Memarkirkan motor sport milik nya di halaman rumah.
Karena kegiatan sekolah nya selesai dengan cepat, maka dia juga bisa pulang dengan cepat.
"Tumben daddy jam segini sudah pulang, biasa nya masih di berkutat dengan berkas-berkas nya." Gumam giel
Kaki nya melangkah beranjak memasuki penthouse.
"Giel pulang." Teriak nya
Namun dia mengerutkan dahi nya. Keadaan penthouse sunyi senyap.
"Kenapa sepi sekali? Yang lain lagi dimana?."
Mengangkat kedua bahu nya.
"Tidak tau lah, lebih baik aku kedapur, cuaca seperti ini enak nya minum yang segar-segar." Ucap nya.
Melepaskan tas dan meletakkan nya di living room, lalu berlalu menuju dapur. Namun langkah nya terhenti ketika melihat apa yang seharusnya tidak dia lihat.
"Stttt, ahhhh dad." Desah nya
"Bisakah daddy sabar sebentar? Lihat mama sedang memasak." Kesal nya
"Sayang nya tidak bisa ma, mama terlalu menggoda. Rasa nya daddy ingin memakan mama saja." Bisik nya di telinga.
Terlalu asik memadu kasih sampai tidak melihat anak pertama mereka yang tengah menyaksikan itu.
"Aishh, lihatlah para orang tua tidak tau umur ini." Gumam nya
"Emmm." Dehem nya.
Kedua orang tua itu langsung menghentikan kegiatan nya. Kompak menoleh ke sumber suara itu.
"Nah kan mama bilang apa, ini semua gara-gara daddy." Kesal jennie mencubit perut lisa
Lisa menatap anak nya dengan senyum terpaksa nya
"H-hay jagoan sudah pulang? Kapan pulang nya nak kenapa daddy tidak mendengar?."
Giel menggelengkan kepala nya
"Ckk, bagaimana daddy tidak mendengar nya, jika daddy tengah asik dengan dunia daddy sendiri. Sudah tua masih saja mesum."
"Mama juga, kenapa bisa pasrah dengan manusia cabul ini."
"Yakkk mulut mu sudah seperti pisau saja." Sahut lisa.
"Seharusnya mama dan daddy itu tau tempat, untung nya masih giel yang melihat mama dan daddy seperti itu, bagaimana jika itu gwen yang melihat nya. Dia masih terlalu dini melihat adegan itu."
"Tahan hormon mu tuan manoban." Ucap anak nya.
Mereka berdua terdiam mendengar anak nya mengomel, jennie memilih melanjutkan memasak nya.
"Bagaimana sekolah mu jagoan aman?." Tanya lisa mengalihkan pembicaraan.
"Nothing spesial." Sahut giel.
"Why?."
"Seperti biasa saja lah dad. Eh Tumben bertanya seperti itu."
"Aaa giel tau, daddy pasti baru saja mengalihkan pembicaraan kan, pantasan saja daddy pulang cepat. Ternyata hormon nya sedang memberontak haha."
Blussss
Pipi nya memerah bak tomat, malu dia malu karena di ejek oleh anak nya.
"Shut up." Teriak lisa.
"Upsss, angan mayah daddy. Giel mianhe."
"Mama toyong giel, daddy mayah celam." Giel Mencebikkan bibir nya ke bawah
"Hahahaha. Sudah lah dad giel mau bikin minuman dulu." Ucap nya.
"Giel." panggil ayah nya.
"Emm ada apa dad?." Sahut nya sambil mendekap ibunya. Tanpa menoleh sedikit pun melihat ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY SISTTER
RandomDisaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita-cita yang di impikan nya sejak kecil yaitu menjadi seorang dokter. "Aku hanya orang miskin sebatang...