LOF 14

342 132 41
                                    

Jarum jam bergulir, sang baskara mulai hadir menggantikan pendar bulan yang sempat menyala untuk beberapa waktu lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum jam bergulir, sang baskara mulai hadir menggantikan pendar bulan yang sempat menyala untuk beberapa waktu lalu.

Di balik selimut, Ivona, masih terpejam, kelopak mata gadis itu masih menyatu, tak ada tanda akan saling melepas membiarkan empu untuk bangun menghadapi hari baru, nuansa baru, dan status baru.

Ivona baru saja tertidur saat fajar menjelang. Presensi orang asing yang sudah menjadi suaminya, membuat mata Ivona tak bisa diajak bekerjasama untuk terpejam, sedang Archie, pria tampan itu langsung terlelap, begitu tubuh menyatu dengan keempukan kasur, apalagi! sudah ada yang menemani tidur.

Mereka sedang berada di sebuah rumah, yang sengaja Archie beli, guna memudahkan Ivona selama KKN, jika dibandingkan dengan suite hotel, berada disini, tentu lebih nyaman.

Mereka sedang berada di sebuah rumah, yang sengaja Archie beli, guna memudahkan Ivona selama KKN, jika dibandingkan dengan suite hotel, berada disini, tentu lebih nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bau harum rempah perbumbuan tumisan, serta gesekan wajan dan spatula dengan suara minyak bersentuh percikan air. Menandakan seseorang tengah berkutat di dapur.

Archie terlihat di sana, sibuk menyiapkan sarapan. Ia sudah terbangun sejak Ivona terlelap, menyiapkan segala suatu hal seorang diri.

Jemari telunjuk menyentuh pinggiran wajan, lalu bergerak pada ujung lidah menjulur. "Perfect, kamu selalu bisa melakukan apapun!" Pujinya narsisme.

Usai menata sajian pada meja bar, Archie beranjak melangkah meninggalkan dapur.

Tersenyum, ia hampiri gadis yang masih tertidur. Duduk di sebelah ruang kosong, tangan Archie terulur mengusap surai lembut Ivona, "bangun dulu, sudah pagi, Kamu harus makan!" tutur pria itu.

Menggeliat, mata Ivona menyipit menyesuaikan cahaya masuk, menyusup dibalik tirai, bergumam parau. "Pagi..." sapanya, tersirat nada kantuk, Ivona menguap pelan, berujar. "Kamu duluan aja, nanti aku susul!"

"Baiklah, mau saya buatkan susu?" tanya Archie dengan intonasi rendah. Mendapat anggukan Ivona sebagai jawaban, ia lantas kembali ke dapur.

"Kamu bisa masak?" Suara lembut, sedikit serak khas bangun tidur, menghentikan kegiatan Archie, yang tengah mencuci beberapa piring kotor. Ia dapati presensi Ivona, dengan piyama motif brokoli, rambut tercepol asal, mata setengah terbuka menyipit, berjalan gontai ke arah meja bar, sudah tertata menu sarapan, juga segelas susu.

Labyrinth of fateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang