5. Kocak Geming

20.7K 2K 114
                                    

Siang beranjak malam. Setiap pulang sekolah, Kevan dan Kevin sering mendapati ayahnya di rumah. Entahlah, itu benar-benar terasa asing saat Gery menyambut mereka dengan senyuman, menyiapkan makanan dan bahkan lebih sering berbicara dengan mereka.

Bisa Kevan lihat binar bahagia di mata adik kembarnya itu. Setelah menghabiskan waktu menonton televisi dan berbincang dengan ayahnya, Kevan meluangkan waktu malamnya untuk belajar.

Seharian dia belum pernah memegang buku setelah pulang sekolah, dan itu terasa kurang. Kevan duduk di kursi, menatap tumpukan buku soal yang terlihat mahal.

Itu hadiah yang diberikan sang ayah padanya. Dan Kevan benar-benar terbantu, berkat buku itu dia bisa mempersiapkan diri untuk memilih universitas unggul. Kevan tidak akan menyia-nyiakan kepintarannya.

Kevan yakin dengan kepintarannya membuat dia bisa kaya suatu saat nanti. Dan membahagiakan Kevin serta ayahnya, dan membuat ayahnya tidak perlu bekerja.

Tanpa Kevan sadari, Gery mengamati anak itu diam-diam di balik celah pintu. Melirik ke arah kasur, dimana ada Kevin yang tertidur pulas di sana.

Gery berganti menatap ponselnya. Di sana, dia mendapatkan link balapan ilegal. Link itu disebarkan secara diam-diam oleh salah satu mahasiswa. Dan Gery menyamar sebagai mahasiswa, membeli tiket itu tanpa sepengetahuan Kevan dan Kevin.

Uang untuk pemenang cukup banyak. 10 juta. 50 juta yang dulu dia dapatkan dari uang kompensasi, sudah terkurang sekitar tiga juta lebih, membayar hutang, bayar tunggakan, uang SPP Kevan Kevin, dan membeli kue serta hadiah untuk mereka.

Rasanya 10 juta itu kecil bagi Gery. Tapi tidak apa, setidaknya dengan uang 10 juta itu menambah uang 50 juta mereka yang berkurang.

"Van." Gery memutuskan masuk ke dalam kamar Kevan, membuat anaknya itu menoleh padanya. "Gue mau pergi sebentar."

Deg.

Kevan langsung berdiri dari duduknya, menghampiri sang ayah dengan tatapan menginterogasi. "Ke mana?"

"Gue dapet pekerjaan, dan yang punya kerja itu nyuruh gue interview malam-malam di kafe," jawab Gery lancar. Pria itu sebisa mungkin untuk tidak terlihat gugup.

"Malam-malam?" Mata Kevan memicing. "Papi bohong?"

"Mana ada! Liat aja chatnya ini," kata Gery memperlihatkan chatnya dengan mantan rekan kerjanya di kafe. Untungnya Gery meminta bantuan pada mereka, dan mereka dengan senang hati berpura-pura sebagai bos dari suatu pekerjaan.

Kevan menilik ponsel itu lamat, mengotak-atik ponsel Gery, mencari letak editan. Itu benar-benar chat asli. Kevan terdiam, kemudian mengembalikan ponsel itu pada Gery.

"Ya udah. Mau aku temenin?"

"Ngga usah," tolak Gery langsung.

Kevan terdiam lagi. "Oke."

Gery tersenyum semringah. Pria itu langsung ngacir keluar kamar Kevan dan bergegas pergi dari rumah. Kevan mengantar ayahnya itu sampai pintu, bersedekap dada, melihat punggung Gery yang menjauh.

Lucu sekali. Gery kira Kevan tidak tahu? Dia melihat tiket yang terbeli secara online di salah satu website. Saat mengotak-atik ponsel Gery tadi, Kevan membuka browser dan melihat link yang terakhir dibuka.

"Ini baru namanya kocak geming." Kevan terkekeh, masuk ke dalam rumah, mengambil hoodie-nya dan memasangkan kupluk hoodie ke kepala. "Iya kan, pi?"

Setelahnya Kevan menutup pintu, mengunci pintu dari luar agar tidak ada yang bisa masuk. Meninggalkan Kevin seorang diri di rumah yang sepertinya betah terkurung di alam mimpi. Selain terkurung di alam mimpi, dia juga terkurung di rumah seorang diri.

Papi Gaul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang