BAB 31

46.9K 3.5K 202
                                    

Jadwal mata kuliah pertama Amora hari ini adalah Intermediate Integrated English (Reading & Writing). Pagi-pagi sebelum ia mandi, pintu penghubung unitnya dengan unit Narendra diketuk.

Sudah dipastikan kalau yang melakukannya adalah si tetangga.

Amora memutar kunci dan membiarkan Narendra masuk. Tunangannya itu menampakkan diri dengan tracksuit jacket Nike warna army dan rambut yang lepek karena keringat.

"Baru selesai jogging?" tanya Amora.

Narendra mengangguk dan mengangkat sebuah goodie bag berlogo salah satu café di kawasan apartemen mereka. Disodorkannya goodie bag tersebut pada Amora.

"Breakfast," katanya singkat.

Amora menerima goodie bag itu dan membawanya ke pantry. Narendra mengekor di belakang, menarik satu kursi di sana untuk diduduki.

Diamatinya Amora yang mengelurakan dua cup minuman hangat dan dua kotak sandwich dari dalam goodie bag. Gadis itu dengan telaten memindahkan minuman dari dalam cup ke dua buah mug keramik.

Aroma kopi hitam dan juga teh hijau menguar, saling berpadu, harumnya memenuhi ruangan. Mug berisi kopi diletakkan di hadapan Narendra, beserta sepiring sandwich yang turut dipindahkan oleh gadis itu.

Selesai menata sarapan yang dibawakan tunangannya, Amora ikut duduk di kursi pantry, bergabung menyesap teh hijau panas miliknya.

"Hari ini kelas pagi?" tanya Narendra setelah menelan kunyahan sandwich dalam mulut.

Amora mengangguk sekali. "And your class?"

Narendra meneguk minuman pahit favoritnya sebelum menjawab. "Masih siang nanti. How many courses do you have today?" tanyanya lagi.

Amora mengingat-ingat sebentar. "Tiga. Mata kuliah terakhir baru dimulai menjelang sore nanti."

"Kelasku juga selesai sore. Should I pick you up after our class?" Narendra menawarkan, memandangi wajah gadisnya dari samping.

"Apa aku harus dianter Kak Galen dulu sebelum kamu jemput?" ucap Amora dengan nada acuh tak acuh, menggoyangkan mug-nya pelan tanpa menatap Narendra.

Laki-laki di samping Amora tersebut mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia lalu tertawa pelan. "I thought you were okay about it back then," ujarnya gemas.

Amora mengendikkan kedua bahunya, memilih menuntaskan sarapan tanpa memberi Narendra balasan.

Tunangan Amora tersebut juga membiarkan gadisnya menghabiskan potongan sandwich terakhir dan membawa piring beserta gelasnya pada kitchen sink.

"Udah selesai sarapan, kan?" Amora melirik piring Narendra yang hanya bersisa remahan roti juga mug yang sudah kosong.

"Now you can go back to your apartment," mata Amora menjurus pada pintu penghubung unit mereka yang setengah terbuka. "Aku mau siap-siap berangkat ke kampus."

Narendra mengangkat kedua tangannya dan beranjak. Dirinya mulai mengambil langkah mundur menuju pintu penghubung, diikuti Amora yang mengawasi.

"Jadi, aku tunggu jam lima di parkiran perpus pusat sore nanti?" lontar Narendra, menahan daun pintu sebelum Amora menariknya.

Gadis itu mendengus. "Asal yang aku temuin bukan orang lain lagi."

FIX YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang