-1-

41.8K 1.2K 25
                                    

Lelah sekali rasanya tubuh ini, tak biasanya diriku seperti ini.

"Hey Leinna, itu ketubanmu pecah. Ayo kita ke bidan sekarang!" Ucap Nadya, teman dekatku yang sekarang sedang berada di tempat
tidurku.

Ketuban? Bukannya ketuban hanya dimiliki oleh orang yang sedang mengandung dan ingin melahirkan?

"Lah, kok ketuban? Lo kira gue hamil apa Nad." Jawabku dengan tatapan bingung kearahnya.

"Yaelah lo tuh gak percaya banget sama gue sih Len."

Hamil? Masa iya sih gue hamil? Dihamilin siapa coba?

"Awww, sakit Nad sakitt.." Rintihku seketika. Memang benar ini perut sakit banget minta ampun, seperti mau menstruasi namun lebih sakit lagi. Tapi aku masih bersikeras bahwa ini bukan hamil.

Aku Verillya Leinna Hanifah, perempuan 21 tahun yang belum samasekali disentuh oleh lelaki manapun. Aku akan terus menjaga kehormatan yang setiap perempuan miliki sampai saatnya suamiku nanti menikmatinya, namun apa yang sekarang terjadi padaku? Hamil? Bahkan ingin melahirkan? Aneh sekali, sungguh seumur hidup aku belum pernah berhubungan dengan lelaki manapun.

"Tuh kan bener Len kata gue, udah yuk gue bawa ke bidan" Nadya terus membujukku entah kenapa. Tapi aku sdah tidak kuat berdiri, apalagi berjalan. Belum dengan jalanan yang sungguh macet di hari kerja ini. Oh tuhan, bayi apakah ini? Cobaan apa yang engkau telah berikan kepadaku?

"Engga, gue Cuma mules paling mau dateng bulan doang kok. Gapapa." Lagi lagi aku membela diri yang memang benar kenyataannya bahwa aku fine fine saja.

Tak lama, ada dokter datang. Entah dia dokter apa dan ingin mengobati siapa, karena dirumah ini hanya ada aku dan Nadya. Mama dan papaku pergi bekerja, adikku sekolah dan kebetulan aku sedang tidak ada jam kuliah dan Nadya menginap dirumahku sejak kemarin.

"Lo sakit apaan Nad? Sampe bawa bawa dokter gitu."

"Ini buat lo Len, dia dokter kandungan. Coba dok diperiksa, apakah teman saya sakit perut ingin melahirkan atau apa?" Tanyanya kepada dokter yang lagi lagi ngotot kalau aku hamil.

"Gue gak hamil baweelll, kan udah gue bilang ini mau dateng bulan. Lagian udah gak sakit kok Nad." Jawabku mengelak.

"Astaga, ibu ini sudah ingin keluar bayinya. Masih kuat berjalan? Agar saya tindak lanjuti di klinik bu." Jelas dokter tersebut yang benar benar membuatku melongo hebat di depannya.

"Bayi? Melahirkan? Saya tidak pernah sama sekali melakukan hubungan itu dok, sumpah!"

"Lalu darimana bayi ini muncul? Tidak mungkin sayang, mungkin saat 'dia' melakukannya engkau sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri." Jelasnya lagi yang lagi lagi membuatku sangat shock .

Namun anehnya miss V ku tidak lagi merasakan sakit. Dan perutku damai damai saja. Padahal dokter belum sama sekali membiusku.

"Sakit? Perlu dibius? Atau kau ingin di operasi saja? Tapi tidak bisa disini, kau harus ke klinik ataupun rumah sakit besar untuk menanganinya. Dirumahmu ini tidak ada peralatannya." Tuturnya panjang lebar yang jelas jelas keputusanku bulat adalah Big No!

Aku hanya menggeleng kuat dan sang dokter berbicara lagi.

"Kau sudah pembukaan 5, masih kuat?"

"Masih dok, jujur saya tidak merasakan apapun sungguh."

***

Sambil menunggu pembukaanku terbuka sempurna, ternyata dokter berbicara dengan Nadya tepatnya di taman belakang rumahku.

"Kau teman dekatnya kan?" Tanya dokter Alya yang bisa dibilang sedang mengintrogasi Nadya.

"Iya dok, saya sahabatnya. Sahabat dekatnya. Kenapa?" Jawabnya sambil meneguk segelas teh hangat yang dibuatnya di dapur sebelum dokter Alya datang.

"Saya tidak yakin dengan pernyataan Leinna tentang dia belum samasekali melakukan hubungan tersebut. Selama kau bersahabat denganya apakah dia mempunyai kekasih?" Dokter Alya terus mengorek ngorek tentang Leinna, karna dia pikir tak mungkin ada bayi kiriman untuk perempuan cantik nan baik seperti Leinna.

"Setahu saya selama 3 tahun dia SMA dan sudah menjalankan 6 semester di kuliah ini dia belum juga mempunyai pasangan, untuk alasannya sepertinya dia ingin sangat fokus untuk pelajarannya, terlihat juga hasilnya bahwa memang di kelas dari dulu dia sangat cerdas." Jelas Nadya panjang lebar dan sepertinya dokter Alya mempercayainya karena tidak ada sedikitpun pancaran kebohongan dari mata Nadya.

'Cantik, baik dan pintar mungkin cerdas. Tidak mungkin benar benar tidak mungkin bila dia perempuan murahan. Untuk apa otaknya cerdas kalau tidak digunakan untuk kehidupannya?' batin dokter Alya.

"Dok? Kok melamun begitu? Apa ada kata kata saya yang tidak dokter mengerti? Oh iya silahkan diminum tehnya, jangan terlalu serius dan tegang seperti ini" Lanjutnya.

"I-iya Nad, hmm.. ya mana mungkin juga kalau dia tidak melakukan dia bisa hamil seperti ini? Ngomong ngomong orangtua Leinna kemana? Kok daritadi saya belum melihatnya?"

"Oh, duaduanya kerja dok. Jadi biasanya rumah ini kosong kalau memang Leinna lagi kuliah. Ini kebetulan aja Nadya lagi nginep dirumahnya hehe. Biasanya sih ada pembantu, tapi kayaknya dia lagi izin pulang kampung deh."

'Nah, kedua orangtuanya saja kerja. Mungkin saja bukan kalau Leinna ini memasukkan laki laki kedalam rumahnya? Namun masa iya dia tidak menyadarinya bahwa dia hamil? Selama 9 bulan tidak menstruasi apakah dia tidak curga?'

"AAWWW DOK, DOKTERR!! Nad!!! NADYAAA!!!" Suara Leinna memecah lamunan sekaligus memecah keheningan diantara dokter dan Nadya.

"Sepertinya Leinna sudah siap, mari keatas. Atau kamu ingin tunggu disini saja?" Tanya dokter kepada Nadya.

"Saya ikut dok, masa iya sahabat saya ingin melahirkan saya tidak ikut?"

***

Upaya melahirkan Leinna sukses, bahkan sangat sukses sehingga tidak ada setets darahpun yang keluar dari rahimnya. Namun bayinya tetap berlumuran darah.

Sungguh aneh, tapi nyata. Sangat nyata.

'Aneh, kok dia tidak merasakan sakit samasekali ketika melahirkan? Bahkan dia melahirkan sambil duduk?! Pasien teraneh yang pernah saya tangani' Batin Alya,

"Kenapa dok? Bayinya cacat? Atau apa?"

Kok aneh ya, masa iya sih aku ngelahirin duduk? Gak kerasa sakit pula? Dan gak juga ada darah sedikitpun?

Aku, Verillya Leinna Hanifah untuk pertama kalinya melahirkan bayi ke dunia ini dengan cara yang sangat aneh dan kedatangan bayi itu yang sangat tidak wajar. Namun kulihat senyumnya yang menawan bisa membuat diriku melupakan semua kebingungan yang terjadi.

Sialnya diriku tak bisa mengenali mirip siapa wajah bayi ini?

***

Hello!!!

I'm back with my second story. Sorry kalau ini ceritanya terlalu tidak layak untuk dibaca, entah apa yang ada di otakku bisa mengeluarkan ide gila ini.

Yaa mungkin sekali sekali lah ya hehe.

Hope you like it guys :*

Keep reading and don't forget to vote and comment yaaa

Bastard!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang