelah kepergian Laksana tak lama kemudian kaluna keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai ala rumahan, melihat tidak ada Laksana di kamar. Membuat kaluna bertanya-tanya,kemana Laksana pergi?.

Dari pada memikirkan hal itu,kaluna memilih untuk turun ke bawah untuk sarapan. Perut nya sudah berdemo untuk segera di isi,kaluna mengelus perutnya yang sudah tidak rata. Usia kandungan nya menginjak 3 bulan, dirinya tidak sabar untuk menyambut kelahiran Anak nya dan Laksana.

Kaluna menatap makanan-makanan yang tertata rapih di meja makan,tapi dari sekian banyaknya makanan. Tak ada yang menarik di matanya,kaluna menginginkan hal lain.

Suara langkah kaki tampak menggema, terlihat Laksana sudah rapih dengan stelan kantor nya menuruni tangga dengan kharisma nya yang sangat mempesona.

"Sudah sarapan hm?"tanya Laksana menatap kaluna yang hanya duduk saja di meja makan.

"Belum"

"Mau nasi goreng?"

Kaluna menggeleng.

"Sandwich?"

Kaluna kembali menggeleng.

"Bubur?"

Kaluna lagi-lagi menggeleng.

"Kamu mau apa hm?ada yang kamu inginkan?"tanya Laksana dengan lembut.

Akhirnya kaluna mengangguk.

"Apa?"

Becoming the Male Protagonist's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang