Bab 16

11K 869 14
                                    

Remiel menyelinap kembali ke istana dengan hati-hati setelah berpisah dengan pengawalnya.

Malam telah larut, dan ia tidak ingin membuat keributan. Dengan langkah ringan, ia menyusuri lorong yang sepi, berharap sampai ke kamarnya tanpa ada yang menyadari.

Namun, ketika ia hendak berbelok ke arah kamarnya, ia terhenti mendadak.

Di ujung lorong, berdiri Putra Mahkota. Di sampingnya, seorang gadis dengan pakaian sederhana.

Gadis itu memiliki rambut hitam yang diikat rapi dan sepasang mata yang menatap ke sekeliling dengan hati-hati.

“Remiel?” suara tegas tapi lembut Putra Mahkota memecah keheningan.

Remiel membeku, memaksakan senyum kecil. “K-Kakak?”

Putra Mahkota melipat tangan di dada, ekspresinya penuh rasa ingin tahu. “Apa yang kau lakukan di luar kamarmu pada jam selarut ini?”

Remiel menelan ludah, mencoba memikirkan alasan cepat. “Aku hanya… berjalan-jalan untuk menikmati angin malam.”

Putra Mahkota mengangkat satu alis. “Benarkah?”

“Ya,” Remiel mengangguk cepat.

Namun, mata tajam kakaknya menatap penuh selidik. “Kau tahu, Remiel, aku bisa mengenalimu saat kau berbohong. Anggap saja aku tidak akan mempermasalahkan hal ini, tapi… berjalan-jalan di malam hari? Itu bisa berbahaya.”

Remiel menunduk, merasa sedikit bersalah. “Maafkan aku. Aku hanya ingin melihat sesuatu di luar. Tidak ada hal buruk yang terjadi, aku janji.”

Putra Mahkota menghela napas panjang, menepuk kepala adiknya dengan lembut.

“Kau benar-benar keras kepala. Remiel, ingatlah, keselamatanmu adalah yang paling penting. Jangan ulangi ini lagi, terutama tanpa pengawalan.”

Remiel mengangguk kecil, hatinya sedikit hangat karena perhatian kakaknya.

Namun, matanya kemudian tertuju pada gadis di samping kakaknya. Ia menatap gadis itu dengan rasa penasaran yang tak bisa ia sembunyikan.

“Siapa dia?” tanya Remiel, nada suaranya polos tapi penuh rasa ingin tahu.

Putra Mahkota tersenyum kecil, lalu menoleh ke gadis itu. “Ini Lyla. Dia baru saja aku pekerjakan. Dia membutuhkan pekerjaan, dan aku rasa dia cukup kompeten untuk membantu tugas-tugasku.”

“Pekerjaan apa?” tanya Remiel, masih menatap Lyla dengan tatapan penuh tanya.

Gadis itu sedikit membungkuk hormat. “Salam hormat, Pangeran Remiel. Saya hanya asisten biasa, tidak lebih.”

Namun, sesuatu dalam nada bicara Lyla membuat Remiel merasa tidak nyaman. Ia tidak dapat menjelaskan alasannya, tetapi instingnya mengatakan bahwa ada yang salah.

“Oh,” Remiel mengangguk pelan. “Baiklah. Kakak, apa kau yakin dia bisa dipercaya?”

Putra Mahkota tertawa kecil, menepuk pundak adiknya. “Tentu saja. Jangan khawatir, Remiel. Lyla sangat berbakat. Aku yakin dia akan menjadi aset besar dalam tugas-tugasku.”

Lyla tersenyum lembut, tetapi ada sesuatu di balik senyumnya yang membuat Remiel merasa aneh.

“Kau sebaiknya kembali ke kamarmu sekarang,” lanjut Putra Mahkota, nada suaranya berubah menjadi lebih khawatir. “Sudah sangat larut, dan aku tidak ingin kau jatuh sakit. Kau tahu betapa pentingnya kesehatanmu, bukan?”

Remiel mengangguk patuh. “Baiklah, Kakak. Aku akan segera beristirahat.”

Putra Mahkota mengangguk puas, sementara Lyla tetap berdiri di tempatnya, matanya sesekali melirik ke arah Remiel dengan tatapan yang sulit diartikan.

Lyla berdiri dengan tenang di samping Putra Mahkota, tangannya terlipat rapi di depan tubuhnya.

Matanya mengikuti sosok kecil Remiel yang perlahan berjalan menuju kamarnya.

Wajahnya tersenyum, tetapi di balik senyumnya tersimpan sesuatu yang tidak terungkap. Dalam diam, pikirannya berputar-putar, mencoba menyusun potongan-potongan teka-teki.

"Apakah itu benar-benar Pangeran Remiel? Si pembuat onar yang aku baca di dalam novel?" pikir Lyla, matanya menyipit seolah menembus dinding-dinding istana. "Kenapa Putra Mahkota begitu peduli padanya? Bukankah dia harusnya anak yang diabaikan? Apa ada sesuatu yang salah dalam alur ini?"

Lyla menahan tawa kecil dalam pikirannya, tetapi tatapannya tetap tenang, tidak menunjukkan apa pun kepada Putra Mahkota yang berdiri di sampingnya.

"Remiel... kau terlihat berbeda dari yang kuharapkan. Apakah kau benar-benar anak yang tidak berguna? Atau ada sesuatu yang lebih darimu yang belum aku lihat?"

Dia menghela napas ringan, cukup untuk membuat Putra Mahkota melirik sekilas. “Ada yang mengganggu pikiranmu, Lyla?” tanya sang pangeran dengan nada datar, meski penuh kewaspadaan.

Lyla tersentak kecil, tetapi segera menguasai dirinya. “Tidak, Yang Mulia. Saya hanya terpesona dengan kemegahan istana ini. Begitu banyak yang bisa dipelajari di sini.”

Putra Mahkota mengangguk, tidak terlalu memikirkan jawabannya. “Istana memang tempat yang penuh cerita,” katanya singkat sebelum kembali menatap ke arah lorong tempat Remiel menghilang.

Lyla menundukkan kepala dengan hormat, tetapi senyum kecilnya kembali terbit. "Cerita, ya? Tapi aku ingin tahu cerita siapa yang benar-benar terjadi di sini. Apakah cerita Remiel? Atau mungkin... ceritaku sendiri?" pikirnya sambil menyembunyikan kilatan licik di matanya.






Di Kamar Remiel

Setelah sampai di kamarnya, Remiel duduk di tepi tempat tidur dengan ekspresi penuh pikir. Ia mengingat kembali tatapan Lyla. Meski gadis itu berbicara dengan sopan, ada sesuatu yang terasa salah.

“Apa aku terlalu berlebihan?” gumamnya pada dirinya sendiri.

Namun, perasaan tidak nyaman itu tetap ada. Ada sesuatu tentang Lyla yang membuatnya waspada. Ia mencoba mengingat kembali bagian dari novel yang pernah ia baca. Lyla… nama itu memang terdengar familiar.

“Dia… pemeran wanita utama,” bisiknya.

Ia mendesah panjang. “Tapi kenapa aku merasa dia berbeda dari yang aku baca? Seperti ada sesuatu yang tidak dia tunjukkan…”

Remiel menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran itu. Ia berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar.

“Tidak, aku harus berhati-hati,” pikirnya. “Aku tidak tahu apa yang dia rencanakan, tapi aku tidak akan membiarkan diriku terjebak dalam masalah ini. Kebahagiaanku adalah hal yang paling penting sekarang.”

Ia menutup matanya, berharap tidur akan membantunya melupakan rasa tidak nyaman itu.













Siapa sebenarnya Lyla? Apakah dia seorang transmigrator seperti Remiel, ataukah dia hanya karakter dengan latar belakang kompleks yang akan berperan besar dalam cerita?

Sikap liciknya, pengetahuannya yang tampak lebih dari sekadar orang biasa, dan caranya memandang Remiel dengan penuh teka-teki—semua ini menanamkan rasa misteri yang menggantung.

Apakah dia sekutu atau musuh bagi Remiel? Dan kenapa dia seolah-olah tahu banyak tentang cerita yang belum terjadi?

VOTE VOTE VOTE DAN KOMENTAR YA KAKAK BIAR SEMANGAT🌹🌹🌹🥹🥹🥹


















Become the youngest prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang