Happy reading.
Bagian sebelumnya..
Disaat dirinya masih menatap langit kamarnya, ia dikejutkan oleh kepingan ingatan.
"Kenapa kepalaku sakit, ingatan ini tentang keluarga baruku? ke-kenapa aku baru mengingat semuanya."
Tak lama kemudian, tiba-tiba Aldrich pingsan karena ingatan yang muncul, menghantam keras kepalanya.
Bagian sekarang..
Sinar matahari mulai menerangi ruang kamar, Alaska terbangun di sebuah kasur yang sangat empuk, yang membuatnya bingung, ia menatap sekeliling ruangan, ini bukan kamar miliknya.
ceklek
Pintu kamar terbuka, menampilkan dua orang kembar membawa nampan, berjalan kearah Alaska.
"Sudah bangun ayah?" ucap Edgar tersenyum manis, sedangkan Ernest naik kekasur memasukkan dirinya kedalam pelukan ayahnya.
Sedangkan Alaska yang masih linglung menatap kedua anak kembarnya, sampai tidak menyadari sekarang Edgar juga berada dipelukannya, sambil memegang tangannya.
Detik berikutnya Alaska baru menyadari bukannya dirinya sekarang lagi bertengkar dengan anak-anaknya tapi apa ini?
Alaska melepaskan pelukan kedua anaknya dengan paksa, namun hasilnya nihil pelukannya tidak terlepas, kenapa tenaga anaknya sangat kuat? padahal perbedaan tinggi dirinya dan anaknya lumayan jauh, namun apa-apaan ini? darimana tenaga anaknya.
Disaat Alaska melamun, tatapan kedua anaknya padanya yang awalnya tersenyum kini berganti datar.
"Ayah bersikeras melepaskan pelukan kita." ucap dua anak kembar bersamaan, ini bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan untuk alaska.
Alaska yang melihat kedua anaknya, tubuhnya bergidik ngeri, ia tersentak dengan pernyataan anaknya, seharusnya dirinya yang marah namun kenapa anaknya seperti ini sekarang?
Wajah Alaska ditarik oleh Ernest, dihadapkan pada anak itu.
"Ayah membenci kita hmm?" ucap Ernest.
"Namun kita tidak akan membiarkan itu." ucap Edgar setelah Ernest mengatakannya terlebih dahulu, barulah Edgar berganti menarik wajah Alaska, ia hadapkan wajah lucu ayahnya pada dirinya.
Setelah mengatakan Edgar mulai melepaskan tangannya dari wajah ayahnya, dirinya dan adiknya kembali memeluk Alaska.
"Bagaimana saya bisa disini?" ucap Alaska tanpa melihat kedua anak kembarnya.
"Kemaren aku dan Ernest datang ke kamar milik ayah, tapi tidak ada sahutan dari ayah, pintu kamar ayah juga terkunci." ucap Edgar.
"Jadi kita berdua menerobos masuk lewat jendela kamar milikmu ayah hehe~" ucap Ernest.
Alaska langsung menoleh menghadap anak bungsunya, alisnya berkerut gak suka, bagaimana bisa Ernest dan Edgar bisa semudah itu datang ke kamar miliknya, dan apa-apaan tadi katanya mereka datang lewat jendela kamarnya, bahkan kamar miliknya berada dilantai paling atas.
"Jangan pernah lakukan seperti itu lagi, dan bukankah saya pernah bilang jangan panggil saya ayah lagi." ucap Alaska sinis, meskipun begitu wajahnya menunjukkan kekhawatiran menatap anaknya.
"Ayah gak pandai berbohong, aku tau ayah khawatir pada kami berdua." ucap Edgar menatap lekat mata manik milik ayahnya.
"Dan aku gak suka jika ayah lari dari situasi." lanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa
RandomCerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun, namun ia tidak menyerah akan kehidupannya. Ia memilih untuk melanjutkan sekolah sambil bekerja, hi...