11.00

23.9K 1.5K 54
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Seharian ini laksana sibuk mengurus surat adopsi Oliver, meskipun sedikit tak ikhlas karena harus mengadopsi Oliver.tapi dirinya harus melakukan itu, untuk mengurangi rasa bersalah nya pada kaluna.

Laksana pun sudah mendaftar kan Oliver di sekolah elit internasional, apalagi saat tau bahwa Oliver adalah anak yang mudah menyerap pembelajaran.

Semua kebutuhan dan keinginan Oliver, laksana limpahkan pada Emma.sehingga kaluna tak perlu repot-repot untuk mengurangi bocah tengik itu.

Laksana tampak mondar-mandir di dalam kamarnya,hari sudah mulai malam tapi kaluna belum juga sadar.laksana sudah menelpon Brayan untuk segera datang ke mansion nya,tapi Brayan bilang dirinya bisa datang ke mansion laksana setelah urusan nya di rumah sakit selesai.

Jadi mau tak mau, laksana mengiyakan permintaan Brayan.laksana mendudukkan tubuhnya di samping kaluna yang sedang berbaring di atas kasur, tubuhnya sudah tak sedingin tadi tapi tetap saja wajahnya masih sangat pucat.

Tangan nya mengelus permukaan perut kaluna yang masih datar dengan lembut, dirinya tidak tau bahwa di dalam perut istri nya terdapat kehidupan baru,darah daging nya sendiri.

Perasaan nya tak karuan, antara bahagia dan terharu.apakah ini perasaan saat pertama kali seseorang akan menjadi seorang ayah? perasaan seperti beribu-ribu kupu-kupu menggelitik perut mu.

Entah kenapa melihat kejadian di kamar mandi, membuat laksana terpukul hebat.antara perasaan bersalah dan risau, yang membuat nya tak tenang seharian ini.

Tok..tok

"Masuk"

Terlihat Brayan berjalan dengan wajah letih yang ketara,tapi di satu sisi dirinya harus membantu sahabat bodoh nya itu.

"Kenapa kaluna belum juga bangun?kata kau kaluna akan bangun setelah obat bius nya habis,tapi kenapa sekarang belum juga bangun??"tanya laksana bertubi-tubi.

"Biarkan aku memeriksa nya dulu bodoh"balas Brayan geram dengan pertanyaan laksana.

Brayan tampak memeriksa kaluna dengan serius, dirinya tak ingin mempertaruhkan kan pekerjaan nya, karena tak menuruti keinginan laksana.

Laksana menunggu Brayan dengan risau, setelah memeriksa kaluna Brayan tampak termenung.

"Kenapa? apakah terjadi sesuatu yang serius??"

"Suhu tubuhnya normal, keadaan nya pun sudah membaik.tak ada masalah yang serius dengan Kaluna dan bayinya, seharusnya kaluna sudah bangun saat tadi siang.tapi kenapa kaluna tak kunjung bangun?"ujar Brayan bingung sendiri.

Tubuh laksana menegang, pikiran nya tak bisa berpikir positif saat ini.tak beda jauh dengan laksana, Brayan pun seketika menegang saat pikiran nya menemukan titik terang tentang kondisi kaluna.

"Melihat kondisi kaluna sekarang, seperti nya kaluna berada dalam kondisi vegetatif "

"Kondisi vegetatif?"

"Kondisi disfungsi otak kronis ketika seseorang tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Pada kondisi vegetatif, seseorang tidak sadarkan diri dan tidak mampu merespons kondisi di sekitarnya. Namun, jantungnya masih berdenyut dan ia masih bisa bernapas. Orang yang mengalami kondisi vegetatif biasanya membutuhkan perawatan intensif""jelas Brayan.

Mendengar penjelasan Brayan, laksana langsung membatu.seketika perasaan bersalah nya pada kaluna memuncak,jika saja laksana tidak memaksa kaluna untuk melakukan hubungan intim.semua itu tidak akan terjadi,kaluna tak mungkin dalam kondisi vegetatif.

Becoming the Male Protagonist's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang