Bagian 9

18.9K 1.2K 25
                                    

Terima kasih untuk pembaca yang setia menunggu~ dulu setelah satu tahun ga update siapa yang disini masih setia menunggu angkat tangan☝🏻dan untuk pendatang baru selamat datang di ceritaku (づ ̄ ³ ̄)づ kita lanjutkan~

Happy reading.

Bagian sebelumnya..

'Dasar licik' edgar menggurutu.

'itulah aku'

Bagian sekarang..

"Ini bekal kalian berdua." alaska menyerahkan kotak bekal itu kepada Adelio dan Abian.

Mereka berdua menoleh, lalu menerima kotak bekal yang sudah dihias cantik oleh Alaska, mereka berdua secara bersamaan tersenyum tipis, sangat tipis sampai Alaska tidak menyadari.

"Tuan, jadwal meeting sebentar lagi." bodyguard pribadi Adelio

"ck, iya" ketus adelio

"baiklah ayah, aku berangkat terlebih dahulu." ucap Adelio menatap ayahnya sedih.

Alaska yang melihatnya jadi tidak tega, bibirnya langsung mencium pipi tirus Adelio.

Cup

Adelio yang mendapatkan serangan mendadak, tubuhnya terbeku kaku, menatap tidak percaya kepada ayahnya,wajahnya tersipu sebentar, detik berikutnya ia tersenyum menyeringai.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Adelio membalas balik mencium ayahnya lebih bruntal, mencium seluruh wajahnya, bahkan Alaska sendiri juga terkejut, bagaimana tidak? ia hanya mencium satu kali sedangkan anaknya menciumnya tiga kali lipat dari ciumannya, Alaska sedikit kegelian oleh ciuman itu.

"Haha, Lio sudah~ sana kamu berangkat, meeting sudah menunggumu sayang."Alaska memberentikan serangan ciuman Lio dengan tangannya menutupi seluruh wajahnya.

Adelio yang melihatnya, ahh sungguh wajah imut ayahnya sangat mengesankan, ia jadi tidak ingin meninggalkan ayahnya yang mungil ini, namun apa daya meeting kali ini orang penting.

"Baiklah ayah, Lio berangkat dulu."

Cup

Adelio mencium salah satu punggung tangan Alaska, lalu berjalan meninggalkan area rumah, karena mobilnya sudah disiapkan oleh bodyguard nya.

Alaska hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anak sulungnya, lalu beralih kearah Abian yang sekarang berbinar menatap ayahnya, ia kan juga iri melihat kakaknya itu.

Alaska yang paham oleh tatapan putra keduanya hanya mendengus, dan mendekat memajukan bibir mungil itu ia arahkan ke kening dan pipi kanan anaknya.

Cup

Cup

Abian membalas ciuman ayahnya tak kalah bruntal seperti yang dilakukan oleh kakaknya, setelah itu ia melambaikan tangan kearah ayahnya dan berangkat kerumah sakit.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang