Janlup untuk selalu vote dan komen yang banyak, soalnya aku suka baca komen dari kalian😊
Wajib follow!!! Kalau nggak pantatnya korengan!!
Happy Reading ✨
Pasangan Klandestin berkedip sebanyak 4 kali, sesaat melihat penyusup kecil yang biasa dipanggil Derby itu berada di gendongan Rega seperti bayi yang merindukan ibunya.
"Cain makan apanya? Anak ini ga pa-pa, kan?" Riona mendekati putra ketiganya itu sekaligus melihat kondisi Derby.
"Lehernya digigit dikit, Ma, gak ngaruh," balas Saga mewakili Rega.
Derby yang tadinya menikmati usapan tangan Rega di punggung sempitnya, spontan tak terima dengan pernyataan Saga.
"Sakit banget tau! Gak ngaruh moncongmu itu!" sergah Derby menjambak surai kemarahan Saga.
Rega yang tadinya hanya diam, kini ikut menarik rambut kembarannya. Bermaksud membela anak yang ia gendong sekarang.
"Maap! Maap! Heh! Udah! Bisa botak ini!" Saga meronta mencubit kedua tangan Rega dan Derby.
Dimitri sang kepala keluarga menatap keluarganya serta si penyusup itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Detik kedua dia mulai membuka suaranya yang sebelumnya tertahan.
"Maaf atas kelancangan putra saya. Kami tidak ada melakukan apa pun padamu, kamu boleh memilih ingin tetap tinggal di sini, atau pulanglah kembali ke rumahmu." Senyumnya merekah indah, tangan besarnya terangkat mengusap kepala Derby lembut. Melihatnya bermanjaan dengan Rega, nampak lucu di matanya. Dimitri benar-benar menginginkan putra kelima.
Sang istri mengangguk girang membenarkan perkataan suaminya. Wanita itu ikut menghibur Derby si pelaku sekaligus korban di tempat ini.
"Halah, paling ya nanti dimakan juga. Tapi, kalau keluar bakal dimakan brutal sama Trio demit itu. Pasrah aja lah, Derby kan anak baik, selalu ada jalan keluar yang terbaik." Derby meyakinkan dirinya dalam diam. Berharap takdir akan memihak padanya kali ini.
Derby didudukan pada kursi yang ada di meja makan keluarga Klandestin. Rega ikut duduk di sampingnya, dan para pelayan mulai menyajikan beberapa hidangan di atas meja itu. Si penyusup yang masih kebingungan, menoleh ke arah Riona yang kini memberikan piring pada Derby.
"Aku ikut makan sama kalian? Tapi, aku gak mau makan daging manusia," jelas Derby nampak ngeri membayangkan bagaimana pelayan itu memasak daging-daging yang tersaji saat ini.
Saga terbahak mendengar perkataan lugu Derby. Terlalu berani untuk mengutarakannya di depan mereka langsung.
Riona membalasnya dengan senyuman hangat, dia menjelaskan jika mereka tak harus setiap hari memakan daging manusia, toh saat ini mereka juga ingin mengganti menu makan mereka dengan yang lain. Daging-daging itu berasal dari hewan ternak asli yang berasal dari kampung halaman Klandestin. Mereka memberikan khusus pada Derby sebagai permintaan maaf.
Derby menoleh pada Rega yang sedikit bisa ia percaya. "Beneran?" tanyanya memastikan.
Rega hanya berdehem singkat, tanpa mengangguk dan tanpa tersenyum seperti ibunya. Membuat Derby ragu-ragu untuk menerima sajian yang diberikan padanya.
"Kalau gak mau dagingnya, kamu bisa makan pastanya. Mama suapi, ya." Riona nampak antusias menaruh perhatiannya pada si penyusup itu. Bahkan Saga dan Rega dianggap angin yang tak terlihat.
"Aku juga mau menyuapinya," sela Dimitri tak mau kalah.
Saga berbisik pada kembarannya dengan suara yang dibuat-buat. "Abang Rega~ adek juga mau disuapi kayak gituh–ohok!!"
Bukannya mendapat suapan cinta, si bungsu Saga mendapat pukulan sayang di uluh hatinya. Rega tak memberi belas kasih pada kembarannya sendiri. Itu menjijikan batinnya.
Sejemang, mereka larut dalam aktivitas masing-masing. Sampai suara langkah kaki mulai mendekat ke arah meja makan.
"Suratnya udah jadi, ini paketnya juga siap mau minta maaf." Dia Carla. Wanita itu membawa Cain yang lebih besar darinya, pada gendongan bak karung beras di bahunya tanpa terlihat kesulitan sama sekali.
