13.00

27.4K 1.9K 98
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

"Kau salah meletakkan nya bodoh!"

"Kau yang salah!, bahkan lebih bagus buatan ku.di banding buatanmu yang jelek itu"

"Kau!!"

"Aku hanya berbicara fakta"

Saat ini mansion Laksana nampak ramai oleh kehadiran kedua sahabat nya, sedari tadi Bram, Brayan dan Oliver tengah sibuk menyusun Lego. rasanya laksana ingin menyeret kedua sahabat nya itu dari mansion milik nya, apalagi kondisi ruang tamu tidak bisa di katakan baik baik saja.

Bungkus Snack di mana-mana, bantal kursi yang sudah melayang entah kemana, jangan lupakan Lego yang berceceran di mana-mana. kedua sahabat nya itu seperti simpanse yang kabur dari kandang, apalagi tampang tak berdosa nya itu.

"Gak cape lo liatin kita terus?apa karena ketampanan gue yang begitu memancar, sampai lo gak berkedip liatin gue terus. tapi sorry aja ya Broo,gue masih suka lobang "ajak Brayan narsis.

"Najis"balas laksana pedas.

"Dari pada kalian menumpang di rumah ku, mending kalian pergi sebelum bodyguard yang menyeret kalian secara paksa"ujar laksana jengah dengan kedatangan sahabat-sahabat nya itu.

"Yaelah bos,kita itu kesini mau jenguk istri lo. tapi karena lo larang,jadi yaudah kita nginep aja. iya gak Broo?"ujar Bram meminta jawaban Brayan.

"Yoi men, lagian kenapa sih kalo kita nginep? itung-itung bantuin lo ngabisin makanan di sini,kan kasian kalo di anggurin"balas Brayan.

"Stress"

Dari pada bersama mereka, laksana memilih untuk kembali ke kamarnya. dirinya begitu merindukan pelukan istri nya itu, karena memeluk kaluna menjadi salah satu hobinya mulai sekarang.

"Mau kemana lo?"tanya Brayan yang melihat laksana bangkit dari sofa.

"Kamar"jawab nya singkat.

"Yaelah, yang udah punya istri mah beda yaa"ujar Bram.

"Yoi"timpal Brayan.

Laksana memilih mengabaikan ucapan sahabat-sahabat nya itu, laksana melanjutkan langkah nya menuju kamar. saat membuka pintu,hal pertama yang ia lihat adalah seorang wanita yang masih senantiasa menutup mata nya.

Laksana merebahkan tubuhnya di samping kaluna, menyelusup kan tangan nya di bawah leher kaluna menjadi kan tangan nya sebagai bantalan. Laksana terus memandang wajah kaluna yang tampak sangat damai, menghirup aroma manis dan segar dari tubuh kaluna.

Saat sedang sibuk memandangi kaluna, laksana tersentak saat merasakan jari-jari kaluna bergerak. laksana langsung mendudukkan tubuhnya, menatap penuh harap pada kaluna.

"Kaluna.. kumohon bangun lah"ujar laksana penuh harap akan kesadaran kaluna.

Perlahan-lahan kaluna membuka kedua matanya, yang sudah lama tak pernah terbuka. menyesuaikan penglihatan nya yang masih buram, tubuhnya terasa remuk dan mati rasa.

Setelah penglihatannya jelas, yang pertama ia lihat adalah wajah laksana yang begitu dekat dengan nya. saat akan menggerakkan tubuhnya, tubuh kaluna terasa sangat sakit dan tak bisa di gerakkan.

"Ugh.."

Kepalanya terasa sangat berputar-putar dan pusing, rasanya kaluna tak dapat menahan rasa sakitnya. kaluna memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakit di kepala nya seperti ada beribu-ribu jarum yang menusuk-nusuk kepala nya.

Laksana yang melihat mata kaluna kembali terpejam,panik bukan main. Laksana berjalan tergesa-gesa untuk memanggil Brayan.

"BRAYAN CEPAT PERIKSA ISTRI KU!!"teriak laksana tergesa-gesa.

Becoming the Male Protagonist's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang