12 | Hujan Dan Kamu!

55.8K 1.9K 23
                                        

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Siang ini hujan deras mengguyur SMA stephanus, angin berhembus kencang beradu dengan petir yang menyambar. suara pekikan-pekikan ketakutan siswa-siswi terdengar menggema di setiap sudut sekolah. Hujan tak kunjung reda membuat mereka yang berangkat menaiki motor kebingungan untuk pulang nanti.

KRINGGGGGG!

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, menandakan kegiatan pembelajaran mereka telah selesai hari ini dan akan lanjut di hari berikutnya. Loura memasukkan alat tulisnya ke dalam tas miliknya, sesekali menatap jendela yang memperlihatkan guyuran hujan yang tak kunjung reda.

Gadis itu menghembuskan nafasnya "Hujannya kapan redanya sih." gumam Loura.

"Pasti bakal lama sih redanya orang masih deres gini," sahut Azalea.

Loura menoleh, wajahnya cemberut "Gimana coba gue baliknya, mana gue balik sama Kendrick." keluhnya "abang gue pasti masih banyak kelas di kampus, nggak bakal bisa jemput gue." lanjutnya.

Alisha menimpali, "Nungguin sampai hujannya reda aja."

Azalea memutar bola matanya malas "Yang bener aja! lo mau lumutan nungguin hujan reda? Masih sederas ini pasti bakalan malam redanya!" seru Azalea.

"Yaelah ribet amat terobos aja apa susahnya," timpal Elin.

Alisha berbinar mendengarnya "Wah ide bagus! terobos aja sekalian hujan-hujanan." ucapnya.

Loura tampak berpikir "Em... boleh juga sih, tapi takut tiba-tiba ada petir..." lesunya.

Azalea mengangguk "Bener juga... kalo lagi asik-asiknya main hujan eh tiba-tiba kesamber petir kan gak lucu..." katanya sambil bergidik.

***

Kendrick dan Loura tampak berdiri di depan lobby sekolah menunggu hujan reda. Loura dengan perasaan gugupnya berusaha mengatur degup jantungnya yang terasa berdetak kencang. Bagaimana tidak? dirinya dan laki-laki itu sangat dekat bahkan hampir tidak ada jarak!

"Lo nggak bawa jas hujan ya?" tanya Loura. membuat Kendrick menoleh.

"Enggak."

Loura mengerucutkan bibirnya "Yah... terus gimana dong baliknya, masa mau nunggu sampai reda..." lesunya.

Loura tampak menggigil kedinginan, dia memeluk dirinya sendiri dengan bibirnya yang bergetar "shh.."

Kendrick yang menyadari gadis itu kedinginan pun berinisiatif untuk mencopot hoodinya dan memberikannya kepada Loura.

"Pake! biar gak kedinginan." suruhnya membuat Loura tertegun manis sekali dia?

Loura menatap hoodie itu lalu menatap pemiliknya "Terus lo gimana? nanti lo kedinginan juga..." kata nya.

"Gue nggak papa, setidaknya lo nggak kedinginan." jawab Kendrick.

pipi Laura tampak memerah seperti tomat, jantungnya berdebar kencang "S-serius?" gugupnya.

Kendrick mengangguk lalu memasangkannya ke tubuh ramping Loura, gadis itu tambak tenggelam sebab hoodinya terlalu kebesaran di tubuhnya yang mungil. karena tingginya dan tinggi kendrik berbeda sangat jauh.

"Shit. gemes banget!" batinnya merasa gemas, dia segera mengalihkan pandangannya kearah lain. takut Loura memergokinya.

30 menit berlalu, hujan masih tetap deras bahkan bertambah sangat deras, petir menyambar menciptakan suara guntur yang mengagetkan. Loura kini berada di pelukan Kendrick yang menenangkan agar Loura tidak semakin ketakutan.

Kendrick menunduk, menatap raut wajah ketakutan Loura "Takut banget hm?" tanya nya.

Loura mengangguk lemah "Takut banget..." gumam Loura.

"It's okay, ada gue." ucapnya sambil mengelus surai lembut gadis itu.

Loura mendongak, menatap Kendrick "Ayok terobos aja... gue gak mau lama-lama disini..." ujarnya.

"Nanti lo sakit."

Loura menegakkan tubuhnya "Enggak! gue anti sak-"

JEDUARRRR!

"AAACCKK!"

Grep!

Mendengar guntur yang sangat mengejutkan itu membuat Loura dengan spontan langsung meloncat ke pelukan Kendrick yang untungnya langsung di tangkap oleh laki-laki itu.

Kendrick terkekeh "Takut gini yakin mau nerobos hujan?" ejeknya.

"Ck! gak usah ngejek!" ketusnya.

Kendrick tertawa puas mendengarnya "Lucu banget hm?" godanya membuat Loura tersipu.

Pipinya memerah macam tomat, tetapi dia tetep berusaha memasang raut garangnya "Gak usah godain gue!"

Mendengar itu gelak tawa Kendrick semakin pecah, tanpa sadar bersama dengan Loura membuat dirinya tertawa walaupun hanya melihat raut wajah garang gadis itu.

"Hujan punya alasan kenapa ia jatuh, tapi aku tidak punya alasan mengapa hatiku jatuh kepada kamu." -Ken.

***

🍓 TO THE CONTINUED 🍓

Kendrick ; Possessive Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang