Chapter 1

25.3K 65 4
                                        

Gue repost karena dihapus wattpad (lagi])

Gue repost karena dihapus wattpad (lagi])

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bad Teacher VS Bad Student

By Tamara Aruna

Chapter 1. Si Dada Buesar

“Katya… bisa temui Bapak di ruang olahraga sepulang sekolah?”

Aku mendongak menatap Pak Tristan yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangku. 

“U—untuk apa, Pak?” tanyaku.

“Kita harus membicarakan pelajaran pengganti untukmu, Kat,” jawabnya. “Kamu absen di hampir semua cabang pelajaran olah raga. Bapak tidak bisa meluluskanmu kalau kamu terus begini. PE (Physical Education) mengharuskan semua siswa untuk praktik mengolah tubuh, bukan hanya mencatat for your own convinient!”

“T—tapi, Pak, saya kan….”

“Apa?” Pak Tristan membentak. “Asma? Sesak napas? Setelah Bapak telusuri folder-mu, Bapak tidak menemukan satu pun keterangan dokter untuk menunjang alasan-alasanmu. Bapak curiga… jangan-jangan kamu berbohong hanya untuk menghindari pelajaran.”

Apa?

Aku tidak bisa bicara. Mukaku langsung pucat. Aku sudah duduk di kelas 12 dan sebelum Pak Tristan datang ke sekolah ini awal tahun pelajaran, tidak pernah ada yang menyoal alasanku. Mereka percaya-percaya saja, bahkan tidak ada yang mencoba menghubungi orang tuaku. Keringat dingin meluncur di pelipisku. Bagaimana ini? 

Bagaimana kalau aku disuruh ganti baju, atau memakai pakaian renang?

“Bapak tunggu di gymnasium sepulang sekolah. Kecuali kamu menyediakan surat keterangan sakit, atau orang tuamu mau menemui bapak besok, kamu tidak perlu datang. Mengerti? Kalau kamu tidak hadir, bapak akan langsung menelepon orang tuamu.”

“Orang tua saya tinggal di London,” kataku, menunduk.  Pak Tristan benar-benar menakutkan. Meski dia sangat tampan dan gagah, tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya, apalagi tatapannya seolah mematikan. Dia guru PE baru yang bergabung gara-gara Pak Ardan terserang stroke sepulang bermain badminton, semua siswa mengharapkan guru yang lunak dan berusaha menggaet hati siswa, ternyata kami mendapatkan guru yang lebih parah. Jauh lebih parah. Seperti langit dan bumi dengan Pak Ardan. Satu-satunya keuntungan bagi para siswi yang malas olah raga adalah tampang Pak Tristan yang di atas rata-rata. Dia seperti bintang Korea.  Konon, dia peranakan Sunda dan Amerika-Korea. Setelah ayah dan ibunya bercerai, Pak Ardan kembali ke Indonesia dan kuliah di sini untuk menjadi guu olah raga.

Orangnya tinggi, ramping, namun berotot. Kulitnya putih dan mulus, hidungnya mancung, matanya tajam dengan alis berbaris rapi yang tegas meski nggak terlalu tebal. Dia tidak punya kelopak mata seperti bintang-bintang Korea. Rambutnya juga selalu ditata dengan sempurna. Meski seharian berolahraga, rambut itu seperti selalu kembali ke bagaimana dia menatanya pada pagi hari.  Rahangnya halus tanpa rambut, tapi sangat tegas dan kokoh. Dagunya sekalu terangkat, bibirnya tipis berwarna merah tua. Sayangnya cuma satu, dia jarang tersenyum.

Tristan, Jangan!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang