Chapter 48

2.5K 322 3
                                    

Sinar dari sang mentari menembus celah gorden kamar nya. Membuat nya terusik karena silau yang dihasilkan oleh sang mentari.

Menyipitkan mata nya, melihat sekeliling kamar. Tidak menemukan dua sosok yang di cari nya.

"Kemana mereka." Gumam nya.

Menyanggul rambut nya, dan membereskan tempat tidur mereka.

Di rasa sudah tertata dengan rapi, kaki nya melangkah menuju kamar jagoan nya.

Mengulas senyum, ternyata anak itu masih berada dalam mimpi nya.

Mengusap kening yang terdapat plester penurun demam. Mengecek suhu badan nya ternyata masih hangat.

Membenarkan selimut anak nya, setelah itu beranjak meninggalkan kamar anak nya. Membiarkan dia beristirahat dengan tenang.

Beralih menuju dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil nya.

Tengah berkutat di dapur, tiba-tiba teringat akan kejadian malam tadi. Kembali overthingking, sulit untuk nya berpikir positif.

Pandangan nya kosong, namun lengan nya bergerak memotong sayuran. Berkutat dengan pikiran nya, tidak sadar jika sosok yang di cari nya berada tepat di belakang nya.

"Ma." Panggil nya

Jennie tersentak, dan tersadar dari lamunan nya.

"Ehh stttt." Jennie meringis bukan nya memotong sayuran jennie malah mengiris jari nya.

Darah bercucur dari jari nya. Membuat lisa membelalakkan mata nya.

"Mama." Panggil nya langsung mengambil jari itu dan memasukkan nya kemulut nya.

Mengisap jari itu, mencoba menghentikan darah yang keluar.

Menatap lekat suami nya, suami siaga yang menurut nya selalu sigap dalam segala hal.

Tidak mungkin rasa nya jika suami nya bermain di belakang nya, tapi tidak ada yang tidak mungkin bukan? Nampak serasi pun tetap bisa lolos untuk mendua.

Mata nya berkaca-kaca, sakit hati nya tidak sebanding dengan sakit jari nya yang baru saja terisis.

"Kenapa bisa ceroboh seperti ini?."

"Mama melamun?."

"Memikirkan apa? Lihat mama jadi terluka seperti ini?." Omel nya pada sang istri.

"Kalian habis dari mana?."

Jennie tidak menjawab pertanyaan dari suami nya, yang ada dia malah berbalik bertanya kepada suami nya.

"Daddy bertanya kepada mama, kenapa mama malah mengalihkan pembicaraan?." Tanya nya dengan nada yang sedikit tinggi.

Jennie menunduk menggigit bibir bawah nya. "M-mianhe dad." Ucap nya pelan.

"Tindakan mama bisa membahayakan diri mama sendiri."

"Ingin menganti sayuran nya dengan jari mama? Iya?."

Yang di tanya hanya menggelengkan kepala nya dengan cepat.

"Mama tidak apa dad." Sahut nya

"Jangan terlalu banyak pikiran, cerita sama daddy itu fungsi suami dalam hidup mama. Jangan mendam nya sendiri."

"Jika giel tau mama nya terluka, pasti giel akan marah."

"Baby tidak akan marah, nanti mama yang akan menjelaskan."

"Emm, terserah mama saja." Ucap nya berlalu meninggalkan istrinya seorang diri di dapur.

Lisa merasa kesal kepada istri nya. Membawa bayi kecil mereka kembali ke kamar.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang