04 | Pelindung?

80.5K 2.4K 7
                                        

Jam istirahat telah tiba, Siswa-siswi Stephaneus berbondong-bondong menuju kantin agar tidak berdesakan. saat ini, Loura dan ketiga temannya melangkah melewati koridor akan menuju kantin.

Sampai di kantin mereka segera mencari tempat duduk dan memesan makanan.

"Kalian mau pesen apa? gue yang pesenin biar sekalian," Tanya Alisha.

"Gue nasi goreng pedes, minumnya jus mangga." Jawab Azalea.

"Kalo gue ayam geprek aja, minumnya lemon tea." Timpal Elin lalu diangguki oleh Alisha.

Alisha menoleh menatap Loura "Kalo lo Ra?"

"Gue batagor sama jus mangga aja." Jawabnya.

Alisha mengangguk "Oke, wait guys!" setelahnya, Alisha segera memesan makanan yang sudah di request oleh teman-temannya.

Azalea mengangkat handphonenya lalu diliatkan kearah Loura "Liat Ra, lo rame nih di base sekolah, orang-orang pada muji lo semua, emang secantik itu sih lo, makanya orang-orang langsung suka sama lo." kata Azalea

Loura mendengus mendengarnya "Ck! ngapain coba kayak gitu, kurang kerjaan banget!" decak Loura.

Elin menimpali "Gue yakin lo bakal bisa nyaingin posisi Serina sih, lo cantik banget! bahkan lebih cantik dari Sirena."

Alisha mengangguk setuju "Setuju banget! Sirena mah cantik karna ketebalan make up sementara Loura cantik natural," Ujar Alisha.

"Sirena itu siapa emangnya?"

"Sirena tuh queen bullying disini, dia suka nindas orang yang kelihatan cupu dan kurang mampu, gue kadang heran sama anak Stephaneus yang malah dukung Sirena itu," jawab Elin

"Bahkan, dia dipilih jadi primadona disini. padahal menurut gue gak cantik-cantik amat." lanjutnya.

Loura mengerutkan dahinya "Gue kira sekolah elite gini gak bakal ada kasus begituan, ternyata sama aja." balas Loura.

"Oh iya gue lupa, lo juga harus tau kalo Stephaneus punya pelindung," Kata Azalea membuat Loura mengernyit "Pelindung?" Tanya nya, semakin penasaran.

"Iya, mereka namanya geng Black Vipers. punya banyak anggota dan 6 anggota inti, mereka itu kejam apalagi ketuanya bikin merinding kalo ngelihat dia," ucap Azalea, menjelaskan.

"Terus mere-" ucapan Azalea terhenti saat suasana kantin tiba-tiba hening "Eh itu mereka!" bisiknya.

Loura mengernyit lalu menoleh menatap segerombolan laki-laki bertampilan urakan. tatapannya terpaku pada laki-laki dengan tatapan tajam dan dinginnya yang berjalan memimpin di depan.

Dia?

"Nah itu dia mereka! keliatan serem kan? itu yang di depan sendiri namanya Kendrick, terus belakangnya lagi Edgar namanya, kalo Kendrick ketua geng nya, nah kalo Edgar ini wakilnya."

"Terus yang matanya sipit namanya Ryo, yang lagi benerin kancing namanya Theo, nah itu yang kiri sendiri namanya Gema, belakangnya Gema namanya Dean. sekarang udah tau mereka kan?"

Loura mengangguk "Iya iya."

Apa menariknya mereka? urakan gitu. ucapnya membatin.

Sementara di tempat duduk lain..

"Di kelas 12 mipa 2 ada murid baru, cewe. mana cantik banget lagi," ujar Gema.

Dean mengangguk "Iya tadi gue udah liat mukanya di base, beneran cantik banget. ngalahin si Sirena malahan." kata nya.

Kendrick dengan muka datarnya tak tertarik pada pembicaraan teman-temannya itu, dia lebih memilih untuk membuka handphonenya.

"Namanya Loura bukan sih?" tanya Ryo.

Loura?

Mendengar nama yang tidak asing di pendengarannya, membuatnya menutup handphonenya kembali.

Gema menunjuk kearah tempat duduk paling depan "Nah itu woy yang namanya Loura! gila cantik banget cok!" seru Gema.

Kendrick menatap gadis cantik yang ditunjuk oleh Gema, sesaat pendangannya terkunci pada Loura yang sedang bercerita sambil sesekali tertawa bersama teman-temannya.

"Ekhem!" Suara deheman Edgar membuatnya tersadar lalu segera membuang mukanya kearah lain.

Edgar terkekeh "Naksir?" godanya.

Kendrick menatap datar Edgar "Gak!" ketusnya.

Hal itu menciptakan gelak tawa mereka "Alah bilang aja naksir bos! gengsi amat," ucap Gema semakin menggoda bosnya itu.

"Cantik kan bos?" tanya Ryo menggoda.

"Cantikan Aneya."

Ryo terkekeh "Iyadeh iya cantikan Aneya."

***

"Ck! bang Daniel mana sih? udah jam segini belum jemput juga." decak Loura sembari melirik arlojinya, langit sudah berubah menjadi warna jingga tetapi abangnya belum juga menjemput dirinya.

BRUM!

Suara deruman motor mengalihkan atensinya, dia mendongak untuk menatap motor yang berhenti di depannya itu "Ken?" gumamnya.

"Kenapa?" tanya laki-laki itu membuat Loura mengernyit

"Kenapa apanya?"

"Lo."

"Gue? emang gue kenapa?" jawabnya sambil menunjuk dirinya, semakin bingung.

"Kenapa lo belum pulang?" Akhirnya, laki-laki itu bertanya dengan jelas.

"Abang belum jemput." balasnya.

"Naik, gue anterin." ajaknya sambil menunjuk jok belakang dengan dagunya.

Loura menggelengkan kepalanya "Enggak usah! gue gak mau ngerepotin," tolak Loura.

"Lo mau disini sampe malem?" ucapnya datar "Naik."

Loura mencebikan bibirnya, benar juga yang dikatakan oleh Kendrick. akhirnya dia menurut untuk diantar laki-laki itu.

"Rumah gue di perumahan blossom!" seru Loura dan diangguki oleh laki-laki itu.

Kendrick mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, sesekali dia melirik spionnya diam-diam untuk menatap gadis cantik yang sedang cemberut itu, dia tersenyum tipis melihatnya.

"Gak usah cemberut."

"Hah?"

"Gak! lupain!"

"Dih gak jelas banget!"

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, akhiranya mereka sampai di depan rumah mewah milik Loura. Loura menuruni motor sport milik Kendrick.

"Makasih ken! gak mau mampir dulu?" tawarnya.

Kendrick menggeleng "Enggak, gue langsung cabut." pamitnya.

"Oh oke kalo gitu hati-hati."

Setelahnya, Kendrick menyalakan motornya dan menarik gasnya.

Tin!

Loura menatap Kendrick lalu mengangkat kedua tangannya "BYE KEN!"

***

🍓TO BE CONTINUED🍓

Kendrick ; Possessive Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang