haloww~ aku balik lagi~
terimakasiii atas komennya, karena kalian antusias aku jadi semangat 😋
Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻Levan melonggarkan dasinya dengan sentakan kasar, berbeda dengan sepasang iris legamnya yang tetap memandang lurus kedepan tanpa ekspresi.
Meski terlihat tenang, namun aura kemarahan yang tertahan jelas menguar dari sosoknya yang dominan. David yang mengikuti dari belakang bahkan merasa tercekik. Tak akan pernah bisa terbiasa, melihat kemarahan dari sosok sang Tuan yang selama ini telah ia layani.
Mereka kini tengah menyusuri lorong rumah sakit bagian VIP milik keluarga Wang, menuju ruangan tempat Lou di rawat atas perintah Levan pada Felix. Alter juga telah ditangani, dan ruang rawatnya juga sama-sama berada dilantai ini.
Lean belum tahu apapun tentang kejadian ini, karena nanti ia masih harus menghadiri rapat penting yang tak mungkin untuk dibatalkan secara tiba-tiba.
Sesampainya di depan pintu ruang rawat Lou, Felix yang baru saja keluar langsung membungkuk dalam melihat kedatangan Levan.
"Apa anak itu masih berada di sekolah?" Levan bertanya tanpa basa-basi, menatap dingin Felix yang masih membungkuk dalam.
"Ya, Tuan." jawab Felix, mengerti siapa yang di maksud oleh sang Tuan.
Levan berjalan melewati Felix, kemudian membuka pintu ruang rawat bayinya. "Kembali kesana, dan beri balasan yang setimpal. Atas perbuatannya pada Tuan Muda yang telah kau jaga dan rawat selama ini."
Mendengar perintah Levan, yang secara tidak langsung memberi kebebasan pada Felix untuk membalas perbuatan Nicho. Membuat David sedikit menegang.
Felix langsung menegakkan tubuh, kemudian kembali menundukkan kepala pada Levan yang telah melangkah masuk. "Terimakasih, Tuan."
Ekspresi Felix langsung berubah. David yang hendak menyusul Levan bahkan dibuat bergidik, saat dirinya dan Felix sama-sama menundukkan kepala formal untuk saling berpamitan.
Habis sudah kesabaran Levan, ia tak lagi peduli meski Felix nanti akan membabi buta membalas anak itu dihadapan orang-orang. Kali ini Levan akan menunjukkan dengan terang-terangan, pembalasan seperti apa yang akan diterima jika berani mengusik keturunan keluarga Wang.
✦◌✦
Di dalam ruang rawat Lou. Levan yang baru saja masuk dibuat harus menghentikan langkah, saat melihat bayi beruangnya justru langsung bersembunyi dibalik selimut begitu melihat kedatangannya.
"Papa seram jangan dekat-dekat Loulou." ucap Lou dari balik selimut, merasa tak nyaman akibat aura yang dikeluarkan sang Papa.
Mendengar ucapan si bayi, Levan justru dibuat semakin gelap mata. Karena meski sekilas bisa melihat dengan jelas, bekas tamparan pada pipi chubby yang biasanya akan menggembung merajuk kepadanya.
Serta sebuah luka kecil pada bibir mungil, yang seharusnya digunakan hanya untuk merengek dan minum susu, bukan untuk terluka.
"Lou tidak sayang Papa ternyata." Levan kembali melanjutkan langkahnya, mendekati si bayi yang semakin bersembunyi.
"Kenapa Papa bilang seperti itu?!" seru Lou tak terima, langsung keluar dari balik selimut menatap sang Papa.
Bukannya menjawab, Levan justru langsung membungkuk, dan menangkup lembut wajah bayinya. Lou meringis kecil, saat pinggir bibirnya yang telah diobati kembali terasa perih.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...