BAB 20

59.8K 3.6K 52
                                    

Amora bersama tambahan teman-temannya, menghabiskan sisa hari mereka di Hokkaido dengan berjalan-jalan ke tempat-tempat yang belum dikunjunginya bersama Samara.

Mereka berkeliling dengan perahu di Otaru Canal, menikmati kindahan kota di malam hari dengan berkeliling daerah Susukino yang trendy, mencoba berbagai kuliner populer, serta berbelanja banyak barang untuk oleh-oleh maupun dinikmati sendiri.

Tidak seperti sebelumnya, saat Amora dan Samara lebih sering pergi dengan Galen. Kali ini Ren memilih untuk ikut serta, menemani sang adik sepupu dan teman-temannya menghabiskan waktu sepuas-puasnya di Hokkaido.

Gou bahkan menyuruh mereka membawa sopir keluarga ke manapun dan menggunakan mobil Mercedes Benz Sprinter tipe van yang berkapasitas banyak. Paman Amora tersebut rupanya juga senang dengan kedatangan Narendra dan teman-temannya yang membuat rumahnya terasa lebih meriah, seperti kata Ren.

Berkat keluarga Kakarauri, mereka bisa menikmati sisa liburan dengan sangat menyenangkan.

Besok pagi, mereka semua akan kembali ke Jakarta. Amora dan teman-temannya memutuskan untuk pulang bersama dan memesan tiket kelas bisnis yang sama. Sementara Galen memilih untuk tinggal lebih lama di Sapporo. Lagi pula liburannya masih panjang.

Sore ini, mereka memutuskan untuk mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan di pantai dekat rumah. Pantai yang sama dengan pantai yang dikunjungi Amora, Samara, dan Galen beberapa waktu lalu.

Sambil menata meja, kursi, dan peralatan makan dibantu Ren, Amora menikmati keributan antara Bara, Galen, dan Samara yang bertugas menyiapkan api untuk membakar aneka daging, seafood, serta sayuran yang sedang dibeli oleh Narendra dan Allister di supermarket terdekat.

Amora geleng-geleng kepala dan tertawa saat Bara sengaja menyalakan obor terlalu besar dan membuat kepulan asap yang cukup tebal muncul, bertiup ke arah Galen dan Samara berdiri. Kakak sepupu dan temannya itu langsung kompak mengumpati Bara yang malah terbahak puas.

"Seru, ya. Nii-san senang karena sekarang Mora-chan punya banyak teman yang menyenangkan," Ren tersenyum lebar sembari mengangsurkan alat makan pada Amora.

Gadis itu membalasnya dengan senyuman. "Mora juga senang punya teman-teman yang seru seperti mereka."

"Lain kali, jangan lupa ajak mereka lagi untuk liburan lebih lama di sini, ya," Ren mengacak rambut Amora yang digerai sampai berantakan.

"Ck, Nii-san!" Amora langsung menggerutu karena rambutnya jadi lebih kusut padahal sebelumnya sudah cukup berantakan terkena angin pantai yang kencang.

Ren tertawa, mengabaikan kekesalan sang adik dan berbalik mengambil peralatan lainnya dari mobil yang mereka gunakan untuk datang kemari. Saat Amora sedang sibuk mengurai ujung-ujung rambutnya, sebuah goodie bag besar yang penuh segala bahan masakan diletakkan di hadapannya.

Amora mengangkat kepala dan langsung berhadapan dengan wajah datar Allister. Ia melirik sekilas pada goodie bag di atas meja. Sepertinya itu sebagian dari belanjaan yang harus dibeli Narendra dan Allister.

"Thanks, Allister," ucap Amora sekenannya, melanjutkan gerakan tangannya merapikan rambut. Gadis itu tidak repot-repot mengecek respon Allister, membuat sang lelaki lagi-lagi merasa janggal.

Suasana di antara keduanya menjadi canggung karena tidak ada yang bersuara. Ren belum juga kembali, sedangkan Narendra entah berada di mana karena tidak datang bersama Allister.

"Naren lagi beli beberapa barang yang ketinggalan di minimarket, kalau lo nyariin," beritahu Allister tiba-tiba.

"Ooh," Amora mengangguk sekali. Rambutnya sudah tidak seberantakan sebelumnya. Ia mulai membongkar isi goodie bag yang dibawa Allister, mengeluarkannya satu-persatu.

FIX YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang