LOF 11

293 145 24
                                    

Harsh words!

Sepasang kekasih tengah menyeret memperlakukan seorang manusia layaknya sebuah hewan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang kekasih tengah menyeret memperlakukan seorang manusia layaknya sebuah hewan.

Tanah basah menghisap langkah mereka, sementara tubuh yang diseret meninggalkan jejak kusut di atas dedaunan yang hancur. Di balik cahaya bulan yang pucat, wajah mereka tak menunjukkan penyesalan—hanya kesenangan yang aneh, hampir seperti permainan. Hutan malam, dengan kesunyiannya yang menggantung, menjadi saksi bisu kegilaan yang tak terbendung.

"Ini akibat lo ga denger bangsat!"

Lontaran makian itu, tidak menyakitkan, pun, tak berarti bagi wanita yang kini tubuhnya dilempar dengan begitu kuat terhantam bebatuan besar, ngilu sekali rasanya, kepala juga tulang punggungnya sampai berbunyi kala terkena benturan batu.

"Cepet Garvin, kita ga punya banyak waktu!" seruan si wanita lain yang tengah bersandar pada sebuah pohon bersila tangan, siap untuk menikmati aksi yang akan di lakukan pria bernama Garvin, kekasihnya.

"Beringas banget cewe gue, sabar bentar, pemanasan dulu," Garvin terkekeh melihat tingkah laku sang kekasih, sekaligus saudara tiri dari wanita yang kini terkulai lemas, kesadarannya mulai direnggut oleh kegelapan.

Menoleh, pria itu meraih pipi kekasihnya, "Lo ga bakal kepengen kan? kalo gue nidurin dia depan lo?" tanya Garvin.

"Ga bakal, kita juga udah sering, aku juga ga masalah kalau kamu mau tidur sama siapa pun, kamu bakal tetep punya aku, kamu suka nya sama aku, sayangnya juga sama aku, jadi, aku sama sekali ga peduli, asalkan..."

Wanita itu mengerling nakal, mengalungkan lengan, mengecup sekilas bibir Garvin, "Uang jajan aku tetep lancar sayang!" pungkasnya menyelesaikan kalimat yang sempat ia gantungkan.

Tergelak, Garvin menggeleng tak percaya, "Tentu, gue ga mungkin lupa soal itu!"

"Yaudah, buru ih, aku rekam ya sayang, muka kamu ga bakal keliatan."

Keduanya mulai menuntaskan hal bejat yang memang sudah berulang dilakukan pada wanita itu, wanita yang kini tubuhnya kembali dijamah oleh Garvin untuk kesekian kali, tentu saja itu bukan pertama kali, dia! memang sudah sering dilecehkan mereka.

Pasangan ini bukan sekadar sakit jiwa—satu kata itu bahkan tak cukup untuk menggambarkan keduanya. Mereka melampaui batas kegilaan, begitu tidak waras hingga seolah-olah pikiran mereka diciptakan dari kekacauan yang tak pernah tertata.

✿⁠ ✿⁠ ✿⁠

"Mobil sudah siap Tuan."

Pria dengan setelan formal mengibaskan tangan sebagai isyarat perintah, yang mana, hanya para bawahan miliknya saja bisa tahu.

"Ivona," satu kata tapi dapat langsung dimengerti.

"Nona Ivona sedang melakukan survei kebutuhan para penduduk desa di dekat sini Tuan."

Labyrinth of fateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang