Happy reading
.
.
.
.
.Seorang gadis menatap deretan demi deretan tulisan di dalam buku ,atau lebih tepatnya novel.tak ada ekspresi yang terpancar dari dalam wajahnya,hanya ada ekspresi kosong dan hampa.
Sampai akhirnya ia membaca halaman terakhir buku tersebut,ia meletakkan novel yang telah ia baca di nakas dekat brangkar nya.gadis itu menatap ruangan yang sepi dan sunyi,hanya ada dirinya di ruangan tersebut.
"Hidup yang memuakkan"gumam nya lirih.
Evelyn Maureen gadis yang terlahir di keluarga kaya dan terpandang,namun bukan berarti ia tak memiliki kehidupan kelam.saat berusia 12 tahun dirinya harus menyaksikan kedua orangtuanya yang di bunuh oleh sekelompok orang berbaju hitam, Evelyn masih terlalu kecil untuk menyaksikan hal keji tersebut.
Setelah kejadian tragis itu Evelyn memilih menutup diri dari semua orang, Evelyn memilih pergi meninggalkan rumah dan negara yang membuat nya kembali mengingat kejadian tragis yang menimpa hidup nya.dirinya memilih menempuh pendidikan di luar negeri, supaya dirinya bisa melupakan kejadian yang merenggut nyawa kedua orangtuanya.
Perusahaan kedua orangtuanya pun di serahkan pada paman dan bibinya, sampai dirinya bisa mengurusnya nanti.
Evelyn tubuh menjadi gadis cantik dengan pesona misterius nya, Evelyn benar-benar menjadi gadis tertutup.pembawaan nya yang tenang dalam kondisi apapun, membuat orang-orang berpikir kemana emosi milik gadis itu pergi?.
Tapi sepertinya nya penderitaan nya tak sampai di situ saja,tepat saat dirinya berumur 22 tahun Evelyn di nyatakan menderita leukimia stadium 3.
Evelyn hanya berusaha menerima tanpa ada niatan berusaha untuk sembuh, tujuan untuk hidup sudah tidak ada.jadi dari pada membuang-buang waktu yang jelas sia-sia, Evelyn memilih menunggu ajal menjemput nya.
Evelyn tersadar dari lamunannya,saat pintu ruang rawatnya di buka dan masuk lah seorang pria dengan jas putih di tubuhnya.dokter Andrian adalah orang yang merawat nya , ketika ia selalu masuk rumah sakit.
"Evelyn apa kamu tidak bisa mempertimbangkan semua nya lagi?!"tanya Andrian pada Evelyn yang sedang berbaring di atas brangkar.
"Tidak!, Keputusan ku sudah bulat Andrian"balas Evelyn tegas, Evelyn dan Andrian memang seumuran yaitu 24 tahun.
"Tapi,masih ada harapan untuk kamu sembuh Evelyn!"ujar Andrian bersikeras.
"Tidak ada yang bisa merubah keputusan ku Andrian, bahkan kau sekalipun!"balas Evelyn penuh penekanan.
"Sudah cukup selama ini ,aku bertahan dengan penyakit sialan ini Andrian "lanjut Evelyn.
Evelyn tau Andrian jelas menentang keputusan nya itu, Evelyn hanya ingin berbuat baik sebelum kematian menjemputnya.Evelyn akan mendonorkan seluruh organ tubuhnya pada orang yang membutuhkan di rumah sakit ini,jelas itu adalah hal gila bagi Andrian.
Di saat semua orang ingin sembuh, Evelyn selalu bersikeras dengan keputusan gila nya itu.Andrian menatap Evelyn pasrah, Selama ini Andrian mencintai Evelyn diam-diam. namun tetap saja Evelyn mengetahui perasaan Andrian pada nya, Evelyn memilih pura-pura tidak tahu karena dirinya tidak bisa membalas perasaan Andrian pada nya.
"Tidak ada lagi alasan aku bertahan di dunia ini lagi Andrian,Aku hanya ingin segera bertemu dengan kedua orang tuaku "ujar Evelyn menatap Andrian.
"Tapi kamu bisa menjadikan ku alasan untuk kembali hidup Evelyn, menyerah bukan solusi yang baik"ujar Andrian lirih.
"Kamu tidak tau apapun Andrian, cahaya dalam hidup ku sudah pergi beberapa tahun yang lalu.hidup dalam kegelapan tak berujung membuat ku muak dengan segala nya, kumohon mengerti lah"ujar Evelyn dengan raut wajah kosong dan hampa.
Andrian menatap Evelyn dalam, berusaha menguatkan diri dengan keputusan yang Evelyn ambil, hatinya berat dan tak ikhlas melepaskan gadis yang selama ini mengisi hatinya.
"Baiklah,jika itu keputusan mu.besok kau akan melakukan operasi nya Evelyn "ujar Andrian beranjak dari ruangan Evelyn.
"Terimakasih,dan maaf Andrian "lirih Evelyn sebelum Andrian benar-benar keluar dari ruangan nya.
Evelyn menatap langit yang tampak cerah dari biasanya, dirinya memilih menutup mata menunggu hari esok.
"Mom,dad tunggu aku di sana"ujar Evelyn sebelum sepenuhnya terlelap.
Hari yang di tunggu-tunggu Evelyn pun tiba ,saat ini Evelyn sudah siap di bawa ke ruangan operasi.saat akan memasuki ruang operasi, seorang ibu-ibu menghentikan brangkar nya.
"Bisakah ibu berbicara padamu sebentar?!"ujar ibu itu meminta persetujuan Evelyn, Evelyn mengangguk mengiyakan.
"Terimakasih, terimakasih nak.mungkin ucapan terimakasih ibu tidak ada apa-apanya di banding kan pengorbanan mu, selama ini putra ibu tidak bisa hidup seperti anak-anak lainnya karena penyakit jantung bawaan nya.ibu terus berdoa sampai akhir ibu mendengar ada malaikat yang dengan rela memberikan jantung nya pada putra ibu"ujar ibu itu terisak, Evelyn menatap ibu itu kosong tapi setitik rasa hangat masuk ke dalam hatinya yang selama ini terasa hampa.
"Maaf jika ibu egois karena keinginan ibu sendiri,ibu merasa bersalah karena mengambil kebahagiaan mu hanya demi keinginan ibu sendiri "ujar ibu itu merasa bersalah, Evelyn menggeleng pelan mendengar ucapan ibu itu.
"Ini sudah keputusan ku, jangan merasa bersalah "balas Evelyn.
"Terimakasih, terimakasih "ujar ibu itu terisak haru dan sedih.
Semua orang menatap kepergian Evelyn menuju ruang operasi dengan perasaan sedih , Evelyn gadis berhati malaikat itu akan pergi memilih berkumpul dengan kedua orangtuanya di sana.
Evelyn menatap Ruang operasi sebelum kegelapan menghampiri nya, sebuah senyuman terukir indah di wajah nya.senyuman yang selama ini tidak lagi terpatri semenjak kejadian beberapa tahun silam.
Namun Evelyn tidak tau , kejutan apa yang sedang menunggu nya itu.mungki kehidupan yang akan membawanya pada kebahagiaan atau sebaliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming the Male Protagonist's Wife
General Fiction🚧 MENGANDUNG ADEGAN-ADEGAN KEKERASAN ⁉️ TERDAPAT KATA-KATA YANG TAK PANTAS PEMBACA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN,DOSA DI TANGGUNG SENDIRI!! EVELYN MAUREEN gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun,seolah dirinya diciptakan tak memi...