6. Lagu Untuk Papi

19.6K 1.8K 72
                                    

🎶 Tentang Rindu - Virzha 🎶

Ini lagu yang dinyanyiin Kevin nanti🥺🤏🏻

***

Semua pekerjaan rumah telah diselesaikan oleh Kevan. Saat senja dimana matahari tenggelam, keluarga kecil itu langsung bergegas ke kafe yang dimaksud Kevin.

Seperti biasa, mereka berjalan kaki untuk pergi ke halte. Selama perjalanan, Kevin terus bersenandung ria dengan tas gitar di punggungnya. Sedangkan Kevan menatap Gery cemas.

"Papi beneran bisa jalan?"

Meski dengan ringisan Gery tetap menjawab, "Aman. Segini doang, kok."

Kevan menghela napas pelan. Padahal dia sudah menawarkan untuk menggendong pria itu berkali-kali, tetapi langsung ditolak berkali-kali juga. Bus datang lebih cepat. Mereka segera naik dan melesat ke kafe Butterfly.

Saat sampai, Gery terkesima dengan kafe itu yang mewah dan sudah banyak pengunjung. Itu baru lantai bawah, kita tidak tahu apa yang ada di lantai atas kafe itu.

"Ayo, pi!" seru Kevin berlari masuk. "Kevin disuruh tampil di lantai atas."

Kevan mengernyit kesal. Tidak tahukah Kevin saat ini Gery tidak bisa berlari? Dasar tidak menenggang perasaan ayahnya sendiri. Meski dengan susah payah Gery berjalan, pria itu langsung menyusul Kevin yang sudah sampai di lantai dua.

Untungnya Gery memakai celana kain panjang berwarna hijau kacang padi, menutupi perban di kakinya sehingga orang-orang tidak akan melihatnya jijik.

"Oh, lo udah datang, Vin?" Pemilik kafe, Michael, menghampiri Kevin, Gery dan Kevan.

"Iya."

"Wah, lo bawa ayah sama kembaran lo juga, ya," kata Michael antusias. "Halo, om. Saya kenalan Kevin. Saya minta dia buat tampil di acara hari jadi kafe ini. Pinjam anaknya dulu gapapa kan, om?"

Gery tertawa menanggapi. "Pinjam aja sepuasnya. Kebetulan gue mau liat bakat dia."

Michael sedikit terperangah mendengar kosakata Gery. Namun sedetik kemudian dia tersenyum cerah. Pria yang berusia 25 tahun itu kira Gery tipe-tipe bapak galak dan dingin. Ternyata sesuai dugaan, sikap ramah Gery sesuai dengan wajah tampan dan kesan lembut di wajahnya itu.

"Ayo, pi. Papi duduk dekat jendela aja. Biar bisa liat pemandangan sekalian," usul Kevan.

Kevan segera membawa Gery ke tempat duduk paling pojok. Ternyata tempat duduk itu sudah ditandai dulu oleh Michael.

Gery dan Kevan duduk berdampingan. Minuman disajikan untuknya dan juga makanan. Di tempatnya, Gery terus mengamati wajah yang dikeluarkan Kevin. Hanya ada ekspresi bahagia saat pemuda itu membuka tas gitar, menggenjrengnya beberapa kali. Mengetuk mikrofon dan menatap ke arahnya.

Gery tersenyum, melambaikan tangannya pada pemuda itu. Lantai dua semakin ramai diisi oleh orang-orang. Gery melihat Kevin mulai duduk di kursi. Posisinya paling depan, memetik gitar dan mulai bernyanyi.

"Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Ntah sampai kapan kumengingat
Tentang dirimu
Kuhanya diam
Menggenggam menahan..."

Suara halus itu mengalun lembut. Mikrofon yang digunakan Kevin seakan memihak pada Kevin. Tidak ada bunyi dengungan membuat orang-orang mulai memusatkan pandangan pada pemuda tampan itu.

"Sgala kerinduan
Memanggil namamu
Disetiap malam
Ingin engkau datang dan hadir
Di mimpiku...
Rindu~"

Gery dan Kevin saling tatap. Tubuh Gery menegang saat merasakan tatapan Kevin yang sangat dalam, seakan menembus ke dalam jiwanya.

Papi Gaul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang