Aku bangun pagi seperti biasanya. Aku terbiasa bangun pagi dan aku selalu begitu, meskipun aku kelelahan setelah jalan-jalan di kebun binatang kemarin. Karena North dan Ter, mereka bahkan tidak bisa berjalan dengan benar. Mereka hanya ingin bermain kuda-kudaan atau semacamnya, bertingkah seperti anak-anak. Itu sebabnya mereka harus membiarkan aku yang merawat mereka.Aku tidak menemukan tanda-tanda orang yang tidur di sebelahku. Sekitar jam 5:30 adalah waktu bangun Phi Fah. Tidak peduli seberapa banyak dia membaca buku, tidak peduli apa yang terjadi, dia harus tidur jam 2 pagi. Itu adalah kesepakatan kami, yang tidak pernah dilanggar oleh Phi Fah, bahkan sekali pun.
Sangat jelas bahwa itu bukan karena dia belum tidur, tetapi karena aku sudah bangun.
Aku perlahan-lahan pergi dari kasur dan membuka pintu kamar tidur. Aku melihat pemilik tubuh yang aku pikirkan duduk di meja.
"Kau bangun sangat pagi," sapaku. "Selamat pagi. Jam berapa kau bangun? Dan jam berapa kau tidur tadi malam?"
"Aku bangun sekitar jam 4:30 pagi dan tidur dari jam 11 malam."
"Kau tidur lebih cepat," kataku. Biasanya, jam 11 malam adalah waktu di mana Phi Fah benar-benar fokus membaca.
"Aku merasa sedikit lelah, mungkin."
"Jadi kenapa kau bangun begitu pagi?"
"Aku pikir, aku akan lari hari ini."
"Ah, kau sudah lama tidak lari."
"Ya, kau mau ikut?"
"Ya, aku akan ikut denganmu."
Phi Fah cukup sering berolahraga. Aku dengar semua geng dokter suka berolahraga. Awalnya, mereka tidak benar-benar ingin, tapi ketika mereka punya waktu luang, mereka saling mengajak ke gym. Ketika mereka mencoba berolahraga, mereka menjadi ketagihan. Phi Fah bilang itu membantu membersihkan pikiran. Aku juga mendengar bahwa berolahraga membantu otak bekerja lebih baik. Jika itu benar, ini bisa jadi rahasia lain untuk menjadi pandai belajar menjadi dokter.
Karena sekarang dia tidak punya banyak waktu, Phi Fah tidak pergi ke gym terlalu sering. Dia lebih suka lari di pagi hari. Kalau dia tidak bisa belajar larut malam dan bisa bangun pagi, dia mengajakku, yang bangun pagi, untuk lari di stadion universitas. Tentu saja, aku ikut bersamanya. Terakhir kali aku ikut, aku bertemu dengan North dan Phi Jo. Aku tidak tahu apakah aku akan bertemu mereka lagi kali ini.
"Apakah kau yakin baik-baik saja?" Phi Fah bertanya untuk ketiga kalinya. Itu adalah ketiga kalinya kemarin malam ketika aku pulang dari kebun binatang. Tidak hujan sedikit pun. Hanya setetes hujan yang jatuh saat kami berlindung dari hujan. Itu hanya sedikit kabut. "Kepalamu tidak sakit ketika bangun, bukan?"
"Tidak, aku baik-baik saja," jawabku.
"Oke. Jadi, kau mau lari atau duduk dan menonton seperti terakhir kali?"
"Aku tidak pernah duduk dan menonton. Aku selalu lari," kataku berargumen. "Ya, kau bisa menghitung jalan 20 meter sebagai lari."
"Terakhir kali, aku duduk dan main dengan North karena North kelelahan. Kalian tidak menunggu kami untuk lari," kataku, merujuk pada Phi Jo dan Phi Fah. Mereka tidak menunggu kami sama sekali, jadi kami harus duduk dan bermain bersama karena kami tidak bisa mengikuti.
"Jadi, kita akan lari bersama kali ini."
"Ya," aku mengangguk sebelum mengganti pakaian dengan kaos, celana olahraga, dan sepatu lari. Phi Fah membelikanku sepatu lari ini tanpa menanyakan dulu. Dia berkata kalau dia tanya aku, aku tidak akan membiarkannya membelinya. Siapa yang akan membiarkannya membeli sepatu? Sepatu itu mahal, tapi Phi Fah bilang itu lebih aman, jadi dia membelikannya untukku sebagai gantinya aku akan lebih sering keluar dan berolahraga. Itu akan sebanding dengan harga sepatu. Baiklah, hari ini aku akan berolahraga sebanyak harga sepatu ini!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] SOUTH : BESIDE THE SKY
Romance=AUTHORIZED TRANSLATION= Ini adalah terjemahan resmi bahasa Indonesia dari novel Thailand dengan judul yang sama karya Howlsairy. . . . Karena kau adalah satu-satunya langitku. Baik dulu maupun sekarang... Typhoon: Seolah aku jatuh cinta berulang k...