Bagian 24

11.5K 775 48
                                    

Happy reading.

Bagian sebelumnya..

Sedangkan untuk disisi Clive, ia berbincang dengan papanya yang berada di sampingnya, yang dilihat oleh Alaska itu bernama Frederick Sinclair, papa dari Clive.

"Papa lihatkan seperti apa muka milik ayah? sangat lucu dan imut bukan?"

"Benar, memang seperti itulah calon adikku yang lucu hmm~" ucap Frederick tanganya di dagu, matanya menatap ke arah luar melihat pemandangan.

'Aku jadi tak sabar bertemu denganmu adikku sayang.." batin Frederick.

Bagian sekarang..

Mansion Sinclair.

Clive dan papanya telah sampai di mansion, dan disambut para bodyguard dan maid semua.

"Selamat datang Tuan Frederick dan Tuan muda Clive." ucap bodyguard dan maid bersamaan menundukkan kepalanya.

Frederick menanggapi ucapan semua orang, kecuali Clive, yang memilih untuk melewatinya begitu saja. Clive berjalan menghampiri Oma, yang sedang duduk di sofa dengan buku di tangan.

"Oma, di mana Opa?" tanya Clive pada wanita yang meskipun sudah beranak cucu, wajahnya masih terlihat awet muda. Wanita itu adalah Anna Sinclair.

"Opa mu berada di lantai atas Clive, coba kamu cari di ruang kerjanya." ucap Anna lembut pada cucu bungsu di hadapannya.

Clive mengangguk kepalanya menanggapi ucapan omanya. Clive berjalan menuju lantai atas menuju ruang kerja milik opanya, ia membuka pintu didepannya.

Dapat ia lihat opanya yang sibuk dengan pekerjaannya yang komputer di depannya.

"Opa." ucap Clive pada orang yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Sang opa menoleh pada cucu bungsunya, ia menghentikan pekerjaannya untuk menghampiri cucu bungsunya yang sudah berani kabur dari mansion hanya untuk penasaran pada orang yang saat ini dirinya incar.

"Sudah berani kabur dari mansion hmm?" tanya Jonathan Sinclair pada anak kecil di hadapannya.

"Clive selalu penasaran dengan wajah milik seseorang yang sudah menarik perhatian opa." ucap Clive sambil menundukkan kepala, memainkan jari-jari tanganya untuk menghilangkan rasa khawatir akan takut dimarahin oleh opanya.

Jonathan menghela nafas, ia sudah biasa dengan situasi seperti ini. Apapun yang menarik perhatiannya pasti seluruh keluarga pasti tau dan penasaran dengan seseorang yang sudah membuat seorang Jonathan ingim mengincarnya sampai dapat.

"Kau boleh penasaran dengan seseorang, tapi tidak dengan caramu yang berani kabur dari mansion tengah malam Clive." ucap Jonathan menekan nama cucu bungsunya itu.

"Ehe..maaf opa." ucap Clive menatap opanya, mengangkat kedua tanganya pada Jonathan.

Jonathan yang mengerti isyarat Clive mengangkat tubuh kecil itu dalam gendongannya, lalu mengajak ke kamarnya berniat untuk menidurkannya.

Sambil berjalan ke arah kamar milik Clive. Cucu bungsunya banyak bercerita tentang Alaska yang sudah baik padanya padahal mereka tidak saling mengenal tapi ayahnya itu sudah mau menerimanya.

Jonathan mendengarkan semua cerita Clive tentang Alaska. Mereka berdua berbicara tanpa henti sepanjang koridor, hingga tak terasa mereka tiba di depan pintu kamar si bungsu yang berada di gendongan Jonathan.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang