Gretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas.
Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Val...
"Tidak perlu mencintai seseorang untuk berperilaku baik"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gambar hanya ilustrasi
🥀🥀🥀
Setelah mengalami pengusiran dari Fredric, Gretta tidak perlu menunggu Walter dan Fleur, ia langsung bergegas keluar dengan amarah yang terpendam.
"Aku bukan putra mahkota, Duchess."
Gretta tertawa. Putra mahkota kembali berhasil menghancurkan rencananya. Bagaimana mungkin di kehidupan saat ini pun dia harus mengalami kekalahan lagi.
"Apakah dia cemburu?"
Pemikiran yang sangat konyol. Gretta menggeleng cepat. Tidak mungkin Fredric cemburu pada putra mahkota.
Jemarinya terangkat, memperlihatkan cincin pernikahan yang tersemat di jari manis. "Kau pasti berpikir aku merencanakan sesuatu?"
Gretta tidak habis pikir dengan semua tindakan Fredric. Pria itu terlalu membatasi dirinya dan mampu bersikap normal bahkan jika dihadapkan wanita cantik yang sudah jelas adalah istrinya. Jika Gretta seorang pria, dia sangat yakin sudah jatuh cinta pada dirinya sendiri.
"Apakah dia sebenarnya menyukai Scott?"
Sadar dengan ucapannya sendiri yang semakin melantur, Gretta menepuk bibirnya pelan. Memilih untuk masuk kembali ke kamar dan meninggalkan pemandangan indah dari balkon.
Setelah menutup pintu balkon, Gretta langsung memanggil Fleur yang memang dia perintahkan untuk menunggu di luar.
"Apa ada yang bisa saya bantu, Duchess?"
Bukannya menjawab, Gretta justru merebahkan dirinya di atas kasur. Membiarkan tubuhnya bergerak ke kanan dan kiri. Terlihat sangat-sangat frustrasi.
"Duchess, apa yang terjadi pada anda?"
"Aku ingin pria tampan."
Fleur memiringkan kepalanya. Dia bingung dengan perkataan Gretta yang tiba-tiba seperti itu.
"Aku ingin menikah dengan pria tampan yang waras dan tidak jahat. Kenapa semua orang menyebalkan? Bahkan kakakku sendiri!"
Gretta memasang wajah cemberut. Bibirnya bahkan sudah mengerucut kesal dengan tangan yang disilangkan di dada. Persis seperti anak kecil yang sedang marah karena tidak diperbolehkan main.
"Duchess, kita bisa berada dalam bahaya jika Duke mendengarnya," bisik Fleur dengan suara khawatir. Bagaimanapun mereka adalah orang asing di tanah Valtor ini.