INI NOVEL ADULT ROMANCE 21+, JANGAN ASAL BACA BAGI KALIAN YANG BELUM CUKUP UMUR.
••••
"Mau nikah dulu, atau kawin dulu? saya bisa semuanya? Pilih saja Nadi."
••••
Nadine Savaira (24 tahun) memutuskan kabur sejauh-jauhnya setelah membatalkan pertunan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
"Kau tahu.. dokter baru yang akan datang jadi relawan di puskesmas ini adalah dokter yang saaaaaaaangaaaaaat taaaampannn." kata Cici berseruu hebat. Tatapan matanya seolah baru saja melihat sesuatu yang berkilauan di dunia ini. Sejak beberapa menit yang lalu dia membawakan minuman kedalam ruangan kepala Puskesmas.
Nadi hari itu terlambat karena motornya mogok sehingga ia buru-buru ke Puskesmas dengan berjalan kaki kearah jalan raya mencari angkutan, dan setelah sekian lama menunggu untungnya ada mas Danu.
Dan sekali lagi Nadi menerima bantuan dokter itu.
Mas Danu juga bilang, bahwa akan ada dokter baru yang katanya akan menjadi relawan di desa mereka.
Dia dokter yang katanya cukup hebat. Namun meskipun begitu Nadin harus bagaimana.
Cukup lah ia pusing dengan tugasnya tiap hari, Nadi memulai hari nya dengan membersihkan ruangannya dan teman-temannya berbicara disampingnya.
Mereka juga perawat, tapi Nadi hanya lulusan sarjana dengan gelar S.Kep. Nadi belum bisa menjadi perawat karena tidak punya Surat Tanda Registrasi. Ia kuliah lagi nanti satu tahun, tapi setelah adiknya sudah bisa ditinggal lagi.
Sekarang Nanda, adiknya Nadi sudah Tiga belas tahun. Dan Nanda tumbuh menjadi sedikit nakal, makanya Nadi tidak mau meninggalkan adiknya di usianya yang masih tahap perkembangan ini.
Apalagi menitipkannya di rumah pak Lurah, kemarin saja Nanda terlibat tawuran.
Tawuran? Nadin rasanya ingin tertawa, tawuran di desa? terkadang adiknya itu aneh-aneh juga.
Karena itu akhirnya, Nadi memilih menjadi staf biasa di puskesmas saja, sebelum kembali melanjutkan pendidikannya.
"Lihat dimana sih? kok tahu banget dokter baru itu tampan?"
"Aku lihat di foto Ay." kata Cici.
"Di foto?"
"Iya fotonya saja seperti malaikat apalagi orangnya, beuh."