haloww, haloww~
aku ngetik part ini tuh penuh usaha, sampe harus di revisi berkali kali, karena pengen adil nulis bagian setiap karakter 🤧
Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻
Di tengah luasnya kebun anggur yang terbentang asri memanjakan mata. Sebuah Limousine mewah yang dikawal oleh dua buah mobil hitam, tengah melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan aspal yang berada disana.Ini adalah lokasi Mansion utama keluarga Wang, lokasi yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Dan Mansion megah bak istana yang dipagari oleh gerbang tinggi nan kokoh di depan sana, adalah tempat yang sedang dituju saat ini.
Dua orang Penjaga Inti milik Tuan besar Wang yang berjaga di depan, segera bergegas membukakan pintu pagar. Begitu melihat kedatangan kendaraan Tuan Muda kedua keluarga ini, Levano.
Memasuki gerbang tinggi Mansion yang berdiri megah. Limousine yang di tumpangi oleh Levan sekeluarga, kini melaju melewati patung-patung besar air mancur yang berdiri kokoh menghiasi luasnya halaman.
Setelah ketiga mobil berhenti secara berurutan, para Pelayan yang telah berjejer rapi serentak membungkuk hormat menyambut kedatangan mereka.
Para Penjaga bergegas mendekat membukakan pintu. Levan yang pertama melangkah keluar, mengulurkan tangannya untuk membantu Lovisa. Membuat para Pelayan yang melihat, diam-diam menahan senyum.
Namun sesaat kemudian, senyum mereka langsung merekah begitu saja. Saat melihat Ravel juga Lion ikut menyusul keluar, bersama sosok mungil Lou yang tenggelam dalam hoodie berwarna kuning berada dalam gendongan Ravel.
Untuk Lean, ia tidak bisa datang bersama. Karena masih ada beberapa urusan, nanti sore baru bisa segera menyusul.
"Hai~" sapa Lou pada para Pelayan, yang langsung membalas dengan tundukan hormat.
Bagi sebagian besar para Pelayan disini, Lou adalah anggota keluarga favorit mereka. Karena tingkahnya yang aktif juga manja, selalu bisa menghidupkan suasana.
"Tuan, Nyonya, para Tuan Muda, selamat datang." Wu Bingwen, seorang pria paruh baya dengan seragam rapi khas seorang kepala Pelayan, berjalan mendekat menyambut mereka.
Bingwen, telah menjabat sebagai kepala Pelayan disini selama lebih dari setengah umur hidupnya.
"Siapa yang datang?" tanya Levan, melirik kearah beberapa jejeran mobil yang terlihat asing terparkir dihalaman.
Bingwen tersenyum, tangannya menunjuk kedalam Mansion dengan kepala menunduk sopan. "Anda akan tahu sendiri setelah masuk kedalam, Tuan."
Levan hanya mengangguk. Melihat bayinya sibuk melambai ria pada para Pelayan, tanpa kata ia segera mengambil alih tubuh mungilnya dari gendongan Ravel.
"Aku satu kamar denganmu ya?" tanya Ravel, yang kini beralih pada Lion.
Lion menoleh sekilas. "Terserah." balasnya singkat, seraya melepaskan mantel yang ia kenakan dan memberikannya pada salah seorang Pelayan. Untuk diletakkan ke kamar miliknya.
"Tumben baik." gumam Ravel heran, membuat Lion yang mendengarnya mendengus malas.
Setiap kali berkunjung, mereka akan selalu menginap selama beberapa hari. Jadi setiap anggota keluarga memiliki kamar masing-masing di Mansion besar ini.
"Aiya! Akhirnya kalian datang juga!"
Saat baru saja akan beranjak untuk masuk, mereka justru dikejutkan oleh kedatangan seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari dalam Mansion. Para bawahan yang melihat kedatangan Tuan besar mereka, serentak menunduk hormat.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...