Bab 21

3.2K 211 8
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞


Setelah kejadian di kota yang di datangi oleh Rey dkk, kini ia sudah ada di kamarnya aka rumahnya sendiri.

Rey menatap lama sebuah buku diary yang terkunci dengan gembok dan juga sebuah sandi, dia tak bisa membukanya karena sulit. Rey berfikir jika di dalam diary ini ada rahasia itu, rahasia yang membuat ia frustasi memikirkannya.

Sebuah rahasia yang di jaga oleh si pemilik tubuh dan ia tak bisa mengetahuinya karena memori yang di berikan oleh si pemilik tubuh tak lengkap, hanya buku diary yang ada di tangannya saja harapan Rey untuk mengetahuinya.

Kira-kira apa rahasia itu? Rahasia yang bahkan kedua orang tuanya tak tau, tanya bang Arsya dia gak mau jawab karena Rey akan tau jika waktunya sudah tepat.

Dan soal Max yang ada di kota misterius itu, Rey akhirnya bisa bebas dari orang itu, karena hatinya hanya menginginkan sebuah persaudaraan saja tidak lebih.

Lagian Rey juga merasa kalau si Max itu bukan mencintai dirinya tetapi mencintai Arsya. Dari raut wajah dan tatapannya saja sudah jelas, sedangkan saat menatap dirinya ada sedikit obsesi dan obsesi ini seperti ingin melindungi bukan untuk memiliki.

Dan soal pertunangan yang di bicarakan oleh Arsya waktu itu ia paham jika pertunangan itu sudah putus saat Richie memasuki tubuh Rey.

Menaruh kasar buku diary yang terkunci itu Rey mulai menghela nafas lelah.  Meikirkan semua hal yang tanpa Rey bisa menemukan sebuah titik kepastian membuat Rey kini meremas rambutnya kesal dan semakin frustasi.

"Akkhh... Bisa gila gue" gumam Rey kesal, bangkit berdiri dan mulai berjalan kesana kemari memikirkan dimana ia bisa menemukan kunci buku diary itu, sampai Rey mendengar pintu kamarnya terbuka.

Menatap ke pintu terdapat sangat mommy yang menatap nya lembut dan membuat Rey sedikit tenang.

"Rey... Ayo makan sayang" suara lembut sang mommy membuat Rey langsung menghampiri sang mommy dan memeluknya.

"Mom" panggil Rey lirih.

"Kenapa hmm? " tanya sang mommy membelai rambut Rey penuh sayang.

Melepaskan pelukan dan menatap mata teduh Levin, Rey berkata yang langsung membuat wajah Levin sendu. Entah kenapa Rey teringat akan buku dulu ia baca dan Levin yang belum mendapatkan restu dari orang tua daddynya.

"Oppa masih gak menerima Rey dan mommy ya" pertanyaan Rey membuat Levin terdiam dengan tatapan sendu.

Levin merasa kalau ia telah gagal dalam memberikan kebahagiaan untuk putranya, jika saja kedua orang tuanya masih hidup dan orang tua Dominic bisa menerima dirinya dan Rey mungkin pertanyaan yang Rey berikan tak akan pernah ada.

Menatap mata Rey penuh sayang dan Levin mulai menggenggam tangan Rey lembut.

"Nak, dengar" ada jeda di ucapan Levin yang setia di nanti oleh Rey, karena Rey ingin tau apa yang di fikirkan oleh sang mommy agar nanti ia bisa mengambil keputusan untuk bisa memikirkan jalan keluar nya.

"Mungkin opa dan oma kamu belum menerima kita, tapi mommy yakin suatu saat nanti mereka akan menyayangi kamu" dengan tersenyum teduh Levin berkata seperti itu untuk meyakinkan Rey dan juga dirinya jika perjuangan dirinya tak akan sia-sia dalam menjadi ibu, istri dan menantu dalam membahagiakan semua orang.

Cukup terakhir dia bersikap lemah lembut dalam menyikapi para bitch yang menggoda suaminya dan terakhir ada yang mencoba membunuhnya juga.

Cukup terakhir itu saja karena mulai saat ini ia akan memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya untuk putra nya dan untuk kedua orang tua Dominic liat saja nanti, Rey akan di akui oleh mereka dan menerima dirinya sebagai menantu bukan sebagai orang luar lagi.





Oke guys..

Sekian dulu buat kali ini dan buat update selanjutnya mungkin aku bakal kasih sedikit sesuatu yang menarik 😉




Scane selanjutnya.

"Rey" panggil seseorang.

"Apa" jawab Rey dengan satu alis terangkat.

"You will be my boyfriend" tanya seseorang itu dengan cara berlutut di depan Rey dengan sebuket bunga dan juga Coklat.

"....... " Rey.



Tbc.

27.11.24

Transmigrasi Seorang FudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang