Chapter 27: And then...

61.6K 1.8K 1K
                                    


"Phoon..."

"Ada apa?"

"Maaf, Phi Fah curang."

"Kenapa?"

"Kau mungkin belum siap."

"Tidak masalah."

"Boleh aku membuat unggahan? Apa itu tidak apa-apa?"

"Ya, tidak apa-apa," jawabku pelan sambil melihat Phi Fah yang sedang menggunakan ponselnya. Kami akan pergi, aku berjalan sedikit lebih dulu karena merasa gugup. Tiba-tiba, Phi Fah memanggilku dan mengambil foto ketika aku menoleh.

"Akan kau unggah di mana?"

"Di Instagram."

"Ah..." Aku terdiam. "Apa itu tidak apa-apa diunggah di Instagram-mu yang punya ribuan pengikut?"

"Tidak bolehkah aku mengunggah foto pacarku?"

Kenapa dia mengatakannya dengan senyum seperti itu? Jelas sekali dia ingin menggodaku!

Tiba-tiba, ponselku bergetar. Sebuah notifikasi dari Instagram muncul. Phi Fah mulai mengikutiku dan menandai fotoku. Foto itu adalah gambar dari belakang saat aku berjalan di depannya, dan satu lagi ketika aku menoleh.

Karena aku benar-benar menoleh tanpa berpose, aku sedikit terkejut. Caption-nya berbunyi: "Lalu dia menoleh."

"Apa kau punya Instagram-ku, Phi Fah?" tanyaku.

"Ya, aku mengikutimu."

"...Kau mengikutiku?"

"Ya."

Aku terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak menyangka Phi Fah punya Instagram-ku. Aku hanya menggunakannya untuk mengunggah foto langit. Aku tidak mengikuti siapa pun kecuali empat temanku, dan pengikutku juga hanya teman-temanku. Aku punya empat akun yang kuikuti dan empat pengikut. Tapi sekarang, Phi Fah salah satunya.

Foto yang diunggah Phi Fah mendapat banyak like, dan komentar mulai bermunculan. Aku tidak sempat membacanya karena Phi Fah menggenggam tanganku, jadi aku menyimpan ponselku.

"Apa kau ada kegiatan lain?"

"Aku? Tidak, tidak ada."

"Kalau begitu, ikut aku besok."

"Benarkah?"

"Aku sudah bilang akan mengajakmu ke rumahku, ingat?"

"...?" Aku bingung, tapi dia tidak menyadarinya. "Aku belum memutuskan."

"Ter dan Hill sudah pulang."

"Ah..."

"North dan Jo juga sudah pergi. Jadi, kau harus ikut denganku."

"...Baiklah." Aku setuju tanpa bisa menolak. Bukan karena aku tidak ingin pergi, tapi aku masih memikirkan sesuatu soal ayahku.

Saat kami berjalan kembali, aku melihat beberapa orang memandang kami dan berbisik-bisik.

Rasanya seperti saat Ter bersama Hill atau North bersama Jo. Mereka selalu bilang hal itu sering terjadi.

Ah... sepertinya ini tidak ada bedanya sekarang.

Kami sudah menjadi pacar...

Aku melihat tangan kami yang saling menggenggam, jantungku berdegup sedikit lebih cepat. Kehangatan tangannya membuatku tersenyum.

Kami sampai di mobil, aku duduk di kursi penumpang, dan tak lama kemudian, mobil mulai berjalan.

"Kau akan tinggal denganku malam ini."

[END] SOUTH : BESIDE THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang