Typo bertebaran
.
..
...
Happy reading
---Hari Minggu di rumah sakit selalu terasa berbeda. Tidak ada kelas, tidak ada pekerjaan, hanya ada suara mesin yang berdengung dan perawat yang mondar-mandir.
Jia, yang terbaring di tempat tidur dengan selang infus di tangannya,ia ingin pulang namun Rendra bersikeras agar Jian tetap di rawat sampai demamnya sembuh terlebih dulu
"Abang"
Langit, mendekat,lalu duduk di meja dekat Jia. "Kenapa dek? Ada yang sakit hm?" tanya Langit.
Jia menggeleng pelan, meskipun tubuhnya terasa lelah. "Aku cuma mau es krip,boleh ya~" ujar Jia dengan suara manja,matanya yang bulat menatap langit penuh harap
"Jia, kamu kan lagi sakit. Kalau makan es krim nanti malah tambah parah," jawab Langit sambil duduk di tepi ranjang. Ia membenarkan selimut yang melorot dari tubuh adiknya.
"Tapi aku pengen banget," rengek Jia, kini mulai menunduk kecewa. "Cuma satu, Abang. Boleh ya?"
Langit menggeleng tegas. "Nggak boleh. Kalau mau, nanti Abang beliin setelah kamu sembuh, oke?."
Jia mendengus. Ia memalingkan wajah, memasang ekspresi cemberut yang khas. "Aku nggak mau ngobrol sama abang lagi!"
Langit hanya tersenyum kecil, mencoba memahami sifat keras kepala adiknya. "Yaudah, kalau nggak mau ngobrol sama abang,tapi obatnya tetap harus diminum. Deal?"
Jia tidak menjawab. Ia memeluk boneka beruang milik kevan erat-erat, mencoba menunjukkan bahwa ia benar-benar marah. Tapi Langit tahu, Jia sebenarnya hanya ingin diperhatikan lebih.
Kevan dan Zidan sedang asyik bermain PS. Suara tombol joystick yang ditekan cepat dan sorakan kecil karena berhasil mencetak skor memenuhi ruangan.
Kevan melirik adiknya itu dan menyenggol lengan Zidan. "Eh, coba ajak Jia main.kasian ngambek itu."
Zidan mendongak dan menatap Jia sebentar sebelum mengangguk. "Jia!" panggilnya sambil berdiri. "Mau main PS sama kita nggak?"
Jia mengangkat wajahnya dengan ragu. "Aku nggak bisa,nanti kalah terus.lagian tangan aku susah di gerakin"
Zidan mendekat dan menepuk pelan tangan Jiandra. "Santai aja,Kamu tinggal pencet-pencet tombol. Nggak perlu bergerak kok. Kita main tim biar kamu nggak capek."
Dengan perlahan, Jia akhirnya tersenyum. "Oke, aku coba. Tapi jangan marah kalau aku kalah, ya."
Kevan tertawa. "Mana mungkin kita marah! Lagian, lawan kita cuma komputer."
Mereka mengatur tempat duduk agar Jia nyaman di tempat tidurnya. Kevan menghubungkan PS ke TV kamar, dan Zidan mengajarkan Jia cara menggunakan joystick. Jia memilih karakter berbentuk kelinci lucu, sementara Kevan dan Zidan memilih karakter jagoan mereka.
Awalnya, Jia sering salah pencet tombol, tetapi Kevan dan Zidan tetap sabar. Suara tawa kecil Jia mulai terdengar ketika karakternya berhasil melompat dan memukul lawan.
"YES! Aku menang satu ronde!"ia bersorak kegirangan,matanya berbinar
Kevan pura-pura kaget. "Eh, kok aku kalah sama kamu? Curang nih!"
Zidan tertawa sambil mengacungkan jempol ke arah Jia. "Lihat kan, kamu keren juga, Ji! Besok kalau kamu udah pulang, kita tanding serius di asrama."
--
Keesokan harinya
Pagi itu, suasana sekolah terlihat berbeda. Udara segar yang menyapu wajah mereka seolah menyembunyikan ketegangan yang mulai terasa. Di tengah keramaian saat istirahat, Langit, Arkan, Juna, Yuan, Naufal, dan Zidan berkumpul di sudut kantin. Mereka sudah memutuskan untuk pergi menemui Pak Agus, penjaga asrama yang sudah lama bekerja di sana. Keputusan itu diambil saat mereka di rumah sakit kemarin,
Namun, Kevan yang tak mendengar apapun kemarin,tampak kebingungan. Dia tidak tahu tentang rencana yang sedang dibicarakan teman-temannya.
"Eh, kenapa kalian ngumpul kayak gini? Ada apa?" tanya Kevan dengan wajah penasaran, mendekat ke meja mereka.
Langit yang duduk di samping Juna menatap Kevan. "Lo baru tahu, kan? Kita lagi ngebahas soal makhluk itu.makhluk yang kami yakin kalau dia yang udah buat Jia tenggelam kemarin"
Kevan mengerutkan dahi. "Berarti Jia bukan kepeleset dong"
Zidan yang sejak tadi diam ikut menjelaskan. "Iya soalnya agak janggal waktu dokter jelasin tentang kakinya Jia yang ada bekas cakaran,jadi kemarin Juna sempat ngecek ke sana.lo ingat kan rumor yang bilang kalau di kolam itu ada penunggunya,jadi Juna nemuin tu mahluk.tapi kata cewe itu yang celakai Jia itu bukan dia,tapi makhluk yang emang udah lama di asrama, makhluk itu kayaknya ngincer jia"
Kevin merasa cemas mendengar penjelasan singkat itu."jadi,kita harus gimana?
Arkan meminum es nya,lalu menjawab. "Rencana awal,kita temuin pak Agus dulu,karna pak Agus pasti tau banyak hal tentang ini"
Langit berdiri dan memberi isyarat agar teman-temannya ikut. "Mumpung istirahat, kita pergi sekarang. Pak Agus pasti sedang di ruang penyimpanan."
Mereka semua bergegas menuju tempat Pak Agus berada, dengan pikiran penuh tentang apa yang akan mereka dengar.
---
Hah~,aku gak tau kenapa,tapi beberapa Minggu ini gak bisa mikir lagi untuk lanjutin alurnya😔Jadi kalau update nya lama sorry ygy!

KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory [END]
Horror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" bercerita tentang keh...