Allo, maaf kemaren aku ga update ges, beneran deh kemaren tanganku mau ngetik tuh tiba-tiba pikiranku blank gitu, makanya kemaren aku gak mau nulis dulu, takutnya malah ga enak dibaca, nah aku baru bisa up jam segini karena baru pulang dari desa(〒﹏〒), jadi tadi pagi aku berniat ni mau lanjutin nulisnya, aku malah di ajak ke desa, jadi tadi aku nulis sedikit kesulitan, dan aku upload malam karena baru sampai rumah, lalu aku lanjutin dikit,maaf bangett(〒﹏〒)... thanks ya gais udah mau nungguin, btw aku juga ga janji besok bisa up atau ga? biasa kecapean ges, nanti klo aku ada niatan up mungkin hanya satu bab saja, tapi klo ga up berarti hari selasa aku baru up hehe..(◠‿◕) malah curhat:v
Happy reading.
Bagian sebelumnya..
Anak-anak Alaska mulai duduk disofa panjang rumah sakit, mereka tidak peduli harus menunggu berapa lama, intinya mereka tidak akan membiarkan Alaska meninggalkan mereka semuanya.
Bagian sekarang..
Tak lama kemudian, ketiga teman-teman Robert juga ikut masuk ruangan, mereka semua mendekati mulai brankar milik Alaska, dapat mereka semua lihat, wajah yang biasanya tersenyum kini terlihat pucat namun terlihat menenangkan.
"Halo om, meskipun aku tidak terlalu dekat dengan om, Segeralah bangun, aku tidak tega melihat semuanya, anak om ." ucap Ezra.
"Jangan lupa untuk bangun ya om, aku tidak mau mengurusi anakmu yang dingin itu om, dia sangat membutuhkan om." ucap Adrian
"Om harus bangun, kau tau tidak om? dulu Robert sangat dingin sekali, namun melihat om berubah untuk Robert termasuk semua anak-anak om, dia kembali senang meskipun masih dingin kepada kita-kita ini." ucap Nolan.
Setelah mereka mengungkapkan isi hatinya kepada Alaska kini terlihat jelas dari raut wajah mereka masing-masing sangat sedih menatap orang yang berbaring ada didepannya.
Brak
Terdengar pintu ruang Alaska yang dibuka sedikit keras, menampilkan teman-teman sikembar, wajah mereka semua terlihat panik,
mereka semua mendekati brankar milik Alaska, Julian dan Hagan yang posisinya berada di depan menyingkirkankan tubuh yang lebih tinggi dari mereka.'Astaga lagi sedih, dasar bocil.'
"Ayaahhh.." ucap Julian, tubuhnya bergetar lalu memeluk tubuh Alaska.
"Ke-napa tubuh ayah sa-ngat pucat er?"tanya Hagan melihat wajah Alaska yang pucat.
Ernest yang mendapatkan pertanyaan temannya, memalingkan wajahnya, air matanya kembali turun melihat kondisi ayahnya.
Sedangkan untuk keempat teman sikembar lainnya mengepalkan tangan, wajah memerah menahan amarah dalam diri mereka, matanya berkilat merah.
'Sialan, siapa yang yang berani menyentuh milikku.' batin Nathaniel
'Takkan ku biarkan orang yang sudah menyelakai ayah itu hidup dengan tenang.' batin Grey
'Sial, kenapa harus ayah.' batin Marley
'Keluarga mana yang sudah berani menyentuh miliknya.' batin Owen
Sedangkan disisi Adelio
Adelio tidak mendapatkan informasi apapun sekarang , ia harus segera bergerak, dipikirannya ia kembali ingat saat ayahnya dulu pernah dirawat di rumah sakit, ia dapat berspekulasi jika musuh kali ini sama seperti orang yang pernah menaruh racun pada ayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa
RandomCerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun, namun ia tidak menyerah akan kehidupannya. Ia memilih untuk melanjutkan sekolah sambil bekerja, hi...