Dylan yang selama ini tertutup ternyata malah menghebohkan seantero kampus.
Pasangan paruh baya Dewangkara datang, keluarga pengusaha minyak itu menyaksikan menantunya diwisuda.
Senyum Dylan langsung terpatri disana, selama ia menikah dengan Regan, baru 4 kali mereka bertemu, 1. Saat keduanya menikah, 2. Saat mereka berkunjung dirumahnya setelah acara pernikahan 3. Saat mereka mengajak Dylan keacara keluarga Dewangkara (tapi Dylan menolaknya) 4. Diwisudanya.
'Bukankan selama ini mereka tak menyukainya, tapi kenapa mereka hadir?' Batin Dylan bertanya tanya.
Ibu mertuanya memeluk Dylan untuk pertama kali dengan senyum tulus seorang ibu, Dylan sampai dibuatnya canggung, begitu juga dengan ayah mertuanya.
.
Dylan kini berada dirumah mertuanya setelah acara wisudanya selesai.
Akhirnya ia punya foto keluarga diacara sakral itu.
"Dylan!" Panggil wanita itu dengan lembut.
"Iya bu" jawab Dylan yang masih tampak tegang dan formal karna memberi jarak hubungan mereka.
"Soal pernikahan Gales, kamu sudah tau?"
Dylan mengangguk.
"Kalau kamu tidak setuju, kamu bisa bicara dengan Gales"
Dylan menggeleng kecil "tidak perlu bu, Saya tidak ingin menghalagi kebahagiaan orang lain dan ibu juga akan mendapatkan cucu dari pernikahan itu" ucap Dylan diiringi dengan senyuman paksa disudut bibirnya.
"Cucu bisa bayi tabung atau cari ibu pengganti, dunia sudah modern Dylan, kenapa berpikir seperti itu?"
Dylan terdiam sejenak namun sudah yakin dengan keputusannya "Karna saya.....akan bercerai setelah pernikahan itu"
Ibu dari Gales itu tampak terkejut, Pasangan paruh baya itu saling menatap, namun sayangnya Dylan tak melihatnya.
"Kenapa bercerai, apa yang membuatmu ingin ingin bercerai?" Tanya ibu Gales.
Dylan menggeleng kecil.
"Kenapa? Apa selama ini kamu tertekan atau Gales bersikap kasar?" Imbuhnya fnegan nada cukup khawatir.
"Tidak bu, maaf jika ini mendadak, Gales sudah menemukan orang yang dicintainya, saya juga sudah menemukan apa yang saya inginkan, terima kasih sudah membayai kuliah saya selama ini"
"Tidak. Kalian tidak boleh bercerai!" Ucap mertua perempuannya dengan suara tinggi.
"Maaf bu, saya tidak akan menuntut apapun dari Gales, hanya saja, tolong jangan pecat warga kampung di pertambangan, saya tidak akan membawa apapun dari rumah itu" jawab tegas Dylan karna dia takut dianggap mau menggambil uang putranya.
"Dylan!" Kali ini mertua laki laki memanggilnya.
"Maafkan saya pak"
"Pergilah jika memang kamu tidak bahagia dengan pernikahan itu, lanjutkan pendidikanmu dan jangan pikirkan soal biaya, papa yang akan urus semuanya" ucapnya menengahi perdebatan iti sekaligus membuat Dylan berani menatap mertua laki lakinya.
"Pa!" Protes istrinya dengan mengejar suaminya itu. Sedangkan Dylan, ia masih tercenggang dianggap anak oleh mertuanya dengan memanggil dirinya papa untuknya.
.
Sepanjang perjalanan pulang, Dylan terus memikirkan mertuanya, apa mereka menganggapnya ada atau tidak selama ini?
Lagi.....
Sampai rumah ia mendengar tawa yang begitu nyaring Ayana dari arah kamar Gales.
Sepertinya mereka sangat bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Home
Teen Fictionsudah lima tahun lamanya Bumi Dylan Askara menjalani pernikahan tanpa rasa cinta sang suami. tiba tiba suami membawa perempuan cantik kerumah untuk dijadikan istri kedua Gales Alastair Dewangkara. "lebih baik kita cerai" Dylan . Farka Reagen Mahendr...