BAB 27

53.6K 3.4K 171
                                    

Liburan panjang sebelum memasuki universitas sebagai mahasiswa baru terasa cepat sekali berlalu. Selama liburan, Amora harus menyiapkan banyak hal sebagai persiapannya kembali memasuki Dwarka Dharma.

Karena kali ini Amora memutuskan untuk masuk ke jurusan Sastra Inggris, ada hal-hal baru yang harus disiapkan.

Alasan mengapa Amora memilih jurusan yang berbeda adalah karena ia belum bisa melepaskan bayang-bayang buruk kehidupan kuliahnya dulu di jurusan Manajemen Bisnis.

Selain itu, Amora juga ingin mencoba mengikuti keinginan hatinya, seperti ucapan Alan tempo hari saat mereka berbincang berdua di ruang keluarga.

Di waktu hidupnya yang dulu, Amora tidak memiliki banyak pilihan yang terpikirkan saat mendapat beasiswa kuliah dari yayasan. Di benaknya hanya ada puluhan cara untuk menebus rasa bersalahnya pada Alan yang telah jatuh bangkrut.

Dan semua terjadi karena kelakuan putri semata wayangnya.

Amora tidak sampai hati mengambil jurusan lain yang ia inginkan dan mengabaikan kondisi Alan yang saat itu menjadi memprihatinkan.

Bermodal keyakinan bahwa dirinya bisa membantu Alan di masa depan dengan masuk ke jurusan Manajemen Bisnis, Amora menjalani hari-harinya dalam kepayahan.

Buntut dari keputusannya masuk ke sana—bersama Allister, Narendra, dan Bara—adalah kehadiran petaka yang tidak pernah ingin Amora ulang.

Maka dari itu, meski tetap memutuskan kembali ke Dwarka Dharma, Amora akan menghindari segala hal tentang jurusan Manajemen Bisnis.

Untuk saat ini.

Sebenarnya, sudah sejak dulu Amora ingin masuk ke jurusan Sastra Inggris. Dirinya mencintai buku-buku sastra klasik berbahasa Inggris dan ingin mendalaminya.

Di waktu yang lalu, keinginan tersebut terpaksa ia pendam. Tekadnya memperbaiki hidupnya dan Alan membuat Amora memilih mempelajari bisnis, bidang yang sesungguhnya tidak pernah ia minati.

Mengesampingkan urusan pilihan jurusan sejenak, Amora juga tidak lupa bersenang-senang selama liburan.

Ia kembali mengunjungi Jepang. Kali ini bersama dengan Bianca.

Bisa dibayangkan, betapa gembiranya anak itu saat Milla dan Gala mengizinkannya menemani Amora ke Hokkaido.

Walaupun mereka hanya menghabiskan waktu selama satu pekan di sana, Bianca sudah puas. Apalagi dia bertemu dengan Ren yang sangat baik dan sering memanjakannya.

Kalau bisa, Bianca sampai ingin menukar Narendra dengan Ren.

Abang cueknya itu tidak bisa dibandingkan dengan Ren yang sudah seperti malaikat tanpa sayap di mata Bianca.

Lain dari Amora dan Bianca yang sempat berlibur, Narendra harus kembali terjebak dalam perjalanan bisnis bersama Gala.

Dalam kurun waktu dua bulan, Narendra sudah bolak-balik mengunjungi Zurich, Dublin, Bergen, dan Malmö di Benua Eropa. Tak sampai di sana, Gala juga menariknya untuk ikut menghadiri rapat-rapat direksi, investor, dan pemegang saham.

Belum cukup, Narendra bahkan diminta mewaikili perusahaan bersama Pram untuk bertemu dengan mitra bisnis mereka di Hong Kong dan Singapura.

Meski lelah bukan main, Narendra tidak pernah menunjukkannya terang-terangan di depan Gala. Toh, semua tugas dari papanya itu memang dibutuhkan Narendra sebagai persiapan mewarisi Hardinata Corp.

Saat dia memiliki waktu satu atau dua hari pulang ke Jakarta, daripada beristirahat di rumahnya, Narendra lebih memilih mengunjungi kediaman Alan dan menemui Amora.

FIX YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang