"Salah Aksa pakai acara kebelet segala," bela Faraz. "Tinggal kasih cincin doang, kebanyakan tingkah. Ya udah, tidak baik menyia-nyiakan kesempatan yang ada."
"Itu namanya nervous. Wajar kali, nanti kamu kalau mau nikah sama Tari juga gitu," kata ibunda Faraz.
Tari tersipu malu. "Masih lama Bunda."
"Enggak akan. Nervous hanya untuk laki-laki tidak gentle. Gua, kan gentle. Ya nggak, Yang?"
****
Artha membawa Asyela ke lantai dua yang berada di kapal tersebut. Asyela yang bingung, ingin melontarkan pertanyaan. Namun, tertahan karena mengerti kondisi Artha yang sedang diliputi amarah.
Tak tahan dengan kesenyapan yang cukup lama, Asyela membuka suara. "Sebenernya ada apa, sih?"
"Kamu nggak nyadar Faraz tadi ngapain?" Artha balik bertanya tanpa menatapnya.
"Ngapain emangnya?"
"Sye? Nggak tau lah."
Asyela melongo. Apa yang salah dari dirinya? Liburan bersama keluarga, tiba-tiba didatangi banyak orang yang bertingkah aneh. Termasuk Artha, kan?
"Ya udah." Menyebalkan! Asyela berbalik, berniat meninggalkan Artha yang duduk sendirian.
"SYEEEE!"
Asyela berdecak kesal. "Apa, sih? Aku mau turun, nggak jelas kamu!"
"Ck, sini!" Artha menyuruh Asyela duduk di sampingnya.
Mau tak mau Asyela menurutinya. Dia malas berdebat lagi. Beberapa kejadian yang mendadak, membuatnya sedikit pening.
"Kenapa, sih? Kenapa tiba-tiba semua orang ada di sini coba? Kamu diajak liburan juga sama Mami, ya?"
Artha menggeleng, dia menyandarkan kepalanya pada bahu Asyela. "Capek. Faraz ngeselin."
"Dia emang ngeselin, kan?" Asyela mengusap pelan surai legam Artha yang wangi. "Tapi tadi emang becandanya gila, sih. Mana tiba-tiba banyak orang. Aneh."
"Dia sengaja. Ngerjain aku, awas aja."
Dahi Asyela terlipat dalam. "Hah? Orang dia ngerjain aku. Malu banget gila. Kirain ada orang lagi ala-ala tunangan gitu, eh malah si anying itu nge-prank."
"Enggak. Dia ngerjain kita berdua."
"Maksudnya?"
Artha menghembuskan napas kasar, sebelum menegakkan tubuhnya. "Kita yang mau tunangan."
"Hah?"
Decak kesal Artha mendengar respon Asyela yang lola. Hari ini benar-benar menguras emosinya. Masalah di kantor, dikerjain Faraz, gagal tunangan. Eh--
"Aku mau ngelamar kamu, Sye. Tapi Faraz ngerjain kita gara-gara aku yang terlambat tadi."
"Hah?"
"Ck, nggak tau lah."
"Ish! Maksudnya gimana coba? Tiba-tiba banget ... kamu ... ngelamar aku?"
"Mami belum ngomong sama kamu?"
Asyela menggeleng. "Mami nggak ada ngomong apa-apa. Cuman tiba-tiba ngajak liburan ke sini."
Lelah. Artha memijat pelipisnya. "Salah aku juga ngomong ke Mami mendadak."
"Mendadak?" Asyela semakin melipat dahinya. "Kenapa, sih, selalu tiba-tiba? Pertemuan kita yang nggak disengaja juga aslinya rencana kamu, kan? Waktu acara perusahaan juga, Mami maksa aku buat ikut. Itu karena kamu, kan?" Beruntun pertanyaan Asyela yang tiba-tibatersulut emosi.
YOU ARE READING
STALKER VS PROGRAMMER [TAMAT]
Teen Fiction⚠️ WARNING !!! 🚫 NO PLAGIAT !!! 🥇Rank: #1 - laksanabagaskara [2/3/2024] #1 - asyeladinatra [2/3/2024] #1 - screetadmirer [4/5/2024] #1 - cyber [10/6/2024] #1 - accounting [6/10/2024] #1 - programmer [23/12/2024] #1 - crush [26/12/2024] #1 - komedi...
t i g a t i g a
Start from the beginning
![STALKER VS PROGRAMMER [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/362923467-64-k174347.jpg)