Chapter 45

3.5K 363 10
                                    

Samsung Medical Center.

Jennie sudah di pindah kan keruang inap.

Kini dia tengah mengisi tenaga nya. Dia makan sendiri? Tentu saja tidak!. Dia di temani oleh lisa suami siaganya. Badan nya masih terasa lemas, makan dengan di suapi itu lebih baik bukan.

"Sudah, jangan terlalu di pikirkan baby baik-baik saja."

Makan sambil melamun, pandangan nya terlihat kosong. Ya, dia masih memikirkan bayi kecil nya disana.

"Mama, ingin menjenguk nya dad." Ucap nya lirih.

"Mama akan, tapi mama harus sabar nee, mama harus pulih dulu biar bisa menjenguk baby. Setelah mama makan, daddy akan menjenguk baby lebih dulu tidak apa kan? Daddy sekalian ingin meninjau perkembangan baby."

Jennie menatap lisa dengan mata berkaca-kaca.

"Sudah mama jangan sedih, nanti daddy akan memotret putri kecil kita."

Memilih tenggelam di dalam pelukan suami nya. Dia perlu ketenangan saat ini, dan pelukan suami nya lah menjadi obat nya.

"Daddy sudah mengabari semua nya, daddy dan mommy kebetulan tidak bisa ke sini karena ada deadline, chaeng dan jisoo pun juga sama. Tapi daddy sudah mengabari jagoan nya mama, mungkin tidak lama lagi akan datang."

"Baby kesini bersama siapa dad?." Tanya nya

"Bersama joy sayang."

Dia hanya menganggukkan kepala nya mengiayakan.

Semantara itu di dalam taxi tidak henti nya buntelan lemak itu mengoceh. Dia terlalu senang mendengar adik yang di tunggu nya sudah lahir.

Joy pun sampai kewalahan menjaga anak bos nya yang super aktif ini.

"Baby senang?." Tanya joy

"Tentu, baby cangat cenang aunty kindel joy."

"Kenapa memanggil aunty ada kinder nya? Nama aunty itu joy saja tidak pakai kinder." Tanya joy mencoba menahan kekesalan nya.

"Nda papa aunty kindel joy, belani beda tu baik hehe." Kekeh nya

"Jika bukan anak bos, sudah ku karungin. Nyebelin sama seperti ayahnya." Gumam nya

"Nde, tenapa aunty kindel joy?." Tanya nya

"Tidak apa baby." Jawab nya dengan senyum terpaksa.

"Aneh, tantik-tandik gila." Ucap nya

"Aaaa babyy, kenapa berkata seperti itu?."

"Ya aunty bicala sendili, tenapa agi banak pikilan ya? Stleess hahaha."

"Aishh, buntelan lemak kecil-kecil mulut nya seperti cabai." Ucap nya dalam hati.

~

Tersenyum menatap sang anak, yang terbalut kabel di badan nya. Setetes cairan bening membasahi pipinya.

Menyentuh Inkubator sambil menghela napas nya. "Hallo putri kecil daddy, baby cantik sekali nak, pipi mu seperti pipi mandu punya mama. Baby, ruangan ini dulu adalah tempat kakak mu berada juga, dan sekarang baby yang ada disini. Kakak giel pasti senang mempunyai adik cantik seperti baby. Baby harus kuat nak ya, kami semua bersama baby. Maaf yang menjenguk baby cuma daddy. Karena mama masih belum bisa kemana-mana. Tapi nanti akan daddy pastikan pelukan kami menggantikan inkubator ini untuk menjadi penghangat baby. Kami semua sayang adik, love you putri cantik daddy." Mengecup inkubator itu seakan mengecup pipi mandu duplikat jennie.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang