BAB- 8 (end)

865 86 25
                                    

Broken english ini si, maaf maaf saja ya.

Broken english ini si, maaf maaf saja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Di luar hujan cukup deras, rencana piknik bersama keluarga mereka gagal membuat Claudia sedikit kesal dan menangis seharian sampai akhirnya kembali tertidur.

"Agak disayangkan ya hujan." Jonathan menaruh secangkir kopi susu panas di hadapan Claude yang sedang memandangi hujan. Jonathan mengulas senyumnya sambil mengelus kepala putrinya yang tertidur di pangkuan Claude. "Sayang, kamu mau ngemil apa? Biar aku ambil ke belakang."

Tidak ada jawaban dari Claude, istrinya itu terus memandangi hujan yang turun dengan deras. Jonathan ikut terdiam dan duduk disebelahnya, ia memandangi wajah Claude dari samping yang tiba-tiba saja meneteskan air mata.

"Aku...." Belum selesai menyelesaikan ucapannya, isakan tangis lolos dengan mudah.

Jonathan berjongkok di depannya, lalu mencoba menenangkan claude. "Resa, waktu kita masih banyak disini. Gak apa-apa, sayang."

"Aku gak mau bangun, aku pengen terus disini, aku gak pengen ngelupain kamu dan anak kita." Claude menggenggam erat tangan Jonathan.

"Maaf, maafin aku udah ninggalin kamu sendiri. Ini semua salah aku." Ucap Jonathan dengan nada bersalah.

"Aku gak siap kalo aku bangun dari mimpi ini, aku bakal ngelupain kamu lagi. Aku gak bisa hidup tanpa kamu Jo, aku—" ucapan Claude terhenti ketika Jonathan mencium bibirnya.

"Kamu bisa, Resa. Kamu bisa dan kamu siap." Jonathan mengusap lembut pipi Claude, menghapus jejak air mata disana. "Banyak hal yang belum kamu coba di dunia, contohnya ngunjungi makam aku."

"Jo."

"Kamu gak usah merasa bersalah sama semuanya, itu bukan salah kamu. Aku maupun anak kita, semua itu bukan salah kamu. Di kehidupan berikutnya, ayo kita hidup dami kaya gini. Aku, kamu, dan anak kita."

Sial, Jonathan. Justru kamu ngebuat aku tambah sakit.

 Justru kamu ngebuat aku tambah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Plak.

Claude terdiam, pipinya terasa nyeri dan seperti rasa terbakar. Ibu nya baru saja menamparnya tepat di pipinya.

NO LONGER || jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang