Cita-citaku ingin menjadi rumah,agar bisa menjadi tempat pulang mu🤸
-nitip sini aja deh!.
.
.
.
.Happy reading.........🎶
Langit nampak mendung dengan udara yang cukup dingin,bahkan mereka belum lama ini sudah mampir terlebih dahulu ke salah satu kedai kopi yang sudah buka, sebelum akhirnya melanjutkan untuk lari pagi
"Zi fotoin dong"pinta Arkan pada temannya itu,bahkan sekarang dia sudah menarik Juna dan Yuan untuk foto bersama
Biasa untuk keperluan story Ig guys.
"Ok 1,2,3.....nah sip"ucap Zidan setelah selesai beberapa kali mengambil foto mereka
"Ehh... langsung kirim aja ya fotonya lewat bluetooth"ujar Arkan
"Apa kau bilang?..."
"Iyah,lewat bluetooth,soalnya aku nggak ada paket"
"Aku..... bluetooth,cih....tidak akan!!"
"Hah?Lo kenapa anjir"tutur Juna merasa aneh melihat tingkah yang lebih muda
"Dingin......tetapi tidak kejam"
"Saraf nih bocah"pikir ketiga temannya
------------ᕙ( • ‿ • )ᕗ----------
Langit yang awalnya memperhatikan guru yang sedang mengajar, mengalihkan pandangannya ke luar jendela,tanpa sengaja mata hazelnya melihat sosok yang begitu ia kenal sedang berjalan untuk keluar sekolah,sepertinya seseorang tersebut hendak kembali ke asrama yang memang tak jauh dari sekolah.
"Bukanya itu jian?"tanya teman sebangkunya yang kebetulan juga melihat Jian keluar,langit hanya mengangguk lalu izin pada guru untuk ke toilet sebentar
Ia tau apa tujuan Jian,anak itu pasti ingin bolos sekolah, terutama jika tak ada kevan di sampingnya sudah pasti ia tak ingin berlama-lama berada di kelas, padahal setau langit,Jia itu memiliki banyak teman namun adiknya itu tetap tak betah di dalam kelas, alasannya sih males belajar apalagi kalau sudah pelajaran pak Deon yaitu Salah satu guru yang terkenal killer.
Brakk~
"ASSALAMUALAIKUM,eh—luna cantik!"
"Walaikumsalam,kebiasaan buka pintu nggak harus sekuat itu juga Jia,terus kamu ngapain disini?,inikan masih jam satu belum waktunya pulang sekolah"
Jian yang mendapatkan pertanyaan tersebut hanya bisa tersenyum sembari menggaruk tengkuknya
"Hehe aku bolos"jawabnya ragu-ragu,dan benar saja kevan yang awalnya duduk santai,kini sudah berdiri di hadapannya lalu menarik telinga Jian yang masih menggendong luna_yaitu kucing yang di bawa Juna beberapa hari lalu.
"Aw aw~sakit Abang!"ia meringis dikala kevan enggak melepaskan tangan dari telinganya
"Ini hukuman buat anak nakal kayak kamu,siapa yang ngajarin bolos sekolah hm?."ucapnya lalu melepaskan jeweran tersebut
"Sekarang balik lagi ke sekolah sana"
"Iih nggak mau~,Kalau aku balik nanti pak Deon marah terus ngehukum aku"
"Ya itu resiko kamu,siapa suruh bolos di pelajaran dia"jawab kevan acuh lalu kembali duduk
"Nggak mau,Jia nggak mau balik ke sekolah titik."ucapnya marah tanpa sadar ia memanggil namanya sediri dengan sebutan jia
"Terserah,paling juga sebentar lagi bakal ada yang datang jemput kamu"
Jian mendudukkan bokongnya di karpet dekat dengan Naufal sembari mengelus bulu halus luna,sesekali ia akan mengomel saat temannya itu kalah dalam game
"Gimana sih,massa gitu doang mati"tutur Jian dengan wajah sedikit mengejek
Naufal yang sedari tadi diam mendengarkan ocehan Jian,sekarang meletakkan handphonenya lalu mendekatkan wajahnya ke yang lebih muda.
"Shutt~bibirnya ngerocos terus dari tadi,mau aku cium biar kamu diem hm?"
Mendengar itu refleks Jian menutup mulutnya
"Ihh mesum!,aku aduin Abang langit nanti!""yaudah aduin sana,toh Langitnya nggak ada di sini"Naufal sekarang semakin mendekatkan wajahnya ke arah Jian
Tenang Naufal hanya bercanda,nggak mungkin dia cium Jian beneran,dia masih normal ya!
"Abang tolong~"mohon Jian pada kevan yang kini terlihat tak peduli, sebenarnya ia sudah berusaha kabur tetapi tangannya di pegang cukup erat oleh Naufal
"Nggak mau.siapa suruh kamu disini"
"Denger sendiri kan?,kevan nggak peduli"Naufal semakin menakut-nakuti
"Hiks....huee"pecah sudah tangis Jian,namun bukannya kasihan Naufal malah terkekeh melihat Jian menangis,bahkan anak itu sudah memberontak ingin lepas darinya, tetapi bukan Naufal jika membiarkan mangsanya pergi begitu saja.
Kalau di tanya soal kevan?dia tetap tenang sesekali melirik Naufal yang asik menjahili adiknya itu sampai menangis
kini atensi mereka mengarah ke pintu yang tiba-tiba dibuka oleh seseorang
"Tu kan,gue bilang juga apa,pasti bakal ada yang jemput tu bocah"gumam kevan dikala melihat langit yang sudah berdiri di depan pintu dengan raut wajah datar
Melihat langit,Jian dengan cepat melepaskan tangannya dari Naufal dan berlari menubruk tubuh tegap sang Abang
Langit yang tiba-tiba di peluk pun merasa keheranan ditambah mendengar isakan yang lebih muda,ia menangkup wajah Jian yang kini sudah di penuhi oleh air mata
"Kenapa kok nangis?"tanyanya lembut, padahal awalnya ia ingin marah pada seseorang di depannya ini karena telah bolos sekolah
"Hiks....N-naufal,massa dia mau cium bibir adek....huwaa..."ucapnya kembali terisak,bagaimana tidak,Naufal seperti om-om pedofil saja Dimata Jian sekarang,lain kali ia berjanji tak akan mengejek orang itu lagi,takut soalnya.
Langit memandang Naufal sembari menaikkan sebelah alisnya, seakan meminta jawaban
"Cuma bercanda gue lang,hehe jangan di anggap serius,suer nggak bohong"
"Dengar sendiri kan,Naufal cuma becanda,"langit mengelap pipi Jian"sekarang kita balik ke sekolah"ucapnya,sontak Jian melepaskan pelukan tersebut dan sedikit menjauh
"Nggak mau ke sekolah,nanti pak Deon marah"Langit dengan cepat mendekati tubuh Jian lalu menggendongnya seperti karung beras"Abang gak mau dengar alasan apapun,kamu salah memang harus di hukum."ujarnya sembari membawa Jian keluar menuju sekolah mereka,sesekali orang yang di gendongannya ini memberontak ingin turun tak jarang pula ia akan berteriak,seakan langit telah menculiknya saja.
Jadi mereka itu masuk siang ya guys bukan libur sekolah!,soalny waktu bab 7 itu aku sadar kalau udah salah ngetik,tapi sekarang udah aku benerin kok ಥ‿ಥ

KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory [END]
Horror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" bercerita tentang keh...