LOF 15

330 115 59
                                    

Tolong tandai jika terdapat typo, aku nulis tapi kurang fokus, selamat membaca!

"Lain kali kalau ga ada yang anterin, jangan kesini sendiri, bisa telfon dulu, biar dijemput, ga perlu lari jalan kaki!" tegur Ivona, menyodorkan segelas air pada Kinnara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lain kali kalau ga ada yang anterin, jangan kesini sendiri, bisa telfon dulu, biar dijemput, ga perlu lari jalan kaki!" tegur Ivona, menyodorkan segelas air pada Kinnara.

"Siap Mbak!" saut gadis remaja yang kini berpose bak perwira negara. Raut wajah ia buat seserius mungkin, layak menghadap atasannya. "Omong-omong Mbak mobil, aku mimpi!"

Mata Ivona memutar malas, mendengus. Tampaknya, Kinnara sudah terlalu ia toleri dengan panggilan tidak masuk akal, mobil katanya? "Ivona..."

"Iya Mbak, iya, namamu itu loh, aku balik jadi Inova aja deh, lebih keren!" sela Kinnara cepat, beringsut duduk di atas kasur, dengan tawa renyah. Tahu betul Ivona tak akan banyak berkutik asal itu membuat adik angkatnya senang.

"Jadi mimpi apa?" tanya Ivona mengalihkan.

"Ratu semut Mbak, aku ngendaliin semua semut, nyuruh mereka buat nyuri semua makanan enak, terus kasi sesajen buat bikin aku seneng!"

Terkekeh, menggeleng kepala tak habis pikir, mendengar gurauan aneh itu. "Garing, tau nggak!" ujar Ivona, meraih ponsel yang menyala. Ada pesan masuk.

Wajah Kinnara merenggut masam, jengkel akan tanggapan yang didapat. "Kamu ya Mbak, nggak bisa apresiasi mimpi orang, zonk aku jadinya!" balas Kinnara.

"Ya lagian ga masuk akal Nar, ga logis."

"Sak karepmu lah Mbak, males aku!"

Sementara, Ivona biarkan Kinnara berceloteh seorang diri, menggerutu tidak jelas. Ia fokus pada benda pipih dalam genggaman, jemari lentiknya menari diatas keyboard, membalas pesan suaminya.

 Ia fokus pada benda pipih dalam genggaman, jemari lentiknya menari diatas keyboard, membalas pesan suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Labyrinth of fateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang