Blurb 🔮
"Mungkin sudah suratan takdirku untuk bertemu denganmu, anak muda. Banyak sejarah yang terkubur akibat peperangan ratusan tahun lalu. Kau mungkin salah satu yang terpilih untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran."
Pertemuan tak terdug...
Setelah bel masuk berbunyi, Fiuuna segera kembali ke kelasnya dan berjalan dengan tenang dan cukup cepat seperti biasanya. Namun, permintaan Yumee yang tiba-tiba sebelumnya mengusik pikirannya.
Sementara itu, Yumee masih berdiri di tempatnya, memperhatikan Fiuuna yang semakin menjauh. Ia menghela napas pelan lalu berbalik, dingin. "Kau yakin ini akan berhasil?" gumamnya kepada seseorang yang sedari tadi mengamati mereka berdua dari kejauhan.
Orang itu hanya tersenyum misterius. "Tentu saja. Tunggu saja hasilnya." Katanya dengan nada penuh arti sebelum menghilang tanpa jejak.
Yumee yang mendengar balasan itu hanya menatap dingin sisa bayangan dari orang tadi dan kemudian kembali ke kelas untuk mengikuti petatapannyalajaran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🪔🪔🪔
Saat jam pelajaran ke-7 dimulai, Fiuuna memperhatikan dengan serius sembari menulis materi yang sedang dijelaskan sang guru di depan kelas. Pensil yang ia gunakan menari-nari di atas kertas, mengikuti penjelasan Mrs. Kinasha yang bergema di ruangan.
Namun, pikiran Fiuuna melayang pada permintaan aneh Yumee tadi. Ia menoleh ke sekitar, ruang kelas cukup senyap. Siswa-siswi lain tidak segaduh biasanya. Fiuuna kembali memperhatikan penjelasan di depan sambil menggedikkan bahu. "Mungkin karena yang mengajar adalah Mrs. Kinasha yang galak."
Kriingg... Tanpa ada aba-aba, bel berdering secara tiba-tiba. Padahal, belum waktunya bel pergantian jam pelajaran. Ini merupakan hal yang janggal.
Jantung Fiuuna berdetak kencang karena berbagai antisipasi. Firasatnya tidak enak, seolah-olah ada hal buruk yang mendatanginya....
"Perhatian!" Terdengar suara peringatan dari balik speaker sekolah. "Kepada para murid Academy Staraa, diintruksikan untuk keluar dari bangunan akademi ini sekarang juga! Dan kepada para guru yang mengajar, dimohon dengan sangat untuk membimbing dan mengawas para siswa-siswinya."
Keluar? Maksudnya, ini evakuasi darurat?
Sesuai dengan instruksi, Fiuuna melangkah keluar kelas bersama teman sekelasnya dibimbing oleh Mrs. Kinasha yang mengajar saat itu. Walaupun ia masih penasaran, dan sebenarnya ingin mencari tahu apa penyebab evakuasi darurat ini dilaksanakan.
Sesaat, Fiuuna melihat Yumee di antara rombongan kelasnya. Namun, berbeda dengan teman-temannya yang pergi menuju pintu keluar, Yumee justru kebalikannya. Melihat hal itu, Fiuuna meminta izin untuk keluar secara terpisah dari rombongan, dan dengan cepat menghampiri Yumee.
"Yumee!"
"Hah? Kau? Mengapa kau ke sini?"
"Justru aku yang harus bilang begitu! Bukankah kita sudah diintruksikan untuk keluar, kenapa kau malah melakukan hal sebaliknya?"