INI NOVEL ADULT ROMANCE 21+, JANGAN ASAL BACA BAGI KALIAN YANG BELUM CUKUP UMUR.
••••
"Mau nikah dulu, atau kawin dulu? saya bisa semuanya? Pilih saja Nadi."
••••
Nadine Savaira (24 tahun) memutuskan kabur sejauh-jauhnya setelah membatalkan pertunan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kabur saja, Nad. Karena kemanapun kamu pergi, aku akan terus mencari mu, dan saat aku menemukanmu. Akan ku jadikan kamu milikku."
••••
Di sudut desa yang terpencil, sunyi dari hiruk pikuk kota, Puskesmas menjadi saksi bisu keramaian pagi itu. Suasana yang masih lekat dengan tradisi dan keasrian menyelimuti desa pagi itu. Pasien berdatangan satu per satu, menunggu giliran untuk berobat.
Nadi, nama di name tag wanita itu, dengan seragamnya yang rapi, ia sibuk menata berkas dan mencatat data pasien baru.
Di tengah kesibukannya, sebuah suara merdu memanggilnya, "Nad!"
"Iya, Bu?" Nadi menjawab melirik ke arah seseorang yang memanggilnya itu, "Nanti kamu yang tangani berkas anak Pak Desa ya. Dia akan datang kesini hanya untuk mengambil surat rujukan ke rumah sakit besar," ucap Santi, staf senior di Puskesmas, tapi dia jauh lebih senior dari pada Nadi yang baru bekerja belum sampai dua tahun.
"Jadi tidak akan di periksa Bu, hanya mengambil surat rujukan saja?." tanya wanita bername tag Nadine Savaira itu. Tapi namanya selama disini itu Nadi.
"Seperti biasa kan?." katanya berbisik, memang begitu, sekelas anak kepala desa jarang berobat di puskesmas, mereka hanya mengambil rujukan ke rumah sakit besar.
"Kamu selesaikan yang ini dulu ya, penting soalnya "
Nadi menatap kearah pasien di depannya, lalu tersenyum tipis, "Ibu tidak apa-apa menunggu sebentar?" tanya Nadi, yang segera diangguki oleh pasien itu.
Jujur saja Nadi tidak mau memperpanjang masalah saja, karena masalah ini sudah dilakukan sejak dahulu, Nadi saja baru masuk, langsung di sodorkan hal hal seperti ini.
Meskipun begitu, itu bukan masalah yang harus di besarkan, jauh daripada itu, kehidupan di sini jauh lebih baik, Nadi bisa beradaptasi dengan baik.
••••
"Nad nanti, makan siang di warung yang baru buka itu, mau ga?" katanya tanpa basa basi.
"Jauh."
"Kan ada mas Danu, tadi mas Danu di ajak, eh dia malah nanyain kamu."
"Enggak ah."
"Lah, kenapa? apa gara-gara ada mas Danu?"
Nadi menggelengkan kepalanya., Aku mau bersihkan lemari itu." jawab Nadi.
"Kan itu bisa nanti saja."
"Mau aku bereskan setelah ini."jawab Nadi.
"Ya tuhan, tapi Nad nanti aku bantu deh, asal ikut saja sama kami, aku udah bilang sama mas Danu soalnya kamu akan ikut, kalau kamu nggak ikut pasti dia nggak ikut loh, kamu tahukan kalau mas Danu nggak ikut, rekan kerjanya juga nggak akan ikut."
