Sorakan riuh memenuhi gedung olahraga itu. Matras berwarna biru dan merah muda, bersatu. Di atas matras yang di pijak nya, ada sosok yang tengah berjuang memperebutkan mendali emas pertandingan pertama nya.
Sempat kesulitan dalam menggerakkan kaki nya, kini dia malah terjun ke cabang olahraga yang bertanding bertumpu dengan kekuatan kaki nya.
Taekwondo
Ya, anak kedua dari jennie dan lisa ini. Mengambil keputusan untuk bergabung ke dalam olahraga tersebut, sempat di tentang oleh ibunya. Namun lisa selalu membiarkan anak nya melakukan apa yang mereka mau. Bukan nya tidak khawatir dengan anak nya, lisa hanya yakin pada kemampuan anak nya.
Gwen berusaha keras melatih kaki nya. Tidak berasa 2 tahun berlalu dari kejadian mengerikan itu.
Gwen memilih homeshooling karena adik bungsu nya itu tidak bisa jauh dari nya. Sedangkan giel melanjutkan universitas idaman dengan mengambil fakultas kedokteran spesial jantung.
Canny, usia mau menginjak 3 tahun anak ini tengah aktif-aktif nya. Seperti sekarang dia orang tidak bisa diam menyaksikan gwen tengah bertanding.
"Look, itu unnie baby."
"Cemangatt unnieee, talo unnie menang nanti dapat adiah dali daddy xixixi." Teriak nya
Mereka terkekeh mendengar itu.
"Ayo gwen kau harus bisa, bayangkan saja itu canny." Ucap nya kepada diri nya sendiri.
Pertandingan ini adalah babak terakhir, dimana babak ini adalah babak penentuan. Keringat sudah menetes bahkan membasahi baju nya.
Melakukan Aidan Dollyo Chagi: Tendangan Menggunakan Kaki Depan Ke Arah Perut
Membuat lawan, menjadi oleng dan terjatuh. Point gwen masuk, bertepatan itu juga waktu habis.
Keputusan pemenang, wasit memenang kedua lengan sudut biru dan merah.
Hingga penyelenggara mengumumkan pemenang nya. Wasit mengangkat lengan dari sudut merah.
"Pertandingan ini dimenangkan oleh sudut merah."
"Selamat kepada KIM GWEN MANOBAN."
Gwen melepaskan helm pelindung nya dan berlari ke arah mereka.
"Mommy, daddy, canny, oppa."
"Gwen."
"Hikss, gwen menang." Teriak nya lantang.
Mereka semua mendekap gwen, namun lagi dan lagi ada saja yang merusak suasana.
"Hweppp, baby cecak."
"Aaaaa yepas duyu." Teriak nya.
Gwen menggengdong canny dan mengecup pipi nya.
Jennie mengusap mata nya yang nampak memerah.
"Mom, mommy kenapa?."
"Hmm, tidak apa sayang, mommy bangga pada unnie. Selamat sayang, ini awal untuk unnie. Terus berlatih ya nak. Pesan mommy jangan cidera hikss."
"Awww, angan cly mandu."
"Unnie baby tan clong." Ucap nya dengan bahasa yang belum terlalu jelas.
"Anak daddy hebat." Ucap lisa mengusap kepala anak nya, sembari mendekap jennie yang masih terisak.
"Oppa, tidak ingin lagi mengganggumu."
"Waeee." Tanya nya
"Oppa takut kau akan mematahkan leher oppa." Sahut giel.
"Hahaha, boleh di coba itu."
"Bagaimana jika kita merayakan kemenangan unnie dengan makan di luar?." Saran lisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY SISTTER
RandomDisaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita-cita yang di impikan nya sejak kecil yaitu menjadi seorang dokter. "Aku hanya orang miskin sebatang...