Happy reading.
Bagian sebelumnya..
'aaa.. aku berharap mempunyai ayah sepertinya, tidak seperti si tua itu.' ucap salah satu teman mereka.
Bagian sekarang..
Kantor Alaska.
Alaska baru saja sampai dikantornya, ia menatap bangunan yang sangat megah itu hanya bisa menganga.Setelah selesai acara mengaggumi, ia mulai masuk membuat para karyawannya menoleh kearahnya, ia sedikit gugup ditatap i semua karyawannya.
'dia siapa?'
'tidak mungkin bukan? jika dia bos Alaska'
'aku tidak peduli, wajahnya terlalu lucu.'
'tapi dia memakai pakaian formal kerja?'
'itu benar, mungkin dia karyawan baru'
'sepertinya begitu'
'aduh aku takut pipinya akan tumpah'
'kawaii~'
Disaat semua orang mulai membicarakannya, ia masih terdiam didepan pintu, menunggu seseorang yang katanya akan menjemputnya di bawah.
Tak lama kemudian datang, pemuda yang 10cm lebih tinggi darinya, pemuda itu habis berlari menghampirinya, namun ada yang aneh pemuda itu seperti mengamatinya?
"Lah lu siapa? dimana Alaska?" ucap pemuda itu, ia adalah Liam sahabat plus sekretaris Alaska.
"ini Alaska, Liam." tunjuk dirinya
"ouuhh...HAH? ALASKA? YANG BENER LU?"
"heem, ini Alaska, Liam lupa denganku?"
Liam hanya menganga melihatnya, bagaimana tidak? sebelumnya Alaska tidak seperti ini, wajah dan tubuhnya memang tidak berubah, tapi kenapa pipi yang awalnya itu tirus sekarang makin tembam, dan apa ini? kenapa dia makin lucu.
"a-ah bagaimana aku bisa lupa padamu ka." ucapnya terbata-bata satu tanganya memegang lehernya, telinganya nampak memerah menahan malu.
Semua karyawan yang mendengar fakta itu ikut menganga, bosnya saja mempunyai wajah datar tapi sekarang dia bukan seperti bosnya melainkan seperti anak yang minta dipungut.
"Okay, sekarang Liam antarkan aku keruang kerjaku, aku sedikit lupa."
"Baiklah, ayo aku antar." ucap Liam sambil menggandeng tangan Alaska membawanya kearah lift, karena ruang kerja Alaska ada dilantai 10.
Setelah Liam dan Alaska tidak terlihat barulah semua orang memekik heboh.
'woilah, imut banget.'
'aku bahkan tidak percaya jika dia bosku.'
'gak salah itu? bosku lucu kali.'
'boleh gak si gw adopsi tuh bos.'
'hust, jaga ucapanmu juga bego!'
'dia terlalu imutt..'
Bahkan mereka semua mulai mengaggumi Alaska, atau bahkan ada yang ngefans, Alaska mulai dibicarakan dari kalangan wanita bahkan pria.
Ting
Pintu lift telah terbuka, Liam mengajak Alaska ke ruangan milik dirinya, setelah sampai Liam mengajak alaska untuk masuk.
ceklek.
"Ini ruangan milikmu ka, kalau ada apa-apa lu bisa telfon aku." ucap Liam
"Hmm.. Terima kasih Liam" balas Alaska sambil tersenyum bahkan matanya sampai menyipit membentuk bulan sabit.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa
RandomCerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun, namun ia tidak menyerah akan kehidupannya. Ia memilih untuk melanjutkan sekolah sambil bekerja, hi...