Carla mendudukan Cain di kursi tepat di hadapan Derby. Setelah itu, tangan Carla bergerak memberi beberapa lembar kertas pada sang kepala keluarga.
"Bagus, terima kasih, Carla," puji Dimitri pada putri keduanya.
Cain yang tadinya menunduk lemas, kepalanya mendadak didongakkan. "Ayok, minta maap, gak!" paksa Carla mencubit hidung bangir Cain lumayan kencang.
Cain berdecak diawal, sebelum akhirnya dia mulai menatap Derby dengan netra ambernya yang tajam itu. "Maaf," ucapnya singkat.
Derby hanya memasang tampang bingung. Sejujurnya ada secercah trauma ketika melihat Cain ada di dekatnya sekarang. Namun, setelah mengetahui alasan yang sebenarnya, dia bisa memahami kondisinya.
Derby hanya mengangguk dan tersenyum kecil meresponnya. Sebelum akhirnya dia mulai diperlihatkan isi dari surat-surat tadi oleh Dimitri.
"Loh, kok ada namanya Derby di KK-nya kalian? Namanya Derby juga cuma Derby Yeeshai, gak ada Klandestinnya," protes Derby merasa janggal.
"Iya, anggap aja ini kompensasi atas kecelakaan yang diperbuat putra saya. Selamat datang di keluarga kami, Derby. Mulai sekarang kamu bungsu kecil kita." Dimitri mengecup kening Derby tanpa permisi. Dan sang empunya masih memproses apa yang sedang terjadi.
"Sek, sek. Janne piye toh iki, Pak?" batin Derby membaca kembali lembaran kertas yang ada di tangannya. (Sebentar, sebentar. Sebenarnya ini gimana ya, Pak?)
"Yeeyy punyak adeek!!" sorak Saga si mantan bungsu Klandestin.
"Mari kita rawat adik kecil kita, sampai gemuk dan sehat." Carla mengukir senyum miring di wajah cantiknya itu. Namun, seakan tersirat banyak makna yang sulit di artikan.
Seketika membuat Derby bergidik ngeri dengan sorot mata keluarga Klandestin yang tertuju padanya.
***
Tanpa penolakan, Derby terbangun dari tidurnya seakan melupakan kejadian semalam. Yah, dia resmi menjadi bagian keluaga Klandestin, si para kanibal itu.
Sekarang para pelayan menyiapkannya baju seragam putih abu-abu dan handuk untuknya beranjak mandi. Derby hanya mengikuti arus kehidupannya saja tanpa mengeluh sedikit pun. Lebih tepatnya dia sudah lelah.
"Bunny, ayo cepetan! Ditungguin Rega sama Saga tuh, mau berangkat," suruh Carla dari bibir pintu kamar Derby.
Derby menjawab dengan suara yang sama dengan kakak perempuannya. Dia bergegas keluar lalu melipir sejenak di meja makan.
"Ini bekalnya, kamu gak mau sarapan dulu?" tanya Riona dengan suara lembutnya.
"Mau." Derby menerima dengan senang hati, dia melahap sepotong roti yang menggiurkan itu tanpa memperdulikan keberadaan Rega dan Saga yang sudah menunggunya dari tadi.
"Mau uang saku?" Kali ini Dimitri menawarkan beberapa lembaran uang berwarna merah jambu pada anak barunya.
"Mauu!" jawab Derby mengangguk antusias.
"Peluk dulu." Dimitri merentangkan kedua tangannya pada Derby yang duduk manis di sebelahnya.
Tanpa membuang waktu, Derby berhamburan ke dalam pelukan sang ayah, sekaligus mengambil lembaran uang itu dari tangan Dimitri tanpa rasa sungkan.
Saga menghelakan napas dan menahan gemas di saat yang bersamaan. "Duduk dulu, keknya masih lama tuh sarapannya," sarannya pada Rega yang berdiri tak jauh dari meja makan.
TBC
Buat reader, ada yang kanibal di sini? Ayuk ikut saya ke kantor pulici 🗿
Minggu, 22 Desember 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysalism (Hiatus ༎ຶ‿༎ຶ)
HumorSEKALI LAGI INI BUKAN BL!!! Sinopsis Dibesarkan oleh peliharaan mistis milik kakeknya sendiri. Remaja laki-laki itu telah hidup jauh dari kata normal. Derby namanya, wujudnya sama seperti anak laki-laki kebanyakan, namun tidak dengan matanya. Dil...