PARA PELAKU DALAM CERITA INI ADALAH:
Malam-malam awal....
Malam itu, hujan mengguyur Jakarta tanpa ampun. Petir sesekali menyambar, menerangi langit gelap yang suram. Nadia duduk di meja belajarnya, menekuni buku Biologi yang menumpuk di hadapannya. Dia adalah gadis remaja yang cantik, berambut hitam pendek, kulit sawo matang tapi bersih, tinggi 160 cm, suka digendong, rasa ingin tahunya besar, cerdas, usil, cerewet, pinter, tapi sedikit ceroboh.
Kamar mungilnya hanya diterangi lampu meja yang remang. Sesekali ia melirik keluar jendela, ke arah apartemen sebelah yang temaram.
"Apartemen itu masih kosong, kan?" Nadia bergumam pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Namun, di balik kaca jendela kamar di apartemen sebelah, dia melihat sesuatu yang membuat napasnya tertahan. Sebuah bayangan.
Siluet seseorang yang berdiri di sana, diam, menatap langsung ke arah Nadia."Mungkin cuma halusinasi," Nadia berbisik, mencoba meredam rasa takutnya. Tapi tatapan bayangan itu terasa nyata.
Keesokan paginya, saat sarapan bersama ibunya, Nadia mencoba menceritakan apa yang ia lihat semalam. Ibunya adalah seorang perempuan yang cantik, pendiam, protektif, berusia 40-an, menyimpan rahasia.
"Ibu, apartemen sebelah itu kosong, ya?" tanya Nadia sambil menuangkan teh ke cangkirnya.
Bu Fitri, ibunya, mengangkat alis. "Setahuku sih begitu. Kenapa tanya begitu?"
"Semalam aku lihat ada bayangan orang di jendela kamar sebelah." Nadia menatap ibunya, berharap mendapat penjelasan yang masuk akal.Bu Fitri tertawa kecil. "Mungkin cuma refleksi atau orang lewat di lorong. Jangan terlalu dipikirin, ya.""Tapi, Bu..." Nadia ingin menanggapi, tapi ibunya sudah berdiri sambil membereskan piring-piring di meja.
Sepulang sekolah, Nadia menemui sahabatnya, Rio, di kantin. Rio adalah teman sekelas Nadia yang berani, skeptis, dan logis, berambut keriting, tinggi 165 cm, memakai kacamata, suka menyelidiki hal-hal aneh, dan tidak suka disentuh oleh siapapun terutama perempuan. Suasana kantin sangat ramai oleh siswa yang bercanda dan makan siang, tapi Nadia merasa tidak tenang.
"Rio, gue mau cerita," katanya setelah memastikan tidak ada orang lain yang mendengar.Rio menyesap es tehnya sambil menatap Nadia dengan penasaran. "Apa lagi? Jangan bilang lo ngelihat hantu."
"Bukan hantu, tapi... semalam gue lihat bayangan di apartemen sebelah. Yang katanya kosong itu."Rio mengernyit. "Serius lo? Mungkin ada yang nyewa diam-diam?"Nadia menggeleng. "Nggak mungkin. Ibu gue bilang apartemen itu kosong sejak lama."Rio menatap Nadia lebih serius. "Hmm, lo tahu apa yang bikin apartemen itu kosong?""Aku nggak tahu. Tapi aku penasaran. Mungkin kita bisa cari tahu?"Rio tersenyum kecil. "Lo ngajak gue buat jadi detektif? Oke, gue ikut, asal lo nggak kabur duluan nanti."
Nadia tersenyum lemah. Meski sedikit lega karena Rio mau membantunya, perasaan takut tetap mengganjal. Bayangan itu, entah kenapa, terasa lebih dari sekadar pantulan cahaya.
Malam kedua.....
Setelah Rio pulang dari rumahnya, Nadia mencoba menenangkan diri dengan membaca novel di tempat tidur. Namun, ketika dia melihat ke jendela, bayangan itu kembali. Kali ini, lebih dekat."Siapa kamu?" bisik Nadia, meskipun dia tahu itu sia-sia. Jantungnya berdegup kencang. Dia meraih ponsel dan mencoba memotret bayangan itu, tetapi saat kamera diarahkan, bayangan itu menghilang.
Dia memandang keluar jendela sekali lagi, dan kali ini, bayangan itu tidak ada. Namun, Nadia mendengar sesuatu. Sebuah ketukan pelan.Tok. Tok. Tok.Ketukan itu datang dari arah apartemen sebelah. Rasa dingin menjalari tubuhnya. Sesuatu di sana mencoba menghubunginya."Apa yang sebenarnya terjadi di sana?" tanyanya dalam hati. Pertanyaan itu menjadi awal dari misteri panjang yang akan dia dan Rio ungkapkan.
BERSAMBUNG....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang di Balik Jendela
Mystery / Thriller"Bayang di Balik Jendela" adalah novel misteri yang menceritakan kisah seorang remaja bernama Nadia yang mendapati bayangan aneh di jendela apartemen tetangganya. Rasa penasaran membawanya mengungkap rahasia kelam di balik sosok bayangan itu, yang t...