Part 10 - Sparing

Start from the beginning
                                        

"Ya udah deh." Sudah lama juga pikirnya ia tidak melatih kemampuan beladirinya, saat menjadi Zahira dulu ia juga rutin latihan beladiri. Apapun itu ia geluti, terlebih dirinya lahir sebatang kara. Maka mau tidak mau ia harus pandai menjaga diri.

Sepanjang perjalanan Manda terus saja mengoceh menceritakan hal yang tidak penting. Sampai ia bercerita bagaimana kesepiannya dia saat Alexa di rumah sakit.

Sampai akhirnya mereka sampai di tempat tujuan memasuki loker room lalu berganti baju.

"Sabuk biru? Gak salah nih? Payah banget," ucapnya tidak terima melihat sabuk yang ada di lokernya. Saat dulu menjadi Zahira, bahkan ia sudah sabuk hitam. Lalu apa-apaan ini pikirnya. Rasanya ia sedikit terhina.

Dalam ilmu beladiri ada beberapa tingkatan termasuk taekwondo. Tingkat yang paling dasar sabuknya berwarna putih, lalu kuning, hijau, biru, merah, hitam.

Masing-masing sabuk juga memiliki maknanya, seperti warna biru yang sedang Alexa gunakan artinya orang yang memiliki kekuatan fisik dan mental yang stabil. Jika warna hitam itu artinya kedalaman serta kematangan dalam berlatih taekwondo.

"Lo juga biru?" Tanya Alexa melihat sabuk yang dikenakan Manda.

"Ya iyalah, orang kita masuk barengan. Ayo ah cepetan, udah mulai pada pemanasan tuh." Manda berjalan mendahului Alexa.

Matanya mengedar saat memasuki ruang latihan. Lalu ia menyipit saat menemukan sosok yang ia kenal, "Kenapa ada tuh orang?" Tanya nya heran.

"Siapa?" Tanya Manda balik, lalu matanya menatap ke arah yang dimaksud. "Oh maksud lo Brandon? Lo kan masuk taekwondo karena ada dia."

Humm.. pantesan batin Alexa. Tadi ia sempat memuji selera Alexa dulu tapi kali ini ia ralat. Memang benar, Alexa dulu jika sudah jatuh cinta logikanya akan hilang. Tapi tidak dengan sekarang, karena ia bukanlah Alexa yang dulu.

Setelah menyapa Sanim dan mengikuti sesi pemanasan hingga latihan, kini mereka sudah sampai sesi terakhir yaitu sparing atau bisa dibilang pertarungan simulasi antara dua orang.

Selama latihan sebenarnya Alexa sedikit risih pada Brandon. Ia terus saja melirik ke arahnya, seolah ingin mencari perhatian.

Hingga akhirnya Sanim memanggil nama Brandon untuk sparing, "Kali ini kamu mau pilih siapa buat lawanmu?"

"Alexa," ucapnya menatap Alexa lekat.

Ck beneran banci ternyata, beraninya sama cewek. Lo kira gue takut apa? Mentang-mentang sabuk hitam, awas lo ya batin Alexa sebal.

Alexa menatap sinis ke arah Brandon lalu ia berdiri.

"Ayo Alexa semangaat!" Teriak Manda menyemangati.

Orang-orang yang ada disana pun bersorak riuh melihat siapa lawan sparing Brandon kali ini.

Brandon tersenyum melihat Alexa yang sudah memasang kuda-kudanya, "Lo gak perlu takut, gue bakalan main lembut."

"Cih." Alexa memutar bola matanya malas.

Saat sudah mendengar aba-aba untuk mulai, Alexa mulai melayangkan beberapa tendangannya. Namun Brandon dengan gesit menangkis dan menghindarinya.

Tendangan terus Alexa layangkan hingga Brandon menahan tendangan itu dengan tangannya, lalu menarik kaki Alexa dengan cepat, kaki Brandon menyalip satu kaki Alexa yang masih menapak di matras hingga mereka jatuh bersama dengan posisi Brandon di atas Alexa.

Mata Alexa melebar, Brandon baru saja melakukan pelanggaran. Apa-apaan dia narik kaki gue! Batin Alexa kesal.

"Brandon, supportive please!" Peringat Sanim.

"Sorry," jawabnya pelan tanpa mengalihkan perhatiannya dari Alexa. "Gue gak terima pertunangan kita putus gitu aja," ucapnya sambil menahan tangan Alexa.

Alexa menyeringai, "Gue gak peduli."

Alexa menambah kekuatannya hingga ia bisa lepas dari cengkraman Brandon, lalu ia kembali berdiri dan memasang kuda-kuda.

Brandon tersenyum miring melihat kecepatan Alexa yang bisa mengimbanginya, ia pun kembali memasang sikap siaga.

Tanpa aba - aba Alexa menarik tangan kanan Brandon dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memeluk tubuh Brandon. (Bayangin aja kaya dansa ya gengs). Dengan menambah kekuatan dan kecepatannya Alexa menarik lengan kanan Brandon hingga ia menunduk sembilan puluh derajat, lalu Alexa melompat dan menjepit kepala Brandon dengan kakinya hingga mereka sama-sama terbanting ke matras.

Kejadian itu begitu cepat dan tidak terduga bahkan Brandon pun tidak sadar dengan refleks yang dimiliki Alexa. Semua yang menonton pun terkejut dibuatnya.

Brandon terkekeh saat ia tersadar jika ia sudah kalah, "Well yeah, not bad."

"Gue gak akan lepasin lo gitu aja," sambungnya dengan masih posisi berbaring.

"Oh ya? Coba aja kalo bisa," tantang Alexa yang berbaring di sebelah Brandon dengan posisi terbalik. Lalu ia bangkit berdiri meninggalkan Brandon.

"Good job Alexa," ucap Sanim tersenyum bangga.

"Thank you Sanim."

Semua orang yang ada disana bertepuk tangan tak terkecuali Manda.

"ANJIR ALEXA LO KEREEN!" Teriaknya nyaring.




TBC

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Where stories live. Discover now