Update nih. Sedang mencoba menahan diri untuk tidak double update 😔
Ntar kalau double update kalian ga bakal ngevote, hiks srot //keluar ingus
***
“Dia mengundurkan diri dari beberapa pekerjaan?”
“Iya, pak.”
Pria paruh baya dengan gurat halus di dahinya melihat map yang disodorkan ke arahnya. Pria itu meski sudah berumur, wajahnya tetap tampan dan berwibawa.
“Kenapa tiba-tiba?” tanya Antonio Adiwijaya. Membuka map itu, melihat keterangan di sana. Ada nama Gery Adiwijaya di sana.
“Saya tidak tahu, pak. Beliau hanya mengambil tiga pekerjaan hari ini. Menjadi kuli, kasir di kafe, dan pengantar makanan,” jawab ajudannya yang bernama Farel.
“Hm...”
“Aku tahu alasan dia mengambil 3 pekerjaan, kek.”
Atensi Antonio teralihkan ke arah suara yang baru saja menginterupsi. Ditatapnya sang cucu yang masih mengenakan seragam putih abu, duduk di sofa ruang kerjanya sembari menggigit kuku.
“Apa alasannya?” tanya Antonio tertarik.
“Hm...” Si cucu itu, Ciel, menyeringai melihat kakeknya. “Kakek mau tahu atau mau tempe?”
Mendengar itu, urat-urat di leher dan tangan Antonio terlihat. “Ciel, aku sedang tidak bercanda.”
Ciel menggerutu. “Cih, kakek mah tidak asik. Sama kayak ayah, dasar manusia batu.”
“Cepat katakan.”
“Yayayaya...” Ciel menyilangkan kakinya, meletakkan tangannya di belakang kepala. Pemuda itu tersenyum miring melihat Antonio seakan sedang menunggu ucapannya.
“Katanya sih, dia mau menghabiskan waktu bersama anaknya.”
Antonio mengernyit. “Bagaimana kau tahu?”
“Karena seharian ini aku menguntitnya, hahaha!” Ciel mengambil kamera yang terletak di atas meja. Berdiri dan menghampiri sang kakek yang duduk di kursi kerja. “Lihat, kek, aku mengambil beberapa gambar paman.”
Antonio ingin mengabaikannya, tetapi ia langsung penasaran saat kamera itu disodorkan padanya.
“Dia masih tampan, kek. Kakek yakin tidak mau memasukkan anak bungsu kakek ke keluarga Adiwijaya lagi, hm?” tanya Ciel memancing Antonio. “Padahal kata ayah, kakek sangat memanjakan paman Gery, loh. Jadi ayah sedikit kaget saat kakek mengusirnya dari rumah dan memblokir akses keuangannya.”
Tangan Antonio mengepal mendengar itu. “Karena itulah dia menjadi bebal. Aku terlalu memanjakannya sampai dia memberontak, menikahi putri dari musuh perusahaan Adiwijaya.”
Ciel terdiam.
“Pergilah. Aku tidak tertarik membawa anak sialan itu ke keluarga ini lagi. Kecuali dia sendiri yang datang karena membutuhkan uangku, aku akan... mempertimbangkannya.”
“Hm...” Ciel berguman pelan. Pemuda itu langsung keluar dari ruang kerja sang kakek. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. “Dasar pria gengsi. Padahal dia masih menyayangi paman, tetapi karena gengsinya itu... Astaga, ayah dan kakek sama saja!”
Ciel berlari pergi dari ruangan itu. Alasan mengapa Ciel menguntit Gery, sebenarnya bukan ini pertama kalinya dia mengamati Gery Adiwijaya. Dia tertarik dengan cerita kakaknya tentang sang paman, adik dari ayahnya itu. Sehingga dia mulai mencari tahu siapa Gery dan mengamatinya selama beberapa tahun terakhir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Papi Gaul
Teen FictionGery adalah mahasiswa abadi yang memiliki kepribadian bar-bar dan kesabaran yang setipis tisu dibelah tujuh terus dicemplungin ke air. Ya, dia itu anaknya suka bener marah-marah. Tetapi, malam itu dia pulang dari berkumpul bersama teman-temannya. J...