Bagian 17

14.8K 895 21
                                    

Happy reading.

Bagian sebelumnya..

Aku tidak ingin ayah menangis lagi.' batin abian.

'Kali ini tidak akan lagi.' batin Adelio.

'Tidak akan kubiarkan seseorang menganggu ayah.' batin Robert.

'Mulai saat ini.' batin Edgar

'Biarkan kami menjaga ayah.' batin Ernest

'Selamanya.' batin semuanya.

Kelima anak itu saling berpandang satu sama lain dalam pelukan ayahnya setelahnya mereka semua mengangguk secara bersamaan, dan mereka semua menatap ayahnya tersenyum.

Bagian sekarang..

Tok

Tok

Tok

"Tuan muda, sekarang waktu makan siang." ucap maid yang sekarang berada di depan kamar milik Ernest, setelah mengatakan maid itu pamit mundur diri.

'ck, mengganggu waktu kami saja.' batin kelima anak alaska secara bersamaan.

Alaska yang mendengar perkataan maid, ia mulai menatap anaknya yang masih belum mau melepaskan pelukannya, ia sudah mencoba melepaskannya, namun apalah daya tenaga kelima anaknya tak sebanding dengan dirinya.

"Anak-anak sekarang waktunya makan, kalian tidak mau melepaskan ayah hm?" ucap Alaska memberi pengertian pada kelima anaknya, dan mengelus kepala mereka secara bergantian.

"Tidak mau ayah, kami masih ingin berpelukan dengan ayah." ucap Ernest dan diangguki kelima abangnya bersamaan.

"Yaudah kalau gak mau melepaskan ayah, mau ngambek saja." ucap Alaska yang mau melepaskan pelukan kelima anaknya.

Saat ingin melepaskan mereka semua segera memegang kedua tangan ayahnya, menatap mata manik milik ayahnya bersinar, sudut mulut kelimanya mengembang.

Alaska yang menatap kelimanya tidak kuat, bagaimana mata itu bisa muncul berbinar-binar, sungguh cobaan apa ini baginya, ia memenjamkan matanya agar tak melihat mata anaknya.

'ck, ayah ini sangat sulit tuk ditaklukkan.' batin kelimanya.

"Baiklah, kami akan melepaskan pelukan ayah, mari kita makan bersama ayah." ucap Abian mewakili semuanya, dan mulai melepaskan pelukannya diikuti mereka semua.

"Terima kasih Abian, nah sekarang ayo kita makan bersama, mau di masakin apa sayang?" ucap Alaska kepada Abian dan mengelus kepala anak keduanya setelahnya ia bertanya pada anak-anaknya.

"Mau nasi goreng ayah." ucap Edgar.

"Bagaimana dengan kalian?" tanyanya pada anaknya yang lain, mereka semua menyetujui ucapan Edgar.

"Yuk kita turun, ayah harus masakin dulu untuk kalian, atau kalian ingin masakan para maid?" ucap Alaska, mereka semua yang mendengarnya melotot ke arah ayahnya, yang benar saja mereka makan masakan para maid, lebih enak lagi masakan ayahnya.

Alaska yang melihat wajah kelima anaknya hanya bisa tertawa dalam hati, ekspresi kelimanya membuatnya bahagia, ia senang akhirnya ada yang mau nerima orang seperti dirinya, setelah keluarga barunya dan temannya dimasa lalu.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang