Janlup untuk selalu vote dan komen yang banyak, soalnya aku suka baca komen dari kalian😊
Wajib follow!!! Kalau nggak pantatnya korengan!!
Happy Reading ✨
"Hei, Teman kecil. Keluar dari situ, yuk. Darahmu ngucur terus itu. Nanti amoeba loh," bujuk Carla menggelitik pucuk kepala Derby menggunakan tulunjuknya.
"Anemia, Kak. Jauh amat," koreksi Saga nampak jengah.
Sedangkan yang dibujuk, fokus dengan isak tangisnya yang tak kunjung berhenti. Hal itu membuat Carla dan Saga saling lempar pandang kebingungan. Detik kedua mereka menyalahkan si sulung yang sudah gegabah dalam bertindak.
"Lagian puasa kek sekali-kali! Stok makanan, abang semua yang habisin! Sekarang adek kecil itu main disedot aja!" Saga menendang kaki Cain yang masih duduk tak berdaya di lantai.
"Rasanya gimana? Aku juga pengen nyicip!" tanya Carla antusias pada kembarannya.
"Heh! Maimunah!" Saga yang frustrasi dengan kegaduhan ini hanya bisa mengacak rambut merahnya itu hingga berantakan.
Saga kembali memanggil Derby yang setia bersembunyi di dalam guci besar itu. "Ee, siapa dah namanya? Boby, ya? By, ayok keluar, abang beliin boneka Ambalabu, ya?" ucapnya lembut.
Nihil, hanya suara ingus yang ditarik dan napas kian sesegukan terdengar pilu. Bahkan, Carla dan Saga mulai memakai baju badut dengan wig gimbal warna-warni serta beratraksi di atas bola dan sepeda roda satu.
Bagaimana dengan si sulung? Dia masih mencerna apa yang baru saja ia lakukan. Lebih tepatnya merasakan kembali dengan seksama rasa aliran darah yang baru saja dia santap.
'Belum pernah ada yang semanis ini,' guman Cain dalam diam.
Anak pertama itu berdiri, dia menyeka si merah yang membekas di sekitar mulutnya. Sayang, detik ketiga dia merasakan gelombang suara dasyat yang menyerang saraf otaknya.
Cain meremat kepalanya yang begitu pening. Rasa haus yang tak kunjung hilang menghantui di saat genting.
"Bantu aku kembali ke kamar," pinta Cain seraya menopang tubuhnya pada bahu Carla.
"Emoh, salah sendiri nyuri start duluan. Kumat kan sekarang!" tolak Carla menggoyangkan bahunya agar tangan Cain menjauh.
Saga terbahak kencang melihat Carla yang kini memakai topeng ganong dan memamerkannya pada Derby yang semakin meraung buncah.
"Saga, bantu aba–"
"Gak, lagi sibuk nih, bujuk si curut keluar dari guci." Kalimat Cain dipotong oleh Saga yang semakin menggoyangkan guci besar milik orang tuanya.
"Udah! Udaah! Waaa! Ampun! Pergi sana!! Huwaa!! Aku salah apaa?!! Aku cuma numpang berlindung di rumah kalian!!" Derby meledakkan tangisannya dengan menutup mata dan kedua telinganya. Dia lelah dengan kegilaan ini.
Carla dan Saga tak berhenti dengan aksinya. Mereka semakin kegirangan menjahili Derby yang mirip kelinci ketakutan di dalam guci itu.
Tak lama suara decitan pintu terdengar. Seseorang keluar dari salah satu bilik kamar yang ada di lantai dua. Seseorang itu keluar dari kamarnya dengan atmosfer yang tidak bersahabat.
"Berisik." Dia adalah Rega, anak ketiga dari pasangan Klandestin. Rupanya suara gaduh yang ditimbulkan oleh saudaranya mengusik jam istirahatnya yang berharga.
"Mampus, Rega bangun!" panik Saga lekas mengambil sikap diam sesaat kembarannya keluar dari kamar.
"Ahaha ... Adek kesayanganku udah bangun? Maap, maap, berisik, ya? Semua ini hanya ilusi, kamu masih tidur. Yuk, Kakak kembalikan lagi ke alammu, simsalabim turu!" Carla spontan membuang topeng anehnya dan mulai mengusap-usap dahi Rega, bermaksud menidurkannya kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysalism (Hiatus ༎ຶ‿༎ຶ)
HumorSEKALI LAGI INI BUKAN BL!!! Sinopsis Dibesarkan oleh peliharaan mistis milik kakeknya sendiri. Remaja laki-laki itu telah hidup jauh dari kata normal. Derby namanya, wujudnya sama seperti anak laki-laki kebanyakan, namun tidak dengan matanya. Dil...