Happy reading.
Bagian sebelumnya..
Mata yang di tunggu semua orang kini terbuka, bersamaan dengan seseorang yang membuka keras pintu ruangan Alaska.
Brak
"AYAH! " Ucap Clive.
Bagian sekarang..
Awalnya, Adelio, Edgar dan Ernest merasa senang. Alaska, yang mereka tunggu akhirnya bangun. Namun, sejak kedatangan Clive, suasana hati kedua anak kembar itu tampak kesal. Sedangkan Adelio tetap tenang. Baginya, yang lebih penting sekarang ayahnya, bukan orang yang datang.
'Ck, Dasar pengganggu. ' batin Ernest dan Edgar bersamaan
Alaska tersentak bangun karena suara berisik diruangan tempatnya dirawat, ruangan? tunggu, dimana dia sekarang?
Alaska mengedarkan pandangannya. Disamping ada anak sulungnya yang setia mengelus kepala ayahnya. Seolah menenangkan, ia menatap ke samping, adelio yang menatap balik ayahnya dengan tersenyum hangat.
"Sudah te-" ucap Adelio terpotong akibat suara berisik.
"Lepasin anj, gue mau ketemu ayah." ucap Clive melepaskan kedua tangannya dari tarikan kedua anak kembar. Mencoba menghalangi Clive yang ingin mendekati Alaska.
Alaska yang melihat kedua anak kembarnya menghalangi Clive pun terheran-heran, kenapa Clive harus dilarang mendekati dirinya?
Alaska yang merasa badannya sudah bisa di gerakkan, mencoba untuk bangun. Melihat itu, Adelio bergegas. Dengan hati-hati, ia mengangkat tubuh kecil ayahnya dan menyandarkan tubuh itu pada ranjang kasur.
"Kalian bertiga, kesini sekarang." Ucap Alaska pada ketiga anak itu yang sekarang masih bertengkar.
Tubuh ketiga anak itu tersentak dengan ucapan ayahnya yang dingin. Mereka segera menghentikan keributan yang telah mereka buat. Sadar akan kesalahan, mereka bertiga mendekati Alaska. Menunduk dengan perasaan bersalah.
"Kenapa menunduk hmm?"
"Maafkan kami ayah."
"Tau kesalahan kalian? Ayah baru bangun, kenapa kalian ribut? "
"Maaf" Mereka bertiga semakin menunduk, tangannya bergerak takut akan sifat ayahnya yang terlihat pada mereka.
"Bukan perkataan maaf yang ingin ayah dengar."
Adelio hanya menatap ketiga anak itu, tanpa berniat membantunya. Karena itu murni kesalahan mereka yang membuat keributan di rumah sakit.
"Membuat keributan di- di rumah sakit." Gugup ketiganya.
"Mau kalian ulangi lagi hmm?"
"Ti-tidak ayah."
"Hah~ berjanjilah dengan ayah, tidak akan terulang kembali." Mengangkat jari kelingkingnya meminta janji pada mereka bertiga.
"Janji ayah." Ucap ketiganya, menerima janji yang mereka buat pada Alaska.
"Peluk ayah hmm?" Ucap Alaska merentangkan kedua tangannya, seakan sudah siap jika ketiga anak itu menginginkan pelukan padanya.
Mereka bertiga pun berlari masuk ke dalam pelukan ayahnya. Tak lama kemudian, terdengar isakan di pelukan ayahnya. Alaska melihat balik pelukan, dapat ia lihat, tidak hanya satu anak saja tapi ketiganya menangis bersamaan dalam pelukannya.
Alaska terkekeh melihat ketiga anaknya menangis. Ia gemas dengan mereka yang menangis. Menurutnya, itu sangat lucu dan menggemaskan.
Lalu Alaska mengelus pelan kepala mereka bertiga bergantian. Adelio yang melihat pun cemburu, ia menatap ayahnya berharap ayahnya peka terhadapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa
RandomCerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun, namun ia tidak menyerah akan kehidupannya. Ia memilih untuk melanjutkan sekolah sambil bekerja, hi...