nine

687 53 5
                                    


Typo bertebaran!!
.
.
.
Happy reading......
.
.
.

"Turunin!"teriak Jia yang terus memberontak di gendongan langit,namun hal itu sama sekali tak di gubris.

  Tok~
         Tok~
Tok~

"Masuk,"setelah mendapatkan izin,langit lalu menurunkan Jian dari gendongan dan beralih menggenggam tangan itu kemudian menyeretnya untuk masuk ke dalam kelas.


tentu saja hal itu mengudang perhatian dari para murid yang lain,bahkan kini mereka sudah bertanya-tanya apa yang sedang terjadi?.

'astoge si tua bangka itu belum pergi juga ternyata'

Pak Deon yang melihat langit membawa Jian,kini sudah memandang muridnya itu dengan tajam
"Darimana saja kamu Jian,ini sudah setengah jam semenjak kamu izin"

"Dia mau bolos pak,"jawab langit santai,bahkan kini jiandra sudah menatap kakaknya itu tak percaya!!

"Pantas–"

"A..a.aa sakit Abang!"

Sontak saja perhatian mereka beralih pada teriakan dan dua orang yang kini baru saja datang

Vier melepaskan jeweran dari telinga adiknya,kini bisa dilihat bahwa daun telinga itu sudah memerah
"Saya mau balikin adik saya pak,dia mau bolos kelas,hukum aja kalau perlu biar dia kapok"

Pak Deon memijit pelipisnya,belum sudah satu murid kini sudah datang lagi.


Jain menyenggol lengan seseorang di sampingnya ini
"Kok bisa Lo ketauan sih?"bisiknya

"Ya gue nggak tau kalau dia ngikutin egek"gerutu Juan dengan suara pelan
"jadi gimana?,gue nggak mau njir kena hukum"

"Gue juga nggak mau"ujarnya,namun tiba-tiba pikiran terlintas dari benak anak kelahiran Agustus itu
"Yaudah kita kabur lagi aja nanti"jawab Jian dengan suara sepelan mungkin,namun ia lupa bahwa sang guru mempunyai pendengaran yang cukup tajam,bahkan mata itu sudah melototi Mereka berdua sekarang

"Ekhem!...mau coba kabur ke mana?"ucap pak Deon yang kini sudah memandang Jian dan Juan bergantian

"N--ngak ada,siapa juga mau kabur ya'kan ju,"elaknya dengan senyuman manis, kemudian menginjak kaki Juan,agar anak itu juga ikut bicara

"Bener!,bapak nggak boleh asal fitnah,kata ustadz fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan"


Mendengar itu pak Deon memutar bola matanya jengah"langit,vier kalian bisa kembali ke kelas masing-masing,biar mereka jadi urusan bapak"


"Baik pak,kami permisi,"vier menunduk sopan lalu berjalan keluar bersama langit





Dua anak Adam itu sekarang berakhir di tengah lapangan sembari memberi hormat pada tiang bendera,benar saja yang mereka pikirkan pasti pak Deon akan memberikan hukuman,bukan hanya itu sebelum mereka disini guru fisika itu sudah menceramahi mereka lebih dari setengah jam


"Kalian ini wajah sama kelakuan sama saja 11,12.izin mau ke WC malah bolos sekolah.pusing bapak Dengan kelakuan kalian,sekarang cepat hormat di lapangan sampai jam pulang."Final sang guru

Haunted dormitory [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang