Bab 2

20.9K 1.8K 11
                                    

Hari-hari berlalu sejak Alaska mulai hidup sebagai Remiel Zian Valcrest.

Ia terus berusaha memperbaiki sikapnya, tapi rasa penasaran tentang masa lalu pangeran bungsu itu tidak pernah hilang.

Sore itu, setelah menyelesaikan makan siang bersama pelayan-pelayannya yang mulai terbiasa dengan sikap barunya, Alaska memutuskan untuk berjalan-jalan di taman istana.

Sepanjang perjalanan, pikirannya penuh dengan potongan cerita dari novel "Valcrest: Warisan Mahkota".

Kenapa nasib Remiel begitu kelam dalam cerita? pikirnya.

Dalam novel, bagian masa lalu Remiel hanya disinggung sepintas. Ia awalnya digambarkan sebagai anak bungsu yang disayangi seluruh keluarganya.

Kaisar Aldrian ayahnya, yang terkenal tegas, menjadi lembut ketika berhadapan dengannya.

Permaisuri Elara sang ibu, yang biasanya elegan dan anggun, tidak ragu untuk menggendong dan mencium pipi putra bungsunya di depan para bangsawan.

Kakak kembarnya aedric dan Kaelan valcrest terutama kakak tertuanya yaitu putra mahkota leonhart, selalu melindungi dan memanjakannya.

Namun, semua itu berubah ketika keluarga Duke Reinhardt, salah satu saudara dekat kaisar, berkunjung ke istana.

Alaska mencoba mengingat detail cerita itu. Anak laki-laki Duke Reinhardt, Cassian Reinhardt, adalah anak yang cerdas, berbakat, dan memiliki pembawaan menyenangkan.

Ketika ia menginjakkan kaki di istana, seluruh keluarga Valcrest menyambutnya dengan hangat, terutama Remiel, yang masih kecil saat itu.

Di awal, Remiel senang karena mendapat teman baru. Ia bahkan berbagi mainan dan makanan favoritnya dengan Cassian.

Tapi perlahan, perhatian keluarga yang selama ini hanya miliknya mulai terbagi.

"Kau harus belajar dari Cassian, Remiel," kata Kaisar Aldrian suatu kali ketika Cassian menunjukkan kecakapannya membaca buku sejarah meskipun usianya masih muda.

"Remiel, jangan nakal! Lihat bagaimana sopannya Cassian," tegur Permaisuri Elara saat Cassian duduk diam sementara Remiel berlarian di ruang tamu.

Cassian seolah menjadi tolok ukur sempurna bagi Remiel. Ia pandai berbicara, ramah, dan selalu tahu cara membawa dirinya di depan orang dewasa.

Sementara Remiel, yang hanya ingin bermain dan bersenang-senang, mulai dibandingkan dengan Cassian di setiap kesempatan.

Namun, puncak dari semuanya terjadi ketika Kaisar Aldrian ayahnya, dalam sebuah pesta kerajaan, memuji Cassian di depan para tamu.

"Jika saja Remiel bisa sepertimu, Cassian," katanya, setengah bergurau. Tapi bagi seorang anak kecil seperti Remiel, ucapan itu terasa seperti tamparan keras.

Alaska merasakan dadanya sesak mengingat itu.

Keluarga Valcrest tidak sadar bahwa mereka menciptakan celah dalam hati anak bungsunya sendiri.

Sejak saat itu, Remiel berubah. Ia tidak lagi mencoba menarik perhatian keluarganya dengan cara-cara yang baik.

Sebaliknya, ia mulai bertingkah nakal, membuat masalah, dan mencari perhatian dengan cara yang salah.

Tapi itu hanya membuat situasi semakin buruk. Keluarga Valcrest, yang awalnya memanjakan Remiel, kini merasa lelah dengan sikapnya.

Mereka tidak menyadari bahwa semua ulah Remiel hanyalah jeritan minta tolong seorang anak yang merasa diabaikan.

Pelayan-pelayan istana mulai bergosip, menyebut Remiel sebagai pangeran pembuat onar.

Kakak-kakaknya, yang dulunya memanjakannya, perlahan menjauh karena merasa malu.

Kaisar dan Permaisuri, yang sibuk dengan urusan kerajaan, memilih untuk memberikan perhatian lebih kepada Cassian, anak Duke Reinhardt, yang dianggap lebih layak mendapat kasih sayang mereka.

Alaska duduk di bawah pohon besar di taman, pandangannya menerawang jauh.

"Kenapa penulis novel ini menulis cerita sekejam itu dan sangat buruk aku tidak suka saat orang tua memandingkan anak anaknya tanpa tau hati mereka sakit mendengar nya huf" gumamnya. "Ini seharusnya novel romantis dan petualangan pahlawan. Kenapa karakter seperti Remiel dibuat begitu tragis?"

Ia mengingat bagaimana cerita novel itu berlalu begitu saja, tanpa benar-benar memberi ruang bagi Remiel untuk berkembang.

Karakter Remiel hanya menjadi alat untuk menonjolkan kehebatan Cassian dan kakak-kakaknya, terutama Leonhart, sang putra mahkota yang digambarkan sebagai calon raja sempurna dan fl yang seorang gadis desa.

Namun, Alaska tahu satu hal ia tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.

"Mereka salah paham," bisiknya pada dirinya sendiri. "Remiel tidak nakal karena dia jahat. Dia hanya terluka."

Ia mengepalkan tangannya, tekadnya semakin kuat.

"Kalau aku ada di sini, aku akan mengubah semuanya. Remiel tidak butuh pengakuan orang lain.

Aku akan menunjukkan pada mereka bahwa dia layak disayangi tanpa harus menjadi seperti Cassian atau kakak-kakaknya."

Tapi Alaska sadar, perjalanan ini tidak akan mudah.

Namun, ia tidak takut. Bagi Alaska, kisah Remiel belum berakhir. Ini baru permulaan.




VOTE VOTE DAN KOMENNYA YA 🌹🌹🌹




Become the youngest prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